Pesan untuk Tiga Calon Ketum KONI Jabar
Rabu, 21 Desember 2022 00:56
Reporter : Anggun Putri
Ketua Umum KONI Jabar, Ahmad Saefudin. Dok. Hartifiany Praisra
BANDUNG -- KONI Jawa Barat memperkenalkan tiga kandidat calon ketua umum yang akan bersaing pada Musyawarah Olahraga Provinsi Jawa Barat (Musorprov) KONI Jabar. Musorprov akan berlangsung di Hotel Grand Asrilia, Jalan Pelajar Pejuang, Kota Bandung pada 22-23 Desember 2022 mendatang.
Ketiga bakal calon ketua umum KONI Jabar tersebut adalah Daud Achmad, Arief Prayitno, dan Muhammad Budiana. Sebelum ketiga calon ini bersaing di Musorprov nanti, terlebih dahulu dilakukan diskusi bersama Ketua Umum KONI Jabar Ahmad Saefudin.
"Diskusi ini untuk mengetahui visi dan misi serta langkah yang akan dilakukan jika nantinya salah satu calon ini terpilih menjadi ketua umum," kata Ahmad di Gedung KONI Jabar, Jalan Pajajaran, Kota Bandung, Selasa, 20 Desember 2022.
Ahmad mengklaim target calon ketua KONI Jabar ini adalah hattrick gelar juara umum. Setelah menjuarai PON Jabar 2016 dan PON Jabar PAPUA 2020, KONI Jabar menargetkan untuk mempertahankannya di PON Sumut-Aceh pada 2024 mendatang.
Di sisi lain, Ahmad mengakui ketiga calon ini memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Terlepas dari itu, Ahmad mengakui calon penggantinya harus memiliki kompetensi di bidang kepemimpinan, keilmuan dan kelembagaan.
"Dalam sebuah organisasi itu komponen dasar yang tidak bisa lepas adalah kepemimpinan, keilmuan dan kelembagaan. ini tinggal kita mengimplementasikan. manusia semua punya identifikasi atau kecenderungan untuk menjadi seorang pemimpin, tapi pemimpin seperti apa? bergantung pada tujuan dan misi organisasi," kata Ahmad.
Ahmad menyoroti semangat juar ketiga calon ini. Dia pun berpesan, siapapun yang memimpin KONI Jabar nantinya, ketiganya harus tetap berkolaborasi demi KONI Jabar.
"Dari tiga aspek itu masing-masing calon punya plus minus, tapi dari yang saya harapkan, semua ini wajib bersatu, itu kesimpulannya. Karena sebelum wawancara, saya berpesan (semuanya) harus jadi satu dulu, Wawancara ini jadi media untuk melihat (visi dan misi). Bukan karena misalnya ada unsur kedekatan, ini murni sehingga pemilik suara bisa memilih dengan leluasa," kata Ahmad.