Great UPI Jadikan Tembok Sebagai Media Edukasi
Minggu, 04 Desember 2022 02:25
Reporter : Nadiana Tsamratul Fuadah
Gender Research Student Center (Great) UPI mengadakan live mural untuk menggambarkan ekspresi gerakan anti kekerasan terhadap perempuan. Dok Great UPI.
Bandung -- Gender Research Student Center (Great) UPI mengadakan live mural untuk menggambarkan ekspresi gerakan anti kekerasan terhadap perempuan melalui cat warna-warni di Tembok Mural Gedung STI UPI Bandung pada Sabtu, 3 Desember 2022.
Pertunjukan live mural ini merupakan salah satu rangkaian dalam peringatan 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (HAKTP) yang berlangsung sejak 25 November hingga 10 Desember 2022.
“Great UPI mengadakan live mural ini karena kita melihat oh ada tembok yang bisa kita gunakan nih sebagai media kita mengedukasi. Media edukasi ini enggak melulu dari online, enggak cuma melalui pamflet selembaran. Tapi kita juga bisa memanfaatkan tembok di sekitar kampus yang memang sama kampus udah diperbolehkan untuk mural. Mengingat lagi momentum 16 hari anti kekerasan terhadap perempuan,” ujar Ketua Great UPI, Azmi Mahatmanti.
Azmi menuturkan bahwa dalam memperingati 16HAKTP ini sebagai mahasiswa di kampus, Great UPI memikirkan tentang bagaimana menciptakan pencegahan dan pemahaman tentang kekerasan seksual di kampus agar bisa diterima dengan mudah oleh kalangan mahasiswa.
“Jadi kalau dari Great UPI sendiri yang memang UKM bergerak di isu ini juga membuat strategi gimana caranya biar kegiatan kita menjadi daya tarik dan pesannya bisa sampai. Jadilah Great UPI membuat rangkaian salah satunya live mural,” tambah Azmi.
Dalam melaksanakan kegiatan ini, Great UPI bekerja sama dengan Fakultas Pendidikan Seni dan Desain (FPSD) juga Studio 229 UPI. Selain itu mahasiswa lain juga bisa mengikuti acara ini.
Tujuan yang ingin disampaikan dalam kegiatan ini adalah untuk mengkampanyekan anti kekerasan terhadap perempuan.
“Nah yang pengen disampein pesannya kita karena ini momentumnya 16HKTP maka campaignnya juga enggak jauh-jauh ya tentang fenomena dari kekerasan terhadap perempuan itu sendiri gitu,” tutup Azmi.