Polemik Politik Dinasti DIY, Sampai PSI Minta Maaf ke Sultan Yogyakarta
Kamis, 07 Desember 2023 22:01
Reporter : Tim Digo.id

Ilustrasi Kaesang Persilahkan Ade Armando Keluar PSI/TimDigo.id
Jakarta, DigoID-Imbas komentar pandangan Ade Armando kader partai PSI melalui Sosmed, tentang politik dinasti di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menuai kontroversi, memunculkan reaksi tegas Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep.
Sikap tegas Kaesang melontarkan jika Partai Solidaritas Indonesia (PSI) merupakan partai yang taat pada konstitusi atau Undang-Undang menyangkut tentang keistimewaan DIY. Sehingga, dia mengingatkan seluruh kader PSI untuk mengikuti UU dan aturan itu.
"Jadi buat kader PSI yang tidak bisa mengikuti undang-undang maupun UUD, itu juga buat bang Ade maupun kader yang lain, yang nggak bisa taat bisa keluar saja dari PSI," ungkap Kaesang di Surabaya, dikutip detik.com, Kamis, 07 Desember 2023.
Ungkapan Putra Bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi) tampak kesal dalam kesempatan itu. Kaesang menyebut dia sudah menjadi bagian dari Yogyakarta. Istrinya, Erina Gudono, merupakan warga Yogyakarta.
"Dan saya sekarang juga bagian dari Yogyakarta. Saya kemarin juga menikah di Yogya. Istri saya juga [dari] Yogya. Sudah itu saja," terang Kaesang.
Ade Armando Sebut Politik Dinasti DIY
Pandangan tentang Politik Dinasti DIY yang memunculkan kontroversi tersebut Bermula, ketika Ade Armando menyampaikan kritik kepada para mahasiswa khususnya Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Gadjah Mada (UGM), yang menggelar aksi protes terkait politik dinasti.
Ade Armando menyebut bahwa BEM UI dan BEM UGM ironi karena sesungguhnya Daerah Istimewa Yogyakarta yang mempraktikkan politik dinasti. Hal itu disampaikan Ade Armando lewat akun X miliknya, @adearmando61.
"Mas Ketum [Kaesang] akan membuat pernyataan, akan bicara. Tapi bahwa Ade Armando sudah membuat video permintaan maaf dan pernyataan tersebut merupakan atas nama pribadi," ungkap Grace di Malang, Jawa Timur.
Ade Armando kemudian menyampaikan permohonan maaf jika video tersebut menimbulkan kegaduhan. Permintaan maaf ini disampaikan Ade Armando lewat video yang diunggah di akun X-nya, @adearmando61, Senin, 04 Desember 2023.
"Saya ingin ajukan permohonan maaf sebesar-besarnya seandainya video saya terakhir tentang politik dinasti telah menimbulkan ketersinggungan dan kegaduhan terutama di Daerah Istimewa Yogyakarta," jelas Ade Armando yang sudah mengizinkan video untuk dikutip.
Respon Ade Armando Usai di Ultimatum
Sementara itu setelah munculnya ultimatum dari Ketua PSI, Ade mengatakan tidak memberikan klarifikasi mengenai ucapannya itu kepada Kaesang. Namun dia mengaku sempat dihubungi oleh Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PSI.
"Tidak ada (klarifikasi kepada Kaesang). Tapi saya dihubungi oleh DPP," kata Ade kepada wartawan, Kamis 07 Desember 2023.
Kemudian Ade Armando mengatakan pihak DPP memberikan sejumlah penjelasan imbas pernyataan dirinya itu. DPP PSI, papar Ade, menyampaikan soal sikap Kaesang hingga kantor PSI DIY didemo.
"Menjelaskan sikap Ketum terhadap kasus saya. Menjelaskan bahwa PSI Yogya diteror. Baliho, spanduk, banner PSI dicabut. Rumah keluarga mertua Kaesang didemo," tegas Ade.
Sementara itu, Kaesang menegaskan pihaknya menaati konstitusi. Hal ini disampaikan Kaesang pasca pernyataan Ade Armando soal politik dinasti DIY.
"Kami dari Partai PSI taat sama konstitusi, apalagi yang menyangkut dengan daerah keistimewaan dari Daerah Istimewa Yogyakarta," ujar Kaesang di salah satu kafe di pusat Kota Surabaya, Rabu, 06 Desember 2023.
Kaesang mempersilahkan siapapun kader untuk keluar dari PSI jika tidak bisa mengikuti aturan main di PSI. Dia juga menyebut Ade Armando secara khusus.
"Jadi buat kader PSI yang tidak bisa mengikuti undang-undang maupun Undang-Undang Dasar (UUD), itu juga buat Bang Ade (Ade Armando) maupun kader yang lain yang nggak bisa taat, bisa keluar saja dari PSI,"kata Kaesang.
Buntut Polemik Ucapan Politik Dinasti
Diketahui Sekjen Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Raja Juli Antoni menyampaikan permohonan maaf kepada Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X. Permintaan maaf itu terkait pernyataan kader PSI Ade Armando soal politik dinasti DIY.
Didalam keterangannya yang dilansir detikJogja, Raja Juli menyampaikan permohonan maaf ke Sultan atas ulah Ade Armando. Raja Juli juga menyampaikan soal sikap tegas Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep.
"Saya memulai pembicaraan dengan mohon maaf kepada beliau karena keriuhan beberapa hari ini karena ulah Ade Armando. Saya sampaikan juga sikap tegas Ketum PSI, Mas Kaesang Pangarep, bahwa PSI partai yang taat konstitusi, UUD Dasar, UU jelas-jelas menjamin Keistimewaan DIY. Siapa saja kader PSI, yang tidak percaya UUD dan UU, termasuk Bang Ade Armando, silakan keluar dari PSI," kata Raja Juli dalam keterangan yang diterima, Kamis, 07 Desember 2023.
Tidak hanya itu, Raja Juli mengungkapkan bahwa Sultan juga mengikuti pemberitaan Ade Armando yang sudah meminta maaf.
"Ngarsa Dalem mengikuti pemberitaan Ade Armando yang sudah minta maaf dan sikap Ketum PSI yang tegas mendukung Keistimewaan DIY," ungkap Raja.
Raja Juli menambahkan, Sultan disebutnya sudah menganggap 'kasus' Ade Armando ini sudah selesai.
"Dan, beliau menganggap masalah ini sudah selesai, jangan diperbesar, biarkan saja berlalu mengikuti waktu tanpa perlu ada pernyataan dan aksi baru yang justru akan memicu kericuhan baru di tengah masyarakat," paparnya.
"Saya sangat menghargai keleluasaan hati dan kebijaksanaan Ngarsa Dalem. Pertemuan singkat tapi sangat bermakna sebagai pelajaran bagi saya sebagai junior jauh beliau," katanya.
Selain permintaan maaf pertemuan Raja Juli yang kini juga menjabat Wamen ATR/BPN dengan Sultan berlangsung di kantor Gubernur DIY, kompleks Kepatihan, Kota Jogja, hari ini.
"Selain membicarakan rencana tindak lanjut MoU kami juga sedikit bicara tentang "kasus" Ade Armando," jelas Raja Juli dalam keterangannya.
Mengutip CNN Indonesia, penandatanganan MoU yang dimaksud adalah Penandatanganan MoU dan Penyerahan Sertifikat Tanah Kasultanan/Kadipaten oleh Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional yang turut dihadiri Menteri ATR/BPN Hadi Tjahjanto.
"Alhamdulillah setelah penandatangan MoU saya diterima dengan sangat baik oleh Ngarsa Dalem. Beliau sangat berwibawa dan bijaksana sekali, memberikan banyak wejangan kepada saya yang memang lebih muda dan junior," tutup Raja Juli.