Ketua DPR RI Sebut Tujuh Isu Diangkat Dalam P20
Kamis, 06 Oktober 2022 06:55
Reporter : Antara
(Foto: ant)
Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani menyebutkan tujuh isu strategis yang diangkat dalam pertemuan The 8th G20 Parliamentary Speakers Summit (P20) di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis 06 Oktober 2022.
"Pertama, mitigasi risiko gejolak perekonomian global yang dapat
berkepanjangan, sehingga diperlukan respon kebijakan fiskal dan
moneter," kata Puan dalam sambutannya pada pembukaan P20 Tahun
2022 di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis.
Kedua, lanjut dia, menjaga stabilitas pasar komoditas global, menjaga rantai
pasok pangan ke pasar global, dan memastikan perdagangan pangan dan komoditas
pertanian dunia yang terbuka, dan adil.
Ketiga, mengakselerasi implementasi pembangunan ekonomi berkelanjutan dan
ekonomi hijau Keempat, mempercepat transisi energi bersih dan terbarukan yang
harus segera dilakukan. Kelima, mengatasi kesenjangan pendanaan bagi negara
berkembang dalam menjalankan agenda global.
Keenam, memperkuat inklusi sosial, kesetaraan gender, dan pemberdayaan
perempuan. Ketujuh, meningkatkan peradaban demokrasi.
Puan meyakini pertemuan P20 tersebut mampu menghasilkan rumusan tepat dan
dapat diimplementasikan dalam mendukung kesepakatan Konferensi Tingkat Tinggi
(KTT) G20 di Bali pada November mendatang.
"Khususnya, dalam kerangka pemulihan global, pencapaian agenda pembangunan
berkelanjutan 2030, dan mengatasi berbagai tantangan global," katanya.
Rumusan pernyataan bersama (joint
statement) merupakan hal penting, katanya, namun tindakan
nyata sekecil apa pun menjadi lebih penting bagi P20 untuk semakin
dekat dalam mencapai tujuan.
Dalam pidatonya, Puan mengutip kata-kata dari Henry Ford, yaitu coming together is a beginning, staying together
is progress, and working together is success.
"Kata-kata ini untuk mengingatkan kepada kita semua bahwa keberhasilan P20
bila diwujudkan dapat menjadi kerja nyata bersama. Sekarang adalah saatnya
untuk segera bertindak, tanpa menunda," tegasnya.
Dia mengatakan sejarah telah memberikan kesempatan kepada parlemen negara
G20 sebagai alat sejarah dalam membangun tatanan dunia yang lebih baik.
Itulah komitmen parlemen negara G20, yakni Stronger
Parliament for Sustainable Recovery, kata Puan.
"Kita gunakan kesempatan ini untuk membangun dunia yang berwajah
humanis, memiliki budaya cinta pada kemanusiaan, cinta damai, dan cinta pada
alam lingkungan hidup. Jika kita memiliki keinginan yang kuat dari dalam hati,
maka seluruh alam semesta akan bahu membahu mewujudkannya," ujarnya. (ant)