PKB, NasDem, dan PKS Bakal Merapat ke Pemerintahan Prabowo-Gibran, Jangan Tanya PDIP Kemana!
Kamis, 25 April 2024 16:28
Reporter : Tim Digo.id
Ilustrasi Koalisi Perubahan Beneran Berubah! PKB, NasDem dan PKS Siap Buka Hati Untuk Prabowo-Gibran/Digo.id
Jakarta, DigoID-Jadi ceritanya, tiga partai keren dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan, yaitu PKB, Nasdem, dan PKS, lagi ngeliat peluang buat nyambungin diri ke koalisi Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, pasangan presiden dan wakil presiden RI terpilih buat masa jabatan 2024-2029.
Nah, pada Pemilu Presiden (Pilpres) 2024 kemaren, mereka pada mulanya dukung Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar jadi calon presiden dan wakil presiden. Tapi, yah, nasib berkata lain, pasangan ini kalah sama Prabowo-Gibran. Meskipun awalnya mereka hajat narasi perubahan, tapi sekarang PKB, Nasdem, dan PKS nggak tutup pintu buat ikutan ke pemerintahan Prabowo-Gibran yang bawa semangat keberlanjutan dari pemerintahan Presiden Joko Widodo.
PKB Siap Nenteng Koper ke Pemerintahan?
Beneran nih, PKB, Nasdem, sama PKS kelihatan banget mau merapat ke pemerintahan yang bakal dateng. Pertemuan seru antara Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar, sama Prabowo pada Rabu, 24 April 2024, itu jadi tanda kecil banget tentang niatan mereka. Pas Prabowo udah resmi jadi presiden terpilih, dia langsung mampir ke kantor DPP PKB di Jakarta Pusat. Kedatangan sang presiden terpilih disambut penuh semangat sama elite PKB, sampe-sampe karpet merah digulung buat menyambut kedatangan beliau.
Nah, di kesempatan keren itu, Prabowo cerita bahwa pokoknya PKB ngungkapin keinginan mereka buat kerja sama sama pemerintahannya ke depan. "Saya menerima tadi penyampaian pernyataan bahwa PKB ingin terus bekerja sama dengan Gerindra, dengan Prabowo Subianto untuk mengabdi demi kepentingan rakyat," kata Prabowo seperti dilansir dari Kompas, Kamis 25 April 2024.
Prabowo juga bilang kalo semua pihak tuh pengen kerja sama buat kepentingan rakyat. Prabowo, bilang kalo Indonesia punya potensi luar biasa banget, jadi kita perlu banget nge-handle masalah-masalahnya dengan baik. "Kerja sama yang erat insya Allah menciptakan cita-cita kita menghilangkan kemiskinan, menghilangkan kelaparan, membawa kemakmuran, kesejahteraan rakyat kita," katanya.
Di momen yang sama, Cak Imin, si Wakil Ketua DPR RI, juga ngungkap hal yang sama. Dia bilang, dia udah sampaikan cita-cita perubahan yang diidam-idamkan PKB ke Prabowo. "Kita berharap PKB dan Gerindra terus menjalin kerja sama lewat berbagai bidang legislatif maupun di berbagai ikhtiar mewujudkan suksesnya menuju masyarakat adil dan makmur," kata Muhaimin.
PKS dan Nasdem Buka Peluang Ikut Jejak PKB!
Di sisi lain, Sekjen PKS, Aboe Bakar Alhabsyi, bilang kalo mereka juga lagi jajaki komunikasi sama Prabowo. Dia bilang, PKS buka komunikasi sama semua pihak. “Semuanya ada hubungannya, enggak ada yang enggak ada hubungannya. Karena kan negara sedang berjalan,” ujar Aboe di Nasdem Tower, Gondangdia, Menteng, Jakarta, 24 April 2024.
Tapi, Aboe belum bisa pastiin kapan elite PKS bakal ketemu sama Prabowo. Dia minta semua pihak nunggu aja dinamika politik ke depan. Aboe bilang, sekarang PKS belum tentuin langkah politik mereka setelah Pilpres 2024, apakah bakal gabung ke pemerintahan Prabowo-Gibran, atau jadi oposisi. Tapi meski begitu, Aboe bilang hubungan antara PKS dan Gerindra masih baik-baik aja.
Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh, juga ngaku kalo mereka bersama PKS siap ngehadapi segala kemungkinan, baik itu bergabung jadi koalisi atau jadi oposisi pemerintahan Prabowo-Gibran. Cie, udah persiapan matang banget nih!
Surya bilang gitu setelah dia ketemu sama Presiden PKS, Ahmad Syaikhu, di Nasdem Tower, Gondangdia, Menteng, Jakarta, Rabu, 24 April 2024. “Saya katakan tadi sama teman-teman PKS, ’Coba renungkan, apa yang terbaik bagi negeri ini? PKS di dalam pemerintahan atau di luar pemerintahan?” ujar Surya ke media.
Dia juga bangga bilang kalo Nasdem dan PKS punya mindset yang sama buat pertimbangkan langkah politik ke depan. Menurutnya, Nasdem lagi mikirin berbagai kemungkinan bareng PKS. “Tapi bagi saya, yang saya pahami, ada kesamaan PKS sama Nasdem itu. Apa kesamaannya? Siap dua-duanya,” ungkapnya.
PKB Udah Ketebak Arahnya Kemana!
Nah masih bersumber dari Kompas, Kamis 25 April 2024, ada juga nih pendapat dari pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin. Dia bilang dari awal udah bisa ditebak kalo PKB bakal merapat ke koalisi yang menang. Alasannya, selain karena PKB nggak pernah jadi oposisi, Cak Imin juga lagi berusaha keras buat pertahankan posisinya sebagai pimpinan partai. Katanya sih, ada rumor kalo ada yang ngincer kursi Ketua Umum PKB. “Kalau Cak Imin menjadi oposisi, dikerjai oleh pemerintah, bisa hilang jabatan ketua umumnya. Itu tentu merugikan Cak Imin,” kata Ujang.
Bukan cuma PKB, Ujang juga nyebutin kalo Nasdem kemungkinan bakal gabung ke koalisi Prabowo-Gibran. Bahkan, dia bilang Nasdem dianggap sebagai partai yang paling cepat bergerak. Ini keliatan dari ucapan selamat Surya Paloh pas Prabowo-Gibran diumumin jadi pemenang Pilpres 2024 oleh KPU pada 20 Maret 2024 kemarin.
Peluang PKS buat koalisi sama pemerintahan Prabowo-Gibran masih fifty-fifty nih. Partai yang dipimpin sama Ahmad Syaikhu ini katanya lagi mikirin dinamika politik ke depannya. “Mungkin Majelis Syuro PKS memperhatikan kebatinan konstituen PKS, apakah konstituennya mau oposisi ataupun berkoalisi. Penentu di PKS itu bukan ketua umum, tapi Majelis Syuro,” ujar Ujang. Jadi, semuanya masih di udara nih.
Menurut Ujang, ini menunjukkan kalo Koalisi Perubahan untuk Persatuan udah bubar. Jadi ceritanya, narasi perubahan yang digaungin pas kampanye pilpres kayaknya cuma jadi cerita dongeng. Begitu udah ada pemenangnya, setiap partai punya kepentingan politik masing-masing, entah itu mau ikut kubu pemenang atau mau jadi yang di luar pemerintahan.
Sementara Itu, PDIP Masih Berkutat Dengan Hasil Pemilu
Diluar itu, Tim Hukum PDIP lagi rame-rame gugat Komisi Pemilihan Umum (KPU) ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN). Mereka ngerasa KPU bikin hal yang nggak bener pas nerima pencalonan Gibran Rakabuming Raka jadi wakil presiden terpilih. Menurut anggota Tim Hukum PDIP, Dave Surya, gugatan ke PTUN ini beda rezim hukumnya sama sengketa Pilpres 2024 di Mahkamah Konstitusi (MK). Dave bilang bedanya ini juga mereka sampaikan pas persidangan dismissal process di PTUN tanggal 23 April 2024 kemaren.
"Kami tadi juga sudah nyampaikan di hadapan ketua yang pimpin proses dismissal, bahwa ini beda dengan rezim hukum Pemilu, ini rezim hukum administrasi pemerintahan," ujar Dave di Kantor DPP PDIP, Jakarta Pusat, seperti dilansir dari tempo, Kamis, 25 April 2024.
Menurut Dave, gugatan PDIP ke PTUN dianggap pantas disidangin lewat dismissal process ini. Nah, dismissal process ini adalah tahap buat seleksi perkara yang dianggap nggak layak disidangin di PTUN. Dave cerita kalo tindakan melawan hukum yang mereka tuduhin ke KPU itu berupa pembiaran atau omission. Soalnya, KPU terima pencalonan Gibran tanpa ngeubah dulu aturan yang ngatur batas usia kandidat presiden dan wakil presiden.
Oh iya, gugatan PDIP ke PTUN Jakarta udah dilayangin sebelumnya tanggal 2 April 2024 lalu. Gugatan mereka itu masuk di PTUN dengan nomor 133/G/2024/PTUN.JKT. PDIP yang jadi penggugat diwakilin sama Megawati Soekarnoputri selaku Ketua Umum DPP PDIP. Pas itu, Gayus sebagai Ketua Tim Hukum PDIP juga bilang gugatan ini bukan sengketa proses atau hasil Pilpres 2024. "Tapi ditujukin buat perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh KPU sebagai pokok permasalahan," ujar Gayus. Wah, makin seru nih drama politiknya.(wd)