Kondisi Ekonomi Indonesia dan Dunia di 2024 Menurut BI
Kamis, 18 Januari 2024 21:06
Reporter : Ekadyana N. Fauzi
Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi Melambat/ TimDigo.id
Jakarta, DigoID-Bro and sis, ceritanya semalem, Bank Indonesia (BI) ngebahas perkembangan ekonomi kita, nih. Katanya, pemulihan ekonomi Indonesia masih terus berlanjut, dan ini disokong banget sama permintaan domestik. Prediksi pertumbuhan ekonomi buat tahun 2023 itu antara 4,5%-5,3%, loh! Dan ini dijelasin karena ada akselerasi belanja pemerintah, investasi, dan proyek strategis nasional (PSN) yang lagi dikerjain dengan cepat.
Faktornya apa aja siii?
Untuk tahun ini, pertumbuhan ekonomi diperkirakan makin baik, antara 4,7%-5,5%. Nah, ini dipicu oleh permintaan domestik yang terus tumbuh, termasuk dampak positif dari penyelenggaraan pemilu. Kayanya, ada harapan besar nih buat kita semua, bro!
Faktor lain yang mendukung pertumbuhan ekonomi ini adalah peningkatan investasi, terutama di sektor bangunan sejalan dengan pembangunan PSN, termasuk proyek Ibu Kota Nusantara (IKN). Tapi, ekspor kita belum terlalu kuat, sih. Ini karna ada perlambatan ekonomi global dan turunnya harga komoditas.
Kalo kita lihat dari sisi Lapangan Usaha (LU), sektor industri pengolahan, perdagangan, informasi dan komunikasi, konstruksi, serta transportasi dan pergudangan diperkirakan tetap tumbuh baik. Artinya, banyak sektor yang ikut berkontribusi positif buat pertumbuhan ekonomi kita.
Secara geografis, pertumbuhan yang positif bakal terjadi di seluruh wilayah, terutama di Sulawesi-Maluku-Papua (Sulampua) berkat efek positif dari hilirisasi mineral, dan di Jawa karena permintaan domestik yang masih kuat.
Bank Indonesia juga bakal terus dukung pertumbuhan ekonomi ini dengan nguat-nguatin kerjasama antara stimulus fiskal pemerintah dan stimulus makroprudensial dari BI. Mereka fokus banget buat mendorong pertumbuhan ekonomi, khususnya dari sisi permintaan domestik.
Nah tapi ekonomi dunia aga beda guys
Buat ekonomi dunia, menurut BI, lagi ngereda nih. Pertumbuhan ekonomi global diperkirakan bakal melambat, dan pasar keuangan juga lagi nggak pasti. Tapi, masih ada harapan dari ekonomi Amerika Serikat (AS) dan India yang kuat, berkat konsumsi rumah tangga dan investasi. Sementara itu, ekonomi China lagi melambat karena konsumsi dan investasi yang masih lemah.
Inflasi di negara maju diperkirakan bakal tetep turun meskipun masih di atas target. Tapi di China, inflasinya diperkirakan turun gara-gara pertumbuhan ekonomi yang melambat.
Bank-bank negara maju juga udah nggak terlalu semangat nge-raise suku bunga. Kebijakan kenaikan suku bunga moneter udah diprediksi bakal berakhir di semester I 2024, dan kemungkinan bakal mulai menurun di semester II 2024.
Nah, soal nilai tukar, tekanan penguatan dolar AS ke mata uang dunia lainnya juga mulai berkurang. Ini ngebantu terusnya aliran modal asing ke negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Jadi, nilai tukar kita nggak terlalu kena getirnya.
Tapi ya, tetep ada risiko-risiko global yang harus diwaspadai, seperti ketegangan geopolitik, melemahnya ekonomi di beberapa negara utama, termasuk China, dan kepastian soal waktu dan besarnya penurunan suku bunga negara maju, khususnya Fed Funds Rate (FFR). Jadi, kita tetep mesti cermat, bro!
Ini sih gambaran besar dari laporan BI semalem. Semoga aja ekonomi kita makin membaik kedepannya.