Kenaikan UKT Resmi Dibatalkan Meski Sempat Usulkan Opsi Student Loan, Takut Seperti AS?
Senin, 27 Mei 2024 15:39
Reporter : Tim Digo.id
Ilustrasi Nadiem batalkan kenaikan UKT meski sempat usulkan student loan/Digo.id
Jakarta, DigoID-Ada update menarik dari Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi kita, Nadiem Makarim. Nadiem baru aja umumin bahwa pemerintah bakal cancel rencana kenaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT) buat tahun ini. Nah, ini dia pernyataan resminya, "Kami Kemendikbud-Ristek telah mengambil keputusan untuk membatalkan kenaikan UKT di tahun ini. Dan kami akan me-reevaluasi semua permintaan peningkatan UKT dari PTN," gitu katanya dikutip dari Kompas, Senin, 27 Mei 2024.
Jadi berita baik buat mahasiswa, geng! Tahun ini nggak ada yang bakal kena imbas dari kenaikan UKT itu. Dan yang lebih keren lagi, mereka bakal eval semua permintaan kenaikan UKT dari perguruan tinggi, tapi itu buat tahun depan, ya. Nadiem juga ngejelasin bahwa keputusan ini didasarkan pada masukan dari banyak pihak. Penting banget nih, geng, buat ngerasa dihargai dan diperhatikan aspirasinya.
Ini juga jadi peringatan buat masa depan, guys. Nadiem bilang, kenaikan UKT ke depannya harus sesuai sama prinsip keadilan dan kewajaran. Jadi, semoga ke depannya kebijakan kayak gini bisa lebih memperhatikan kebutuhan mahasiswa, ya!
Sebelumnya, beberapa opsi diangkat oleh Nadiem termasuk rencana program student loan. Tapi, tenang dulu, masih dalam tahap pembahasan internal nih. Katanya, masih perlu diskusi panjang dengan Kementerian Keuangan. Jadi, detail lengkapnya belum bisa diumumin sekarang, guys. “Belum ada detail yang cukup rinci untuk bisa diumumkan,” kata Nadiem dikutip dari tempo.co, Senin, 27 Mei 2024.
Apa Itu Student Loan?
Buat yang belum tahu, student loan itu semacam skema cicilan buat bantu bayar biaya kuliah. Jadi, mahasiswa yang kekurangan dana bisa pakai sistem ini buat bayar kuliah nanti atau nyicil di kemudian hari. Dana ini biasanya dipinjamkan oleh pihak ketiga, misalnya bank.
Program student loan ini pertama kali diinisiasi oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Maret 2018. Beliau kasih instruksi ke perbankan di Indonesia buat mulai nawarin kredit pendidikan. Tujuannya jelas, buat bantu para siswa yang punya potensi tapi kesulitan finansial buat lanjut kuliah. Dengan program ini, harapannya sih, mereka bisa dapet pendidikan yang lebih tinggi dan peluang masa depan yang lebih cerah.
Nah, cara pelunasannya gimana? Itu tergantung kebijakan dari penyedia layanan. Ada yang minta mahasiswa bayar cicilan sebelum lulus, jadi harus pinter-pinter ngatur keuangan selama kuliah. Ada juga yang lebih fleksibel, kasih waktu pelunasan setelah lulus dan dapet kerja. Ini lebih enak sih, jadi bisa fokus belajar dulu tanpa beban finansial gede. Setiap penyedia layanan punya aturan sendiri-sendiri soal jangka waktu dan cara pelunasannya.
Student Loan Bisa Jadi Solusi Dari Polemik Mahalnya UKT?
Masih jadi perdebatan, guys. Kantor Staf Presiden bilang wacana student loan ini buat menanggulangi kenaikan uang kuliah tunggal (UKT) belum dibahas detail. Deputi II KSP, Abetnego Tarigan, bilang kalau “Student loan dalam rangka UKT ini memang belum ada pembahasan di Kantor Staf Presiden secara lebih detail,” katanya dikutip tempo.co, Senin, 27 Mei 2024.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani, juga bilang belum ada info lengkap soal skema student loan ini. Bahkan, nggak ada proposal student loan yang diajukan oleh Menteri Nadiem. “Jadi aku belum bisa komentar balik,” tuturnya dilansir dari tempo.co, Senin 27 Mei 2024.
Skema ini juga sempat disinggung dalam rapat kerja DPR dengan Kementerian Pendidikan pada Selasa, 21 Mei 2024. Wakil Ketua Komisi X DPR, Dede Yusuf, bilang student loan harus dibangun dalam konsep pinjaman melalui bank pelat merah. “Kita bilang jangan pinjol dong, tapi Himbara bikin sebuah konsep student loan," katanya.
Student Loan di Negara Maju
Di negara maju seperti Amerika Serikat (AS), student loan udah lama ada. Pada 2023, total utang pinjaman pelajar di AS mencapai US$1,75 triliun atau sekitar Rp27.982 triliun. Wow, gede banget ya! Sebagian besar utang ini adalah pinjaman federal, sekitar 92,8%. Ada 43,2 juta peminjam yang punya utang mahasiswa federal, dengan rata-rata saldo utang sekitar US$37.088 atau sekitar Rp593 juta.
Tingginya hutang mahasiswa ini bisa ngaruh ke perekonomian AS. Banyak lulusan khawatir masuk pasar kerja yang lemah dan takut kalau hutang yang berkepanjangan bisa menghambat masa depan finansial mereka. Meski begitu, banyak ekonom yang bilang kalau program pinjaman mahasiswa ini adalah investasi yang baik buat pekerja AS.
Perdebatan Pengampunan Utang Mahasiswa
Di AS, ada juga perdebatan soal apakah pemerintah harus mengampuni atau menghapuskan utang pinjaman mahasiswa. Pemerintahan Joe Biden udah memperkenalkan beberapa rencana pengampunan utang mahasiswa, tapi usulan yang paling luas ditolak oleh Mahkamah Agung.
Baru-baru ini, Wakil Presiden AS Kamala Harris ngumumin kalau pemerintahannya udah memutihkan utang mahasiswa bagi 4,75 juta peminjam. Ini diumumkan di Instagram pada Sabtu, 25 Mei 2024. Katanya, "Hari ini, kami mengumumkan babak baru pengampunan utang mahasiswa. Presiden Biden dan saya kini telah membatalkan US$167 miliar (sekitar Rp2.670 triliun) untuk 4,75 juta peminjam."
Hutang Pelajar di AS
Jumlah pelajar yang kuliah makin banyak, dan otomatis utang pelajar juga naik. Pada tahun 2022, hampir dua pertiga lulusan SMA di AS lanjut ke perguruan tinggi, dan sebagian besar mengambil pinjaman pelajar. Biaya kuliah di AS emang lebih tinggi dibanding negara-negara kaya lainnya, karena di sana pendidikan tinggi sering kali digratiskan atau disubsidi besar-besaran.
Utang pelajar di AS juga punya kesenjangan rasial. Mahasiswa kulit hitam umumnya punya lebih banyak utang dibanding mahasiswa kulit putih, dan mereka lebih kesulitan melunasi pinjaman setelah lulus.
Dampak Ekonomi Karena Student Loan
Kalau pembayaran pinjaman mahasiswa dilanjutkan, diprediksi pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) AS bisa turun sebesar 0,1% pada tahun 2023 dan 0,3% pada tahun 2024. Ini bisa ningkatin kemungkinan resesi dan menghambat pemulihan ekonomi di industri-industri yang masih bangkit dari pandemi, seperti ritel dan perhotelan.
Sebagian besar peminjam berencana mencari cara buat ngurangin pembayaran bulanan mereka atau ngajuin program pengampunan. Menurut penelitian, di bawah program Pengampunan Pinjaman Pelayanan Publik (PSLF), 90% responden pertama bisa dapet pengampunan utang dan lebih dari 50% pendidik bisa lihat penghapusan utang mereka.
Program student loan sempet masuk dalam tahap pembahasan di Indonesia. Banyak hal yang perlu dipertimbangkan, termasuk skema pelunasan dan bagaimana mengatasi kenaikan UKT. Kita lihat aja gimana perkembangan selanjutnya. Yang jelas, program ini punya potensi besar buat bantu siswa yang kesulitan finansial dan membuka peluang pendidikan yang lebih luas.