Ramai Eskalasi Konflik Timur Tengah Iran vs Israel Terhadap Ekonomi Indonesia
Rabu, 17 April 2024 12:45
Reporter : Ekadyana N. Fauzi
ILustrasi Konflik di Timur Tengah Iran vs Israel/TimDigo.id
Jakarta, DigoiD-Denger kabar yang lagi rame banget di sosmed? Konflik di Timur Tengah lagi panas parah, loh! Iran sama Israel lagi tegang banget. Gak main-main, lo! Iran ngegempur Israel pake ratusan rudal dan drone pas Sabtu, 13 April 2024 lalu, ngeri, kan? Nah, yang lebih bikin greget lagi, Israel balik ngerespon dengan menghancurkan gedung Konsulat Iran di Suriah. Kedua negara ini kayak lagi main 'eye for an eye', tapi levelnya udah sampe dunia internasional.
Konflik Timur Tengah yang Memanas
Jadi, ceritanya gini, Iran kesel abis karena gedung konsulat mereka dihancurin. Langsung aja, mereka ngasih balasan dengan serangan balik dan yang lebih ngebuat panas, dua Jenderal Iran ikut tumbang dalam serangan itu! Udah kayak adegan film action aja, ngeri.
Nah, lo pikir aja, konsekuensinya gimana? Konflik kayak gitu kan bisa bikin gejolak gede di perekonomian dunia. Termasuk kita, dong, Indonesia. Makanya, pemerintah kita lagi siap-siapin strategi buat hadepin dampak dari konflik ini.
Dampak Eskalasi Konflik Terhadap Perekonomian
Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian kita, udah ngomongin soal potensi dampak konflik di Timur Tengah ke ekonomi kita. Dia bilang, bakal ada getarannya di pasar keuangan, khususnya pas bukaan perdagangan besok. Jadi, kita mesti stay tuned, bro. Gak tau nih, harga saham atau nilai tukar bakal terpengaruh atau enggak.
"Rambatan dampak (eskalasi konflik) kepada pasar finansial Indonesia baru akan terlihat saat pembukaan pasar besok pagi," kata Airlangga dikutip dari keterangan tertulis, Selasa, 16 April 2024.
Rapat Terbatas Untuk Antisipasi Dampak Ekonomi
Update terbaru nih tentang gimana pemerintah lagi sibuk-sibuknya ngehadepin potensi dampak konflik di Timur Tengah ke ekonomi kita. Airlangga, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, langsung ngadain rapat terbatas bareng semua orang penting di bidang ekonomi dan juga Duta Besar dari negara sahabat.
Intinya mereka lagi siapin langkah-langkah antisipatif buat ngelindungin kepercayaan pasar atas efek negatif dari konflik ini. Salah satunya, mereka mau jagain harga-harga komoditas yang bisa naik drastis, terutama minyak. Kan kalo konflik lagi panas, pasokan minyak bisa terganggu, itu bakal langsung berdampak ke harga-harga di pasar.
"Langkah-langkah antisipatif akan disiapkan untuk menjaga kepercayaan pasar atas dampak potensi semakin meningkatnya harga komoditas terutama minyak akibat terganggunya pasokan, serta kenaikan harga emas, sebagai aset safe haven, dan rambatan ke sektor lainnya," ungkap Airlangga.
Terus, ada juga yang bahas soal gangguan di rantai pasokan lewat Terusan Suez. Kalo Terusan Suez ada masalah, biaya kargo bisa naik tinggi. Produk-produk kayak gandum, minyak, dan komponen alat produksi dari Eropa bisa terganggu banget.
"Pastinya Pemerintah tidak tinggal diam, kita akan siapkan sejumlah kebijakan strategis untuk memastikan agar perekonomian nasional tidak terdampak lebih jauh. Tentunya tingkat kepercayaan pasar kepada kemampuan perekonomian nasional untuk merespons dampak eskalasi konflik mesti kita jaga," tegas Airlangga.
Nah, gak cuma itu aja, bro. Pemerintah juga udah siapin kebijakan-kebijakan strategis buat nangkep dampak konflik ini, biar ekonomi kita gak kena lebih parah. Mereka juga mau jaga tingkat kepercayaan pasar sama kemampuan ekonomi kita buat nangkep masalah ini. Keren, kan?
Airlangga Meminta Pelaku Pasar Tetap Tenang
Airlangga juga ngomongin soal perlunya pelaku pasar buat tetep tenang dan gak ambil langkah spekulatif. Pemerintah kita bakal terus pantau situasi global dan regionalnya, trus bakal ambil langkah yang fokus buat jaga stabilitas sistem keuangan kita.
"Kita harapkan para pelaku pasar untuk tetap tenang dan tidak mengambil langkah spekulatif. Pemerintah akan terus mencermati perkembangan global dan regional yang ada serta akan mengambil langkah-langkah yang kuat dan fokus dalam menjaga stabilitas sistem keuangan," tutur Airlangga.
Tapi, Menko Bidang Perekonomian ini juga ngeyakinin kita, bro. Perekonomian Indonesia masih kuat, loh! Pertumbuhan ekonomi kita masih di atas 5% dan inflasi juga terkendali. Trus, neraca perdagangan kita juga masih surplus sampe bulan Februari 2024, dan cadangan devisa kita juga masih kuat.
Jadi, gak usah panik. Pemerintah kita udah siapin respons kebijakan yang terukur buat nangkep dampak konflik ini. Semoga aja, semua bisa berjalan dengan baik dan ekonomi kita tetep stabil di tengah situasi yang gini, ya.