Putusan MK Tentang Ambang Batas Parlemen Bikin Partai Ngarep Diberlakukan 2024

Jumat, 01 Maret 2024 17:33

Reporter : Tim Digo.id

top-news

Ilustrasi Parliamentary Threshold Parlemen/TimDigo.id

 

Jakarta, DigoID-Keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) tentang ketentuan ambang batas parlemen atau parliamentary threshold ini beneran bikin heboh, guys. Gimana enggak, MK menilai kalau ketentuan ambang batas parlemen yang gedenya 4% suara sah nasional itu dibilang gak sejalan sama prinsip kedaulatan rakyat. Kok bisa ya?

Parliamentary Threshold Parlemen 4% Dihapus?

Gini nih, ceritanya pada Kamis, 29 Februari 2024, MK gelar Sidang Pengucapan Putusan di ruang sidang pleno MK. Pada putusan tersebut, hakim ngabulin perkara yang diajukan oleh Perkumpulan Untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), guys.

Ketua MK Suhartoyo ngebacain Amar Putusan seperti dikutip dari website resmi mkri.id, Jumat, 1 Maret 2024. Lantang Suhartoyo baca, “Mengabulkan permohonan Pemohon untuk sebagian. Menyatakan norma Pasal 414 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum  adalah konstitusional sepanjang tetap berlaku untuk Pemilu DPR 2024 dan konstitusional bersyarat untuk diberlakukan pada Pemilu DPR 2029 dan pemilu berikutnya sepanjang telah dilakukan perubahan terhadap norma ambang batas parlemen serta besaran angka atau persentase ambang batas parlemen dengan berpedoman pada persyaratan yang telah ditentukan.”

Sebelumnya, Perludem ngerasa gak enak sama norma Pasal 414 ayat (1) UU Pemilu yang bilang "paling sedikit 4% (empat persen) dari jumlah suara sah secara nasional". Pemohon, yang sebenernya suara berisik itu, bilang kalo ambang batas parlemen ini nyambung banget sama sistem pemilu proporsional. Menurut mereka, ambang batas ini jadi salah satu kunci buat nyetel hasil pemilu jadi lebih adil, gitu.

Angka 4% Gak Rasional

Nah, menurut Saldi Isra, Wakil Ketua MK, yang jadi pembaca pertimbangan hukum, Mahkamah ngakunya gak nemu dasar metode dan argumen yang bener-bener masuk akal buat nentuin angka atau persentase ambang batas parlemen ini, termasuk cara nentuin 4% dari suara sah nasional di Pasal 414 ayat (1) UU Pemilu. Bahkan, dari keterangan pembentuk undang-undangnya, kayak Presiden sama DPR, mereka juga gak nemuin dasar rasional buat milih angka 4% itu. Disitu, Mahkamah ngomong kalo ini udah bikin ketidakpastian, bro!

Trus, Saldi nyambungin, ambang batas parlemen ini bener-bener ngaruh ke hasil pemilu, terutama soal konversi suara jadi kursi di DPR yang harusnya proporsional. Dia kasih contoh Pemilu 2004, suara yang nggak kepake atau terbuang itu banyak banget, sekitar 18% dari suara sah nasional. Terus Pemilu 2019, ada 9,7% suara yang gak bisa jadi kursi DPR. Faktanya, jumlah partai politik di DPR jadi lebih banyak dibandingkan hasil Pemilu 2009 dan 2019, meski suara yang terbuang tetep tinggi.

Saldi tambahin lagi, fakta ini nunjukin kalo ambang batas parlemen bikin disproporsional antara suara pemilih sama jumlah partai politik di DPR. Jelas, ini bikin konstitusi hak rakyat terciderai, bro! Hak buat dipilih juga jadi tereduksi kalo suaranya banyak tapi partainya gak tembus ambang batas parlemen.

Mahkamah juga bilang kalo penentuan angka atau persentase ambang batas parlemen yang gak punya dasar metode dan argumen yang cukup, bikin hasil pemilu jadi gak proporsional, alias nggak adil. Padahal, menurut Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 3/PUU-VII/2009, kewenangan pembentuk undang-undang boleh asal gak melanggar hak politik, kedaulatan rakyat, dan rasionalitas.

Intinya, Mahkamah nyaranin buat nge-ganti norma Pasal 414 ayat (1) UU Pemilu, tapi harus serius, ya! Didesain buat dipake terus, gak boleh bikin suara banyak yang terbuang, dan jangan lupa, harus selesai sebelum Pemilu 2029. Prosesnya juga harus melibatkan semua pihak yang peduli, termasuk partai politik yang gak dapet kursi di DPR.

Peraturannya Berlaku Kapan? PPP Sih Ngarepnya 2024

Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ternyata kena imbasnya, guys. Mereka kayaknya berisiko gak bisa ngerasain kursi di Senayan. Real count dari KPU baru nongolin angka 3,97 persen buat PPP, sedangkan total suara yang masuk udah mencapai 65,62 persen.

Sementara itu, PDI Perjuangan masih jadi raja dengan 16,44 persen, mantep!

Rommy, Ketua Majelis Pertimbangan PPP, punya respon keras buat situasi ini. Dia bilang Mahkamah Konstitusi (MK) yang udah ngeluarin putusan soal ngilangin ambang batas parlemen 4 persen harusnya segera diterapin buat Pemilu 2024.Rommy nyaranin KPU buat konsultasi langsung sama MK buat ubah peraturan mereka demi nerapin putusan ini.

"KPU sebaiknya segera berkonsultasi kepada MK, untuk melakukan perubahan peraturan KPU menyambut putusan ini, untuk segera diterapkan pada Pemilu 2024," ujar Rommy yang ngebut ngomongnya, bersumber dari tribunnews, Jumat, 29 Februari 2024.

Rommy sendiri seneng banget sama putusan MK yang ngehapus ambang batas parlemen. Dia ngeliat ini sebagai kemenangan kedaulatan rakyat, karena setiap suara pemilih bakal jadi kursi. Sesuai esensi sistem pemilu proporsional, gak ada suara rakyat yang terbuang. Rommy juga nyindir soal semangat yang harusnya sama, dan putusan ini seharusnya berlaku ke depan, starting from the day it was decided. Meski tahapan penghitungan menurut dia belum mulai, tapi ini udah bikin suasana makin panas, nih!

Kata Mahfud MD: Ngimpi!

Cawapres nomor urut 3, Mahfud MD, juga heboh ngomongin putusan MK ini, guys. Dia tegas banget, bro, bilang kalo aturan baru ini gak berlaku buat Pemilu 2024, tapi baru mulai Pemilu 2029. Jadi, partai yang suaranya di bawah 4 persen di Pemilu 2024 tetap gak bisa nyelonong ke parlemen. Katanya sih, aturannya masih yang lama.

“Kan disebut juga berlaku sebelum (Pemilu) 2029, tapi yang (Pemilu) 2024 berlaku (aturan) yang lama. Jadi jangan bermimpilah yang sudah dapat 1 persen, 2 persen itu lalu bisa masuk (parlemen) sekarang, itu enggak bisa,” ucap Mahfud MD dikutip dari Kompas, Jumat, 1 Maret 2024.

Mahfud ngingetin kalo DPR harus nyentuh dulu ambang batas parlemen yang sekarang ada di Pasal 414 ayat (1) UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu. Trus, besaran ambang batas parlemen yang baru bakal tergantung pembahasan di DPR dan stakeholder lainnya. Mahfud juga yakin, angka ambang batas parlemen yang bakal diubah gak tentu nol, ya. Dia bilang MK pasti punya banyak pertimbangan sebelum memutuskan perubahan ini.

Sejarah Ambang Batas Parlemen

Nah, Mahfud cerita juga soal sejarah ambang batas parlemen dari zaman reformasi. Pada Pemilu 1999, misalnya, ambang batasnya 2 persen. Waktu itu, kalo partai gak nyampe ambang batas, mereka gak boleh ikutan pemilu berikutnya, kecuali mereka bergabung sama partai lain. Tapi, seiring jalan waktu, ambang batas parlemen terus berubah. Pada Pemilu 2009, naik jadi 2,5 persen. Trus, Pemilu 2014, lagi naik jadi 3,5 persen. Terakhir, Pemilu 2019 dan 2024, tembus 4 persen.

Mahfud sih gak ambil pusing sama perubahan ini. Dia bilang, "Gak apa-apa lah, mau dihapus semua juga." Meskipun belum baca detail, Mahfud ngerasa kalo ini beda dengan kerangka dasar yang dibangun pas awal-awal reformasi. Dia juga ngeyakinin kalo ini udah lama jadi perbincangan sejak sebelum reformasi, terutama tentang ambang batas atau parliamentary threshold. (wd)



Redaktur : seno

TOP NEWS

Berita Terkait


pks-dan-nasdem-kompak-tinggalkan-anies-benarkah-tak-lagi-layak-pimpin-jakarta

PKS dan Nasdem Kompak Tinggalkan Anies, Benarkah Tak Lagi Layak Pimpin Jakarta?

Bakal calon Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, mulai ditinggal partai pengusungnya saat Pilpres 2...

nikita-mirzani-tolak-marshel-jadi-calon-wakil-walikota-tangsel-berikut-sederet-kontroversinya

Nikita Mirzani Tolak Marshel Jadi Calon Wakil Walikota Tangsel, Berikut Sederet Kontroversinya

Dari beli konten porno Dea Onlyfans hingga masalah attitude, bikin komika Marshel Widianto ditolak o...

dilema-pks-di-pilkada-jakarta-antara-kursi-cawagub-atau-setia-dibelakang-anies-baswedan

Dilema PKS di Pilkada Jakarta, Antara Kursi Cawagub Atau Setia Dibelakang Anies Baswedan?

PKS baru-baru ini mengakui bahwa mereka ditawari posisi cawagub di Pilkada Jakarta 2024 dari Koalisi...

pdip-kelabakan-lapor-komnas-ham-hingga-bareskrim-imbas-disitanya-dokumen-partai

PDIP Kelabakan Lapor Komnas HAM Hingga Bareskrim Imbas Disitanya Dokumen Partai

Tim Hukum DPP PDIP bakal melaporkan penyidik KPK ke Bareskrim Polri setelah sebelumnya juga telah me...

duet-anies-kaesang-dapat-lampu-hijau-dari-gibran-anies-sendiri-tidak-menolak

Duet Anies-Kaesang Dapat Lampu Hijau Dari Gibran, Anies Sendiri Tidak Menolak!

Kaesang Pangarep, Anies Baswedan dan Gibran akhirnya buka suara soal kemungkinan dia berduet dengan...

grace-natalie-dapat-jatah-komisaris-sebagai-bentuk-tradisi-politik-gajinya-berapa-ya

Grace Natalie Dapat Jatah Komisaris Sebagai Bentuk Tradisi Politik, Gajinya Berapa Ya?

Penunjukan Grace Natalie dari PSI, Fuad Bawazier, dan Simon Aloysius Mantiri dari Gerindra menduduki...

hasto-kedinginan-hingga-lapor-balik-ke-dewas-kpk-karena-hp-disita

Hasto Kedinginan Hingga Lapor Balik ke Dewas KPK Karena HP Disita

Kusnadi melaporkan dugaan ketidakprofesionalan dan pelanggaran etik yang dilakukan oleh penyidik KPK...

daftar-borok-syl-peras-kementan-untuk-keluarga-dan-biduan-tercinta

Daftar Borok SYL: Peras Kementan Untuk Keluarga dan Biduan Tercinta

Aliran dana kasus korupsi SYL, dari partai, keluarga, hingga biduan Nayunda serta kelakuan istri yan...

pandji-pragiwaksono-heran-arie-putra-sebut-dinasti-politik-itu-human-rights-emang-iya

Pandji Pragiwaksono Heran Arie Putra Sebut Dinasti Politik Itu Human Rights, Emang Iya?

Arie Putra podcast bareng Pandji Pragiwaksono sebut kalau dinasti politik itu human right, begini pe...