Defisit APBN Era Transisi ke Prabowo Tertinggi Dalam Sejarah, Kata Sri Mulyani Sudah Dipertimbangkan!
Rabu, 05 Juni 2024 18:08
Reporter : Tim Digo.id
Ilustrasi defisit APBN era transisi ke Prabowo jadi yang tertinggi dalam sejarah/Digo.id
Jakarta, DigoID-Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Dolfie Othniel Frederic Palit, baru aja melontarkan kritik pedas soal defisit APBN di era transisi dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Prabowo Subianto. Menurutnya, defisit ini adalah yang tertinggi dalam sejarah transisi pemerintahan di Indonesia.
Dalam Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-pokok Kebijakan Fiskal (KEM PPKF) untuk APBN 2025, defisit APBN tahun depan dirancang antara 2,45 persen sampai 2,82 persen dari produk domestik bruto (PDB). Kalau dihitung, defisit ini hampir 3 persen dari PDB, yang artinya bisa mencapai minimal Rp600 triliun.
“Setiap pergantian pemerintahan kita punya preseden defisit. Nah, defisit transisi ini adalah yang paling tinggi dari proses transisi yang pernah ada,” kata Dolfie dikutip dari CNN Indonesia, Rabu, 5 Juni 2024.
Sebelumnya Memang Berapa?
Kalau kita lihat sejarahnya, emang bener sih. Pada RAPBN 2005 atau masa transisi dari Megawati ke SBY, defisitnya cuma 0,8 persen dari PDB, sekitar Rp16,9 triliun. Sementara di RAPBN 2015 atau masa transisi dari SBY ke Jokowi, defisitnya sekitar 2,32 persen dari PDB atau sekitar Rp257,6 triliun. Jadi, defisit transisi kali ini emang paling tinggi dibandingkan sebelumnya.
Dolfie juga mempertanyakan, defisit sebesar itu bakal dipake buat apa. “Presidennya belum kerja, anggarannya sudah defisit lebih dari Rp600 triliun. Ini untuk membiayai program siapa?” tanya dia dengan nada skeptis.
Sri Mulyani: Udah Dipertimbangin Kok!
Nah, Menteri Keuangan, Sri Mulyani, sebelumnya udah memaparkan bahwa defisit anggaran pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka bakal ada di level 2,45 persen sampai 2,82 persen. Ini juga buat menanggapi permintaan Fraksi PDI-P pada rapat Paripurna sebelumnya yang minta defisit anggaran disusun menuju 0 persen pada 2025.
Sri Mulyani menjelaskan, defisit tersebut disusun dengan mempertimbangkan semua program belanja dan pendapatan yang udah dirancang buat tahun depan. Contohnya, konsumsi pemerintah dan investasi diperkirakan tumbuh 4,7 persen sampai 5,2 persen.
Sementara itu, pertumbuhan ekonomi ditargetkan bisa mencapai 5,1 persen sampai 5,5 persen, dengan motor penggerak utamanya konsumsi rumah tangga yang diharapkan tumbuh 5 persen sampai 5,2 persen. Ini semua didukung oleh pengendalian inflasi yang terus dijaga agar daya beli masyarakat tetap kuat.
Sri Mulyani bilang, target perekonomian emang cukup ambisius tapi tetap realistis. Ini semua bagian dari rencana besar buat mencapai Indonesia Emas 2045. “Dengan kualitas dan inklusivitas yang perlu diperbaiki terus untuk mencapai pertumbuhan ekonomi tinggi, kontribusi dari produktivitas harus ditingkatkan. Ini dapat diperoleh lewat investasi SDM dan transformasi ekonomi agar menciptakan nilai tambah yang semakin tinggi dalam perekonomian nasional,” tutupnya.