UGM Dukung Net Zero Mission Lewat Optimilisasi PLTS
Senin, 09 Januari 2023 15:11
Reporter : Fitri Sekar Putri
Ilustrasi panel surya
YOGYAKARTA -- Sejak Desember 2022, Universitas Gadjah Mada (UGM) telah mendukung program pemerintah melalui gerakan Net Zero Mission dengan pemasangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Dengan penggunaan PLTS tersebut, UGM telah berhasil mengurangi emisi karbon sebesar 22,29 ton CO2 yang setara dengan penanaman 891 pohon.
Hal tersebut sejalan dengan komitmen UGM dalam mencapai target Nationally Determined Contribution (NDC) yaitu penurunan emisi CO2 sebesar 29 persen pada tahun 2030 dan net zero emission pada tahun 2050.
Ketua tim peneliti dari Smart System Research Group, Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi UGM, Wayan Mustika memaparkan jika pada bulan Oktober 2022 dirinya mendapatkan mandat dari Direktorat Kemitraan, Alumni dan Urusan Internasional (DKAUI) untuk mengembangkan perangkat smart meter dan dashboard sistem informasi monitoring energi serta implementasi perangkat pada 14 titik bangunan yang akan dijadikan pilot project smart meter.
Implementasi pemasangan 14 perangkat smart meter ini berhasil dijalankan pada November 2022 lalu. Dengan rincian delapan titik digunakan untuk monitoring konsumsi energi listrik dalam gedung dan enam titik digunakan untuk monitoring energi listrik yang dihasilkan oleh PLTS.
"Enam titik smart meter untuk pemantauan energi listrik yang dihasilkan oleh PLTS diantaranya dipasang pada PLTS gedung IFFLC dan JBIC Fakultas Kehutanan, gedung BA Fisipol, gedung A Fakultas Hukum, gedung R. Soegondo FIB, dan gedung KLMB Fakultas Geografi," ujar Wayan dalam keterangan resminya seperti dilansir dari laman resmi UGM.
Terhitung hingga Desember 2022 lalu, PLTS yang dicetuskan oleh UGM ini telah berhasil menghasilkan 19.889,73 kWh. Angka tersebut masih dalam perkiraan mengingat sebagian sistem PLTS belum termonitpr secara online.
"Jika diasumsikan investasi instalasi (CAPEX) sistem PLTS diabaikan maka energi listrik yang dihasilkan oleh PLTS ini bersifat gratis, terbarukan, dan zero carbon emission. Jika energi listrik yang dihasilkan sistem PLTS gratis tentunya akan menghemat besarnya tagihan listrik dari utilitas seperti PLN karena sebagian energi listrik sudah didukung oleh PLTS," ujar Wayan.
Ia pun menyebutkan jika PLTS ini dapat menekan angka tagihan listrik sebesar 14.618.951,55 rupiah di Bulan Desember lalu. Padahal penggunaan PLTS di bulan Desember 2022 dinilai belum dapat berjalan efektif karena kondisi musim penghujan.
"Sehingga jika kita asumsikan rata-rata biaya listrik yang dapat dihemat oleh adanya sistem PLTS pada 6 gedung di UGM adalah 15 juta rupiah per bulan maka tiap tahun akan terjadi penghematan sebesar 180 juta rupiah per tahun," tutur Wayan.
Di samping penggunan PLTS yang dapat mendorong gerakan net zero mission, Wayan juga menyebutkan jika ada beberapa cara yang perlu ditempuh agar gerakan tersebut dapat berjalan dengan efektif. Diantaranya ialah melalui kebijakan dan sosialisasi hemat energi. Kemudian dengan penerapan manajemen penggunaan energi berbasis target konsumsi maksimum tiap bulan.
"Contohnya yang sudah diterapkan itu pada sistem monitoring smart campus UGM. Dimana sistem ini akan mengalokasikan target akumulatif harian yang tidak boleh dilewati oleh tiap-tiap bangunan yang ada. Jika target akumulatif harian terpenuhi maka sistem akan memberikan peringatan berbentuk visual dan juga notifikasi telegram ke staf Aset," ujar Wayan.
Menurut Wayan monitoring produksi PLTS bulanan secara online dan evaluasi produksi tiap bulan penting dilakukan untuk merencanakan pemeliharaan. Menurutnya, produksi PLTS yang maksimal akan mengurangi biaya tagihan listrik ke PLN.
"Secara umum, penghematan tagihan listrik UGM akan dapat dicapai apabila dua hal dapat terpenuhi yaitu konsumsi energi listrik dalam bangunan mengalami tren penurunan, dan produksi listrik pada sistem PLTS berada dalam kondisi optimal," tutup Wayan.