Peneliti ULM Temukan Satwa Langka Burung Paruh Katak
Selasa, 11 Oktober 2022 00:41
Reporter : Wusana Bayu Pamungkas

foto: ant
Jakarta - Peneliti
Universitas Lambung Mangkurat (ULM) menemukan satwa langka berupa burung paruh
katak (Podargidae) di Pulau Curiak yang menjadi Stasiun Riset Bekantan dan
Ekosistem Lahan Basah “Sutarto Hadi“ di Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan
Selatan.
"Burung unik dan langka ini bertengger di
dahan pohon putat (Planchonia valida) bersama induk betina dan anaknya yang cukup besar,"
kata Amalia Rezeki, pengelola Stasiun Riset Bekantan di Banjarmasin, Minggu.
Diakui dia, setelah lima tahun melakukan
penelitian di kawasan stasiun riset baru pertama kali melihat burung paruh
katak yang berwarna bulu coklat atau keabu-abuan--supaya tidak mudah terlihat
oleh pemangsa.
"Sebelumnya saya pernah melihat di kebun
binatang di Australia, tapi ukurannya lebih besar," ungkapnya.
Berdasarkan hasil observasi secara morfologi, kata
Amel, spesies burung Batrachostomus mixtus. Menurut literatur, burung yang populer dengan istilah
"frogmouth" tergolong hewan nokturnal atau beraktivitas malam hari dan
bersifat endemik di Kalimantan yang hidup di dataran hutan rendah, salah
satunya hutan bakau.
Amel menyebut sebagian besar burung pemakan
serangga sering beraktivitas pada siang hari (diurnal). Sedangkan burung
pemakan serangga yang aktivitasnya di malam hari jumlahnya hanya dua suku
seperti burung cabak (Caprimulgidae) dan burung paruh katak.
Sementara Ferry F. Hoesain, praktisi
Wildlfe Conservation dari Pusat Studi dan Konservasi Keanekaragaman Hayati
Indonesia mengatakan burung paruh katak masuk dalam daftar merah Lembaga
Konservasi Internasional IUCN dengan status “Near Threatened" (hampir
terancam punah) karena keberadaannya di alam liar terus terjadi penurunan
populasi.
Ferry berharap keberadaan burung paruh katak di
kawasan Stasiun Riset Bekantan dapat terjaga dengan baik mengingat burung
endemik Kalimantan ini cukup langka.
Apalagi jurnal ilmiah tentang burung ini sangat
minim sehingga perlu penelitian lebih lanjut tentang populasi serta perilaku
burung tersebut untuk mendukung upaya pelestariannya.
Dia mengakui pula kerusakan habitat jadi penyebab
utama penurunan populasi burung paruh katak sehingga semakin sulit dijumpai.
Untuk itulah, diperlukan upaya dari pemerintah
untuk melindungi burung langka dan endemik agar terhindar dari kepunahan.
"Peran masyarakat juga diharapkan dapat
menjaga kelangsungan hidup burung ini agar generasi selanjutnya dapat melihat
dan menikmati keunikannya di alam liar," ujar dia. (ant)