Dekranasda Wilayah Bandung Raya Geliatkan Ekonomi Masyarakat
Sabtu, 15 Oktober 2022 21:17
Reporter : Siti Ninu Nugraha
(Foto: humas bandung)
Bandung - Produk
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Kota Bandung kian meluaskan pasar
mereka sebagai upaya percepatan ekonomi pascapandemi. Salah satunya melalui
kolaborasi yang digagas Dekranasda Kabupaten Bandung Barat (KBB), Sabtu 15
Oktober 2022.
Ketua Dekranasda
Kota Bandung, Yunimar Mulyana sangat menyambut baik kolaborasi ini. Baginya,
kolaborasi antar dekranasda sangat diperlukan untuk meningkatkan perekonomian
masyarakat.
"Pihak
KBB bekerja sama dengan Hotel Mercure untuk menampilkan usaha UMKM se-Bandung
Raya dari KBB, Kabupaten Bandung, Kota Bandung, dan Cimahi. Produk kita juga
ada di sini, ada craft, kuliner, dan fesyen," ujar Yunimar.
Ia
menjelasakan, seluruh pemasaran produk UMKM di sini dikelola oleh Tlatah
Nusantara, tim pemasaran UMKM yang dibentuk Pemerintah Daerah (Pemda) KBB.
Inovasi
pameran di hotel menjadi langkah baik untuk memperluas pasar para UMKM yang
selama ini masih kesulitan dalam memperluas jaringan.
"Ini
sangat membantu pelaku usaha bisa berpameran. Pemkot Bandung juga sering melakukan
pameran di mal-mal. Sekarang mereka memiliki kesempatan lebih luas merambah ke
hotel," ungkapnya.
Sementara
itu, Ketua Dekranasda KBB, Sonya Fatmala menjelaskan, Tlatah Nusantara
merupakan wadah yang dibentuk untuk mengembangkan produk UMKM khususnya di KBB.
"Meski
ini forum dari KBB, tapi untuk bisa sukses kami tidak bisa sendirian. Maka kami
juga berkolaborasi dengan empat wilayah salah satunya Dekranasda Kota
Bandung," tutur Sonya.
Ia
berharap, langkah ini semoga bisa menjadi salah satu upaya untuk mengembangkan
ekonomi di KBB.
Menanggapi
hal tersebut, Ketua Dekranasda Provinsi Jabar, Atalia Praratya mengaku
membutuhkan suntikan semangat muda seperti ini untuk menciptakan ide baru.
Sehingga bisa menjadi jembatan untuk membuka ruang kreativitas para UMKM.
"Kita
sempat alami distrupsi yang luar biasa. Para pelaku UMKM bingung bagaimana cara
untuk menggeliatkan diri kembali. Mudah-mudahan semakin banyak ruang kreatif
seperti pasar kreatif dan hotel-hotel untuk menguatkan para UMKM," ungkap
Atalia.
Salah
satu produk UMKM Kota Bandung yang ikut terlibat adalah Hasan Batik. Staf
pengrajin Hasan Batik Bandung, Syifa memaparkan, produk tersebut merupakan
batik colet.
"Prosesnya
dicap dulu pakai lilin. Setelah itu dicelup muda agar kainnya berwarna.
Ditambah lagi cap dengan lilin untuk layer keduanya. Baru setelah itu dicolet
atau dilukis," papar Syifa.
"Lalu,
batik yang sudah selesai dicolet, ditutup lagi menggunakan lilin agar warnanya
terlindungi. Setelah itu dicelup lagi agar lebih pekat warna kainnya. Lalu,
lilinnya dibersihkan sehingga yang muncul adalah warna asli dari hasil
colet," imbuhnya.
Ia mengaku,
semasa pandemi, pesanan batik makin berkurang.
"Ada
yang pesan baju, sarung bantal, taplak meja, dan hiasan dinding. Kalau bikin
sarung bantal bisa jadi sehari," katanya.
Senada
dengan Syifa, Owner Bonami, Thesa menceritakan caranya untuk tetap bangkit
setelah pandemi.
Produk
yang ia buat adalah craft handmade berupa aksesoris dan home decore dengan
bahan dari kawat, batu alam, serta ada tali dan kulit juga.
"Sekarang
saya lagi bikin hiasan dinding balon udara, cuma belum beres pakai tapestri,"
jelas Thesa.
Dalam
membuat produk handmade, ia mengaku sangat tergantung dengan mood. Satu pcs
home decore bisa jadi 2-3 hari.