KBM Terganggu dan Dukungan Psikis Anak Korban Gempa Cianjur
Senin, 05 Desember 2022 18:25
Reporter : Fitri Sekar Putri

Anak korban gempa Cianjur belajar di posko pengungsian. Dok. Ist
CIANJUR -- Pascagempa yang terjadi di Cianjur Senin, 21 November lalu meruntuhkan beberapa sekolah sekitar lokasi kejadian. Hal tersebut berdampak pada keadaan psikis para siswa dan juga terganggunya proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).
Berdasarkan data yang diberikan oleh Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Jawa Barat, ada 2.167 ruang kelas rusak dan sekitar 532 sekolah yang terdampak dari mulai SD, SMP, dan SMA sederajat. Kerusakan fasilitas sekolah itu tersebar di 12 kecamatan di Kabupaten Cianjur.
Hafizh seorang siswa SMPN 1 Cipanas turut merasakan dampak dari adanya gempa Cianjur ini. Dalam proses belajar mengajar sejak hari kedua pascagempa, KBM dari sekolahnya dilakukan secara daring (dalam jaringan).
Namun Hafizh juga menuturkan jika sudah ada beberapa sekolah yang melakukan KBM luring meski belum berjalan normal seperti biasanya.
"Beberapa sekolah minggu ini ada yang mulai masuk tapi belum produktif seperti biasa" ucap Apis sapaan akrabnya pada digo id, Senin 5 Desember 2022.
Ketika ditanya perihal sampai kapan KBM daring akan dilaksanakan, Apis sendiri belum mengetahuinya.
"Sebenernya sih informasi yang disampein ke siswa, sampe ulangan nanti masih pembelajaran daring," ungkapnya.
Pascagempa ini juga menyebabkan Apis menjadi lebih was-was ketika ada gempa kecil. Namun Apis sendiri berharap untuk dapat segera sekolah luring seperti semula.
"Apis sendiri masih takut kalo ada gempa gempa kecil, jadi kadang ada getaran dikit aja suka loncat, cari ibu gitu, cuman kalo sekolah gasuka daring, kemarin pun waktu informasi daring itu males pengennya luring ajaa," tutup Apis.
Di sisi lain, bentuk kepedulian terhadap anak korban gempa Cianjur pun terlihat dari didirikannya posko Layanan Dukungan Psikososial (LDP) di Kecamatan Warungkondang tepatnya di Lapangan Jagaraksa. Posko ini didirikan untuk memberikan rasa aman, nyaman, ceria, dan tidak trauma terhadap bencana kemarin yang pernah dialami.
Pekerja Sosial Kemensos dari UPT Sentra Terpadu Kartini Temanggung, Sartono menjelaskan jika di posk LDP ini terdiri dari para anak kelas 1-6 SD. Posko ini menyediakan beberapa kegiatan yang menjadi program trauma healing bagi anak-anak pengungsi korban gempa.
"Untuk anak-anak yang kecil kita kasih fun game, materi kegiatan fisik, menggambar, mewarnai, tujuanya untuk melatih motorik halus supaya mereka terlatih untuk disiplin, bertanggung jawab, dan lain-lain" tutur Sutarno Senin, 5 Desember 2022.
Disamping kegiatan untuk trauma healing, Sutarno juga meminta bantuan dari guru SDN Jambudipa untuk menjadi guru kunjung bagi anak-anak di posko LDP.
"Kemudian untuk kegiatan belajar mengajar, kita juga memang berkordinasi dengan SD Negeri Jambudipa, kita kordinasikan dan saya memohon supaya ada guru kunjung ke tenda-tenda dengan jadwal jam 10-12, supaya mereka juga tidak lupa pelajaran-pelajaran yang selama ini sudah ditinggalkan" jelas Sutarno.
Kegiatan ini dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu kelompok playgroup, kempok dengan anak usia kelas 1-3 SD, dan kelompok dengan anak usia kelas 4-6 SD.
Dengan adanya posko ini ternyata memberikan pengaruh psikis yang luar biasa. Sutarno mengatakan jika anak-anak yang ada di posko sudah mulai ceria kembali.
"Mereka sudah bagus, mereka sudah baik, dalam arti sudah ceria lagi, semangat belajarnya lagi, akrab dengan kami, jadi saya lihat traumanya sudah bisa dibilang pulihlah meski belum sempurna," tutup Sutarno.