Arah Politik Ulama Menuju Permadani Istana Presiden 2024
Kamis, 01 Februari 2024 12:55
Reporter : Tim Digo.id
Ilustrasi Para Ulama Kondang Bertarung Menuju Istana Menggunakan Permadai Terbang/TimDigo.id
Jakarta, DigoID- Menjelang pencoblosan yang terhitung 13 hari lagi, kita bahas politik identitas nih, gak kalah seru dari drakor favorit. Jadi, politik identitas ini bukan hal baru, ya? Udah lama jadi bahan perbincangan, bahkan dibahas di simposium internasional di Wina, tahun 1994. Identitas sebagai ciri-ciri atau keadaan khusus seseorang, tapi dalam politik, identitas ini jadi senjata dan kekuatan.
Nah, di dunia demokrasi kayak Indonesia, politik identitas itu susah banget dihindari. Justru jadi akar lahirnya aliansi-aliansi politik karena ada kesamaan identitas, nilai, dan latar belakang. Bener-bener eksis di tengah-tengah kita, ga bisa diabaikan deh.
Dan tentunya, di Indonesia yang mayoritas muslim, politik identitas berbasis agama, khususnya Islam, jadi gede banget perannya. Nah, di pemilu 2024, para tokoh ulama pun ikut andil banget, berusaha meraih suara dengan identitas agama.
Lantas siapa saja sih ulama besar dengan jamaahnya yang mendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden tahun ini?
Dukungan Habib Rizieq Shihab ke Paslon 01
Al-Habib Muhammad Rizieq bin Hussein Shihab, Lc., M.A., Ph.D. juga dikenal sebagai Habib Rizieq Shihab, merupakan tokoh pendiri dan pimpinan Front Pembela Islam yang dilarang pemerintah tahun 2020. Meskipun kontroversi dan sempat terjerat kasus hukum yang menumpuk, jamaahnya tetap solid banget dan gak lari.
Dapet gelar Imam Besar dan jadi pemimpin Ijtima’ Ulama, pada bulan November 2023 lalu, mendeklarasikan dukungannya buat pasangan nomor urut 01, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar.
Dukungan ini ngebuat Habib Rizieq makin akrab sama Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang mana keduanya bergandengan mendukung paslon yang sama di beberapa ajang pemilu sebelumnya. Tapi ini jadi pengalaman baru buat Muhaimin Iskandar dimana Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang dipimpinnya sering berselisih paham ideologi dengan Imam Besar Habib Rizieq Shihab, loh.
Habib Luthfi bin Yahya Jelas Dukung 02
Habib Luthfi, sosok ulama kharismatik yang bisa bikin drama politik makin meriah! Selain jadi pendakwah, Habib Luthfi juga Ketua Majelis Ulama Indonesia Jawa Tengah dan pimpinan tertinggi atau Rais ‘Am Jam’iyyah Ahlith Thoriqoh Al-Mu’tabaroh An-Nahdliyyah (JATMAN) yang mana jamaahnya tersebar dimana-mana seluruh penjuru Indonesia. Perjalanan politiknya gak main-main, dari 2014 sampai 2019, Habib Luthfi ikut nganterin Joko Widodo (Jokowi) ke istana kepresidenan.
Sekarang, Habib Luthfi dukung Prabowo Subianto dan putra Jokowi, Gibran Rakabuming Raka. Kata-katanya di acara Ndaru Bersholawat itu bikin penasaran, "Jangan tanya, Habib Luthfi kosong berapa, sudah jelas dengan Pak Prabowo, kok tanya. Percaya kan? Percaya tidak?" Massa langsung jawab "percaya" serentak.
Abuya Muhtadi Dimyathi Bersama Kubu 03
Abuya Muhtadi, kyai kharismatik dan mufti syafi'iyyah dari Banten! Anak dari Abuya Muhammad Dimyati al-Bantani, pendiri Pondok Pesantren Roudlotul Ulum ini di pemilu 2024 menyatakan dukungannya kepada pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD, gara-gara hubungan baik yang dekat sama cawapres Mahfud MD."Pak Mahfud itu adalah kawan saya sejak lama," katanya.
Pada pemilu tahun 2019, Abuya dukung Jokowi dan Kiai Ma’ruf Amin juga gara-gara kedekatan sama dengan Kiai Ma’ruf. Drama politik ini bener-bener seru dan ngasih nuansa beda di panggung politik kita!
Terus NU dan Muhammadiyah Dukung Siapa?
Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah, dua organisasi Islam terbesar di Indonesia ini seringkali jadi rebutan berbagai calon untuk menarik suara simpatisan. Tak jarang paslon satu dan lainnya saling klaim ‘si paling’ NU maupun ‘si paling’ Muhammadiyah. Tapi, dari sisi organisasinya, mereka dukung siapa sih?
Jadi, NU yang didirikan oleh Hadratussyaikh KH Hasyim Asy'ari, lewat Gus Mus, di acara Mustasyar PBNU mengatakan kalau mereka fokusnya bukan cuma "memenangkan capres-cawapres tertentu," tapi lebih ke "memenangkan Indonesia." Gak mau ikutan ribut dukung-mendukung pasangan capres, loh.
Di sisi lain, Muhammadiyah, yang didirikan oleh KH Ahmad Dahlan, lewat Abdul Mu'ti, Sekum PP Muhammadiyah, mereka sering banget mengkonfirmasi bahwa mereka netral. Yup, netral abis, gak mau terlibat di drama dukung-mendukung calon presiden.
Jadi, intinya, kedua organisasi gede ini setuju buat netral di panggung politik. Meskipun punya kedekatan sejarah dengan beberapa partai politik, tapi mereka lebih fokus ke tujuan besar, yaitu "memenangkan Indonesia." Gak mau ikutan drama politik yang ribet, kali ya. (wd)