Sejarah Perjalanan Sepatu Bata Hingga Akhirnya Harus Menyerah Tutup Pabrik di Purwakarta

Senin, 06 Mei 2024 21:03

Reporter : Tim Digo.id

top-news

Ilustrasi sepatu merek Bata tutup pabrik/Digo.id

Jakarta, DigoID-Ceritanya nih, ada pabrik sepatu di Purwakarta, Jawa Barat, namanya PT Sepatu Bata Tbk (BATA), yang lagi merana banget. Katanya, permintaan sepatu dari pabrik ini turun drastis, sampe-sampe perusahaan ini rugi terus menerus selama empat tahun terakhir. Tragis banget, kan?

Nah, akibatnya, sekitar 230 buruh di pabrik itu harus ngelabur ke dalam lautan pengangguran gara-gara PHK. Kepala Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Cabang Purwakarta, Alin Kosasih, cerita ke CNBC Indonesia, Senin, 6 Mei 2024..

Alin bilang, perusahaan BATA nawarin duit kompensasi atau pesangon sekali lipat dari Peraturan Menteri Tenaga Kerja (PMTK). Tapi, katanya lagi, karena ada beberapa hal sosial dan kejutan-kejutan lainnya, buruh-buruhnya lagi berunding sama perusahaan buat nambahin duit pesangonnya.

"Jadi, perusahaan sekarang nawarin kompensasi sesuai PMTK, atau pesangon sekali lipat masa kerja. Tapi, buruh-buruh di PT Bata masih nolak karena lagi ada negosiasi buat tambahin duit pesangonnya. Mereka kaget banget sama keputusan tiba-tiba perusahaan untuk berhenti produksi," begitu katanya.

Nasib Buruhnya Gimana?

Nah, buat catatan aja, ya, karyawan atau buruh yang kena PHK punya hak dapet pesangon sesuai dengan aturan PMTK, yang sekarang mengacu pada Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003. Nah, kalo PHK itu terjadi karena alasan perusahaan tutup gara-gara rugi terus menerus selama 2 tahun, atau karena ada keadaan yang memaksa (force majeure), buruh berhak dapet pesangon 1 kali lipat aturan Pasal 156 ayat (2), UPMK 1 kali lipat aturan Pasal 156 ayat (3), dan uang penggantian hak sesuai aturan Pasal 156 ayat (4).

Jadi, kalo karyawan berhak atas 1 PMTK, berarti dia dapet pesangon sebesar 1 kali lipat aturan Pasal 156 ayat (2), 1 kali lipat aturan uang penghargaan masa kerja dalam Pasal 156 ayat (3), dan uang penggantian hak sesuai Pasal 156 ayat (4). Makanya, buruh-buruhnya lagi berusaha keras buat dapetin yang seadil-adilnya dari situasi ini.

Awal Mula Kebangkrutan Bata

Nah, Direktur Bata, Hatta Tutuko, juga bilang kalo perusahaan udah berusaha keras selama empat tahun terakhir buat ngatasi masalah ini di tengah situasi industri yang sulit gara-gara pandemi dan perubahan perilaku konsumen yang super cepet. Tapi sayangnya, upaya mereka belum optimal dan akhirnya buntutnya pabrik harus ditutup.

"Perseroan udah nggak bisa lanjutin produksi di pabrik Purwakarta, karena permintaan dari pelanggan buat jenis produk yang diproduksi di sana terus turun dan kapasitas produksi pabrik jauh lebih besar dari kebutuhan yang bisa dipenuhi dari pemasok lokal di Indonesia," gitu kata Hatta dalam keterangan yang dilansir BEI, Senin, 6 Mei 2024.

Lihat aja dari laporan keuangannya per 31 Desember 2023, Bata mencatat rugi tahun itu yang bisa dibilang gede banget, sekitar Rp190,29 miliar. Nilai ini naik sampe 79,65% dari tahun sebelumnya yang sekitar Rp105,92 miliar di tahun 2022.

Dan bukan cuma itu aja, penjualan bersih Bata juga turun drastis, dari Rp 643,45 miliar jadi Rp 609,61 miliar di tahun 2023, turun sekitar 5,26% dibanding tahun sebelumnya.

Tuh, tren penurunan laba Bata sendiri udah berlangsung selama empat tahun. Di 2020, pas awal-awal pandemi Covid-19, Bata nyatet kerugian sekitar Rp177,76 miliar, dari yang tadinya laba Rp23,44 miliar. Trus di 2021, rugi bersihnya sedikit membaik jadi sekitar Rp51,2 miliar, tapi kembali melejit lagi di tahun 2022 jadi sekitar Rp105,91 miliar.

Flashback Sepatu Bata Yang Dikira Produk Indonesia

Jadi, kalau kita flashback sebentar, Bata itu dulu jadi pilihan utama banget buat orang Indonesia kalau mau beli sepatu baru, entah itu buat sekolah atau buat kerja.

Harganya murah, kualitasnya oke, dan gampang dicari, jadi alasan utama kenapa banyak yang suka beli. Lagian, Bata udah lama eksis di Indonesia, loh, sejak tahun 1931. Jadi, ya, orang-orang pada familiar banget sama merek sepatu ini. Apalagi, kata "Bata" udah masuk KBBI, artinya itu udah jadi bagian dari kosa kata kita yang berarti "benda yang berbentuk persegi panjang kayak kotak atau peti kecil".

Eh, tapi tau nggak? Banyak yang ngira Bata itu produk Indonesia, padahal enggak, bro. Bata itu sebenernya produk Eropa, tepatnya dari Ceko. Dan nama "Bata" itu diambil dari nama pendiri dan penciptanya, yaitu Tomas Bata.

Perjalanan Bata Dari Ceko ke Indonesia

Tomas itu pengusaha asal Ceko, nih. Dia punya modal pinjaman dari ibunya sebesar US$ 350, terus dia sama saudara-saudaranya mendirikan pabrik sepatu Bata di Zlin pada 24 Agustus 1894.

Dari situ, dia sering banget keliling cari inspirasi buat bikin sepatu. Dia juga belajar nyari mesin pembuat sepatu, loh. Dia bahkan pernah ke New England (Amerika Serikat) buat belajar bikin sepatu dengan cara daftar jadi buruh di pabrik sepatu. Baru deh, setelah dapet ilmu cukup, dia balik ke Ceko buat praktikin semua ilmu yang dia dapet.

Dan untungnya, waktu dia balik ke Ceko, Eropa lagi pada perang, Perang Dunia I (1914-1918). Karena itu, Bata dapet order sepatu tentara dalam jumlah besar. Bahkan, katanya, selama periode perang itu Bata bisa produksi 50 ribu sepatu, loh! Dari situ, Bata mulai ekspansi ke berbagai negara.

Mulai dari Swiss, terus ke Inggris, Prancis, Belanda, Kanada, sampai Hindia Belanda. Jejak Bata di Hindia Belanda bisa dideteksi sejak 1931, waktu mereka bikin gudang impor sepatu di Tanjung Priok.

Bisnis Bata Termasuk Awet di Pasaran

Menurut "The Encyclopedia of the Industrial Revolution in World History" (2014), Bata mampu bertahan dan bahkan berkembang pesat, meskipun pendirinya, Tomas, meninggal karena kecelakaan pesawat pada 1932. Tapi bisnis Bata tetep berjalan, bahkan dipegang oleh anaknya. Dan di Hindia Belanda, Bata sukses banget sampai jadi 'raja sepatu' setelah mereka dirikan pabrik di Kalibata pada 1939.

Dan sejak itu, Bata tetep eksis, bro, apapun tantangannya. Bahkan, pas zaman sulit pun Bata tetep buka, dan nggak cuma untuk rakyat biasa, loh, tapi juga untuk para pemimpin negara. Sukarno, proklamator kita, dulu juga pakai sepatu Bata, loh! Katanya, dia punya 3 dus sepatu Bata buat olahraga.

Redaktur : seno

TOP NEWS

Berita Terkait


uang-palsu-semakin-menggila-hingga-tersedia-di-marketplace-bi-berharap-masyarakat-tetap-tenang

Uang Palsu Semakin Menggila Hingga Tersedia di Marketplace, BI Berharap Masyarakat Tetap Tenang

Peredaran uang palsu masih jadi mimpi buruk yang menghantui masyarakat kita, bahkan sudah terang-ter...

rumah-dengan-njop-dibawah-rp2-miliar-tak-lagi-bebas-pajak-di-jakarta-efek-pindah-ibukota

Rumah Dengan NJOP Dibawah Rp2 Miliar Tak Lagi Bebas Pajak di Jakarta, Efek Pindah Ibukota?

Mulai sekarang, rumah dengan harga dibawah Rp2 miliar juga kena pajak, Heru Budi bilang masyarakat b...

tokopedia-bakal-phk-450-karyawannya-mulai-hari-ini-korbannya-dapet-apa-aja

Tokopedia Bakal PHK 450 Karyawannya Mulai Hari Ini, Korbannya Dapet Apa Aja?

Perusahaan induk TikTok, yaitu ByteDance, kabarnya bakal melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) te...

anggaran-bkpm-diturunin-bahlil-kebakaran-jenggot-hingga-ancam-turunkan-investasi-2025

Anggaran BKPM Diturunin, Bahlil Kebakaran Jenggot Hingga Ancam Turunkan Investasi 2025

Menteri Investasi sekaligus Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia, ngegas nih gara-gara target investasi 202...

ikn-belum-juga-dilirik-investor-asing-lagi-lagi-jadi-beban-apbn

IKN Belum Juga Dilirik Investor Asing, Lagi-lagi Jadi Beban APBN?

Bahlil Lahadalia ngejelasin jika hingga saat ini belum ada investasi asing ke IKN, menunggu setelah...

terlilit-pinjol-hingga-fraud-akankah-kiprah-indofarma-akan-berakhir

Terlilit Pinjol Hingga Fraud, Akankah Kiprah Indofarma Akan Berakhir?

Erick Thohir angkat bicara soal masalah yang sedang mendera PT Indofarma, perusahaan farmasi yang su...

rekor-20204-cadangan-devisa-ri-naik-jadi-us-139-miliar-karena-penerimaan-pajak

Rekor 20204: Cadangan Devisa RI Naik Jadi US$ 139 Miliar, Karena Penerimaan Pajak

Bank Indonesia beberkan kenaikan cadangan devisa RI yang menyentuh angka US$ 139 Miliar setelah sebe...

keponakan-jokowi-lulusan-s1-itb-yang-kini-jadi-manager-pertamina

Keponakan Jokowi: Lulusan S1 ITB Yang Kini Jadi Manager Pertamina

Sebelum menjadi Manager Pertamina, ternyata keponakan Jokowi pernah menjabat sebagai Vice President...

defisit-apbn-era-transisi-ke-prabowo-tertinggi-dalam-sejarah-kata-sri-mulyani-sudah-dipertimbangkan

Defisit APBN Era Transisi ke Prabowo Tertinggi Dalam Sejarah, Kata Sri Mulyani Sudah Dipertimbangkan!

DPR pertanyakan defisit APBN era transisi ke Prabowo tertinggi dalam sejarah dan jawaban Sri Mulyani