Ekuador Operasi Menetralkan Geng Kriminal Usai Serangan ke Studio TV
Rabu, 10 Januari 2024 23:24
Reporter : Ekadyana N. Fauzi
Ilustrasi Insiden Serangan di Stasiun TV Ekuador/TimDigo.id
Jakarta, DigoID-Presiden Ekuador, Daniel Noboa, memberi perintah agar geng-geng kriminal “dinetralkan” menyusul kekerasan berhari-hari yang berpuncak pada serangan terhadap sebuah studio televisi. Sekelompok orang bersenjata dan mengenakan balaclava menyerbu sebuah studio stasiun televisi yang sedang menayangkan siaran langsung di Ekuador dan mengancam staf hingga ketakutan.
Para karyawan dipaksa tiarap saat siaran langsung stasiun televisi publik TC di Kota Guayaquil sedang berjalan. Beberapa saat kemudian siaran tersebut dihentikan. Kepolisian Ekuador belakangan datang dan mengaku telah membebaskan semua staf serta menangkap 13 orang. Senjata-senjata yang disita turut diperlihatkan ke media. Setidaknya 10 orang tewas sejak status darurat selama 60 hari dimulai di Ekuador sejak Senin, 8 Januari 2024.
Status darurat diumumkan setelah seorang ketua geng terkenal bernama Adolfo Macías Villamar alias Fito kabur dari penjara, belum diketahui apakah insiden di stasiun TV di Guayaquil ada hubungannya dengan kaburnya bos geng Choneros tersebut.
Di negara tetangga, Peru, pemerintah memerintahkan pengerahan polisi ke perbatasan untuk mencegah ketidakstabilan yang terjadi di negara itu Amerika Serikat mengecam “serangan kurang ajar” di Ekuador. AS menyatakan sedang “berkoordinasi erat” dengan Presiden Ekuador, Daniel Noboa, serta “siap memberikan bantuan”.
Ekuador adalah salah satu eksportir pisang terbesar di dunia. Negara itu juga mengekspor minyak, kopi, kakao, udang, dan produk ikan.
Meningkatnya kekerasan di negara tersebut dikaitkan dengan pertikaian antara kartel narkoba, baik asing maupun lokal, untuk menguasai jalur penyelundupan kokain ke AS dan Eropa. Dalam serangan ke stasiun TV di di Kota Guayaquil, pada Selasa, 9 Januari 2024, seorang pria menodongkan senapan ke kepala salah satu kru TV.
Seorang perempuan terdengar memohon, "Jangan tembak, tolong jangan tembak," sebagaimana dikutip dari berita AFP. Pada saat bersamaan seseorang terdengar berteriak kesakitan.
“Tolong, mereka datang untuk membunuh kami,” kata seorang karyawan stasiun televisi TC kepada kantor berita AFP melalui pesan WhatsApp.
"Tuhan jangan biarkan ini terjadi. Para penjahat sedang mengudara."
Kepolisian melanjutkan berhasil menangkap para tersangka penyerbu dan mengunggah video para tersangka ke media sosial. Aparat mengatakan para tersangka akan “dihukum karena tindakan teroris”.
Sejak tersiar kabar bahwa sekelompok pria bersenjata menyerbu stasiun TV di Guayaquil, penduduk Ibu Kota Quito, dilansir Reuters bahwa kota itu berada dalam kondisi yang kacau.
Polisi telah memerintahkan para pegawai di kompleks gedung pemerintah di Quito dievakuasi karena masalah keamanan.
“Terlalu banyak kegelisahan di kota ini,” kata seorang warga Quito bernama Mario Urena.
"Di tempat kerja, orang-orang berangkat lebih awal. Semua orang pergi, Anda melihat banyak kemacetan dan alarm di mana-mana. Terjadi kekacauan." lanjutnya.
Warga lain di Kota Cuenca menuturkan kepada kantor berita AFP betapa terkejutnya mereka melihat stasiun TV tersebut diserbu saat siaran langsung.
“Di Ekuador, kami belum pernah melihat hal seperti ini, di mana sebuah saluran dibajak dan siarannya dimulai dengan penembakan, penculikan,” kata Francisco Rosas.
"Situasi keamanan seperti apa yang kita hadapi? Jika sebuah stasiun televisi bisa diserang semacam ini, bayangkan saja restoran atau toko."
Pada Selasa, 9 Januari 2024, Presiden Noboa mengatakan bahwa “konflik bersenjata internal” kini terjadi di negaranya dan dia memobilisasi angkatan bersenjata untuk melakukan “operasi militer untuk menetralisir” dia menyebutnya “kejahatan transnasional terorganisir, organisasi teroris dan aktor non-negara yang berperang” .
Ucapan Presiden Noboa merupakan tanggapan terhadap gelombang kerusuhan di penjara, pelarian dari penjara, serta tindakan kekerasan lainnya yang menurut pihak berwenang dilakukan oleh geng kriminal.
Presiden Noboa secara eksplisit menyebut geng Choneros (dinamai sesuai Kota Chone di Provinsi Manabi) serta 21 geng lainnya: Aguilas, AguilasKiller, AK-47, Caballeros Oscuros, ChoneKiller, Covicheros, Cuartel de las Feas, Cubanos, Fatales, Ganster, Kater Piler, Lagartos, Raja Latin, Lobos, Los p.27, Los Tiburones, Mafia 18, Mafia Trebol, Patrones, R7 dan Tiguerones.