Rupiah Terlihat Melemah Menjelang Debat Cawapres
Kamis, 21 Desember 2023 20:03
Reporter : Ekadyana N. Fauzi
Ilustrasi Rupiah Melemah/TimDigo.id
Jakarta, DigoID-Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan hari ini mengalami pelemahan, menjelang debat perdana Calon Wakil Presiden (Cawapres) terkait isu-isu ekonomi.
Mengutip data Bloomberg, Kamis, 21 Desember 2023, rupiah hingga pukul 9.20 WIB berada di level Rp 15.542 per USD. Mata uang Garuda tersebut turun 31 poin atau setara 0,15 persen dari Rp15.511 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Sementara menukil data Yahoo Finance, rupiah berada di level Rp15.544 per USD, turun 40 poin atau setara 0,25 persen dari Rp15.504 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi memprediksi rupiah hari ini akan bergerak secara fluktuatif. Meski demikian rupiah kemungkinan besar akan mengalami penguatan.
"Untuk perdagangan hari ini, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp15.490 per USD hingga Rp15.550 per USD,", ujar Ibrahim, dilansir medkom, Kamis, 21 Desember 2023..
Adapun, The Fed mengisyaratkan pihaknya telah selesai menaikkan suku bunga dan akan menurunkan suku bunga pada 2024. Tindakan ini memicu pelemahan tajam dolar AS, dan meningkatkan spekulasi mengenai kapan bank sentral tersebut akan mulai memangkas suku bunganya.
Goldman Sachs memperkirakan akan ada lima pemotongan pada tahun depan, dengan sebagian besar pemotongan tersebut bisa dilakukan pada paruh pertama tahun ini.
Harga Fed Fund berjangka menunjukkan para pedagang memperkirakan peluang lebih dari 67 persen untuk penurunan 25 basis poin pada Maret 2024. Bank sentral juga diperkirakan akan memangkas suku bunga lebih lanjut pada April dan Mei.
"Namun para pejabat Fed memperingatkan bahwa perdagangan ini masih berisiko, terutama jika inflasi tetap kaku dan memerlukan kebijakan suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama dari The Fed," jelas Ibrahim.
Para pedagang juga sebagian besar mengabaikan peringatan dari pejabat Fed, antusiasme terhadap penurunan suku bunga awal terlalu dilebih-lebihkan, dengan penurunan berkelanjutan dalam dolar dan imbal hasil obligasi pemerintah menunjukkan semakin besarnya keyakinan suku bunga dapat mulai turun pada Maret 2024.
Di sisi lain, Bank Rakyat Tiongkok mempertahankan suku bunga pinjamannya tidak berubah pada rekor terendah. Meskipun langkah ini sudah diperkirakan secara luas, hal ini menyoroti betapa kecilnya ruang gerak yang dimiliki PBOC untuk menjaga kebijakan tetap longgar dan mendukung pemulihan ekonomi di Tiongkok.