Komunitas Suporter Persib Bertambah
Minggu, 18 Desember 2022 14:08
Reporter : Siti Ninu Nugraha
Penggagas Bobotoh Club, Eko Noer Kritiyanto (Eko Maung) dan Agus Rachmat (Gusdul) mengapit Wali Kota Bandung, Yana Mulyana. Dok. Bobotoh Club
BANDUNG -- Komunitas suporter Persib Bandung bernama Bobotoh Club resmi dibentuk di Kota Bandung, Sabtu, 17 Desember 2022. Komunitas suporter ini dibentuk agar menjadi suporter yang mengutamakan hal-hal rasional.
Komunitas suporter ini digagas oleh Eko Noer Kritiyanto (Eko Maung) dan Agus Rachmat (Gusdul) Bobotoh Club mengklaim telah memiliki tiga ribu anggota resmi.
Gusdul mengatakan komunitas suporter ini digagas karena selama ini merasa telah menjadi suporter yang banyak melakukan kesalahan. Ia tidak menginginkan generasi mendatang mewarisi hal tersebut.
"Bobotoh Club adalah komunitas yang digagas oleh kami yang mengakui telah banyak melakukan kesalahan, khilaf, dan onar selama puluhan tahun menjadi suporter sepakbola. Kami tidak ingin generasi mendatang mewarisi kesalahan kami di masa lalu," kata Gusdul.
Menurutnya, Bobotoh Club akan menjadi suporter yang lebih mengutamakan hal-hal rasional seperti keamanan dan kenyamanan. Namun tetap menjaga militansi untuk mendukung Persib Bandung.
"Ini ikhtiar kami untuk membentuk komunitas suporter sepak bola yang lebih mengutamakan hal-hal rasional seperti keamanan dan kenyamanan, namun tetap menjaga militansi kami untuk mendukung Persib Bandung yang kami banggakan," lanjutnya.
Gusdul menyebut Bobotoh Club ini akan berbentuk badan hukum yayasan. Hal ini karena komunitas akan bergerak dalam konteks edukasi, sosialisasi, dan kemanusiaan dalam konteks yang lebih luas.
"Untuk mewujudkan visi misi tersebut, Bobotoh Club akan berbentuk badan hukum yayasan, keputusan memilih yayasan adalah karena kami ingin bergerak dalam konteks edukasi, sosialisasi, dan kemanusiaan tidak hanya terkait sepak bola dan suporter namun dalam konteks yang lebih luas," kata Gusdul.
Gusdul mengatakan keanggotaan Bobotoh Club bersifat sukarela dan tidak ada pemaksaan. Ia menegaskan Bobotoh Club tidak mengejar kuantitas tetapi kualitas untuk mejalankan program-program di komunitas ini.
"Keanggotaan kami bersifat sukarela, sama sekali tidak ada pemaksaan ataupun imbauan berlebihan, karena kami tidak mengejar kuantitas dan jumlah anggota namun lebih mengutamakan kualitas dan tercapainya program-program kami," lanjutnya.
Untuk bergabung ke dalam komunitas, Gusdul tidak membatasi usia. Namun, ia memprediksi mayoritas anggota Bobotoh Club merupakan pria dewasa berusia 30 tahun ke atas.
"Kami memprediksi anggota kami adalah pria-pria dewasa berusia di atas 30 tahun yang sudak tidak perlu lagi mengartikan militansi secara 'die hard' dan juga tak perlu lagi melakukan manuver dalam rangka mencari jati diri dan menunjukkan pembuktia apapun melalui sepak bola," lanjut Gusdul.
Bobotoh Club merupakan komunitas sepak bola yang selaras dengan Undang-undang Nomor 11 Tahun 2022 tentang keolahragaan, berbentuk badan hukum dan memiliki AD/ART yang jelas.
Gusdul merasa bangga karena Bandung menjadi pelopor lahirnya suatu komunitas suporter. Komunitas suporter yang berbentuk badan hukum sesuai dengan hukum nasional Republik Indonesia pascadisahkannya UU Keolahragaan.
Kemudian salah satu motivasi terbentuknya Bobotoh Club ialah tragedi tewasnya suporter sepak bola di GBLA dan Kanjuruhan di tahun ini. Karena Gusdul tidak ingin suporter hanya dianggap objek semata dalam dinamika olah raga di negeri ini.
"Suporter tak boleh dieksploitasi melalui hegemoni-hegemoni yang selama ini terjado. Upaya untuk menaikkan derajat suporter adalah melalui pola pikir dan kesadaran kolektif, Bobotoh Club mencoba berperan dan mengisi ruang tersebut," lanjut Gusdul.
"Saya berharap Bobotoh Club bisa bermanfaat untuk membernya dan masyarakat pada umumnya," tutup Gusdul.