Meski Berhasil Jadi Perdana Menteri India Untuk Ketiga Kalinya, Modi Harus Hati-hati
Kamis, 06 Juni 2024 15:51
Reporter : Tim Digo.id
Ilustrasi Perdana Menteri Narendra Modi Kembali Raih Kursi Ketiga Kalinya/Digo.id
Jakarta, DigoID-Penghitungan suara yang hampir selesai pada hari Selasa, 4 Juni 2024 menunjukkan bahwa koalisi partai yang mendukung Perdana Menteri Narendra Modi berhasil unggul. Tapi, kemenangan ini ada sedikit ganjalan. Perolehan suara buat Aliansi Demokratik Nasional (NDA) yang dipimpin oleh Partai Bharatiya Janata (BJP) ternyata gak sesuai ekspektasi dan dianggap sebagai kemunduran yang mengejutkan buat Modi.
Nggak seperti dua pemilu sebelumnya, sekarang BJP butuh partner koalisi buat dapetin mayoritas 272 kursi di majelis rendah parlemen yang totalnya ada 543 kursi. Modi sebelumnya targetin lebih dari 400 kursi buat NDA, tapi realitanya, mereka cuma dapet sekitar 290 kursi menurut data Komisi Pemilihan Umum. Hasil akhir pemilu diperkirakan bakal keluar pada Rabu, 5 Juni 2024.
Meski begitu, Modi tetap bilang kalau kemenangan ini adalah prestasi bersejarah. Di media sosial X (dulunya Twitter), dikutip pada Kamis, 6 Juni 2024 dia nulis, "Orang-orang telah menaruh kepercayaan mereka pada NDA untuk ketiga kalinya secara berturut-turut. Ini adalah prestasi bersejarah dalam sejarah India."
Modi Harus Mengandalkan Sekutunya Kali Ini
Karena perolehan suara yang nggak maksimal, Modi sekarang harus lebih mengandalkan sekutunya seperti Chandrababu Naidu dari Partai Telugu Desam dan Nitish Kumar dari Partai Janata Dal (United) buat dukungan sebagai perdana menteri. Kedua tokoh ini udah bilang bakal dukung Modi.
Sementara itu, para pendukung partai oposisi utama, Partai Kongres Nasional India, masih optimis walaupun kalah di pemilu. Mereka meneriakkan slogan-slogan memuji Rahul Gandhi, salah satu tokoh utama Partai Kongres yang berasal dari Dinasti Nehru-Gandhi, yang punya sejarah panjang dalam politik India.
Saat konferensi pers bareng Presiden Partai Kongres Mallikarjun Kharge, Gandhi bilang kalau angka-angka pemilu ini adalah pesan dari rakyat. "Orang-orang termiskin di negara ini telah mempertahankan konstitusi India," katanya dikutip dari Detik, Kamis, . Partai Kongres juga bilang kalau pemilihan ini adalah "kekalahan moral dan politik" bagi Modi. "Ini adalah kemenangan publik dan kemenangan bagi demokrasi," tambah Kharge.
Pukulan Telak di Uttar Pradesh
Di negara bagian paling padat, Uttar Pradesh, BJP gagal mendapatkan mayoritas. Dari 80 kursi yang ada, BJP cuma dapet 33 kursi, turun dari 62 kursi yang mereka menangkan pada tahun 2019. BJP banyak mengkampanyekan ekspansi ekonomi India dan pertumbuhan di kancah internasional, serta mencoba menarik perhatian mayoritas Hindu. Tapi para analis bilang masalah kayak krisis pengangguran lebih jadi perhatian utama masyarakat.
Bahkan, sebuah kuil megah untuk Dewa Ram yang diresmikan Modi Januari lalu gak berhasil mendongkrak peluang BJP seperti yang diharapkan. "BJP kehilangan 30 kursi, termasuk kursi di mana Kuil Ram berada. Ini sinyal kuat kalau politik komunal mungkin udah mencapai batasnya," kata Halim Khan, seorang aktivis sosial dari kota Bandah di Uttar Pradesh.
Kinerja Oposisi Yang Luar Biasa Baik
Zoya Hasan, ilmuwan politik, bilang ke DW kalau kinerja oposisi "luar biasa baik." Dia menyebut hasil ini sebagai penolakan terhadap dominasi politik dan kebijakan BJP, serta bukti kalau pemilih India punya niat baik dan masa depan demokrasi yang besar.
Gilles Verniers, peneliti senior di Pusat Penelitian Kebijakan, punya pandangan yang sama. "Walaupun BJP berhasil bentuk pemerintahan, pemilu ini adalah kemunduran pribadi buat perdana menteri," katanya dikutup dari Detik, Kamis 6 Juni 2024. BJP gak dapet mayoritas sendiri dan harus bergantung pada mitra koalisi. "Mengingat BJP jadikan Modi sebagai satu-satunya argumen kampanye, dia memikul tanggung jawab pribadi atas kinerja partainya," tambahnya.
Kini, BJP dihadapkan pada dua pilihan: beralih ke seni konsiliasi politik atau menekan lebih jauh ke jalur otokrasi. Masa depan bakal ngasih tahu kita jalan mana yang bakal dipilih Modi, yang bakal menentukan posisi dan lintasan India ke depan.