Wapres: Pembakaran Susi Air Karena Kurangnya Pengawalan
Jumat, 10 Februari 2023 19:10
Reporter : Antara
Wapres RI, Ma'ruf Amin. Dok ant.
MATARAM -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengungkapkan peristiwa pembakaran pesawat milik Susi Air dengan Nomor Penerbangan SI 9368 oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua, sebab kurangnya pengawalan di lokasi objek vital.
"Pesawat datang kemudian bisa dibakar karena kurang pengawalan. Harusnya dibuat pengawalan," kata Ma'ruf Amin di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), Jumat, 10 Februari 2023.
Pesawat milik Susi Air dibakar KKB di Lapangan Terbang Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, pada Selasa pagi, 7 Februari 2023.
KKB lalu membawa pilot pesawat Captain Philips M. yang berkebangsaan Selandia Baru serta lima orang penumpang, yaitu Demanus Gwijangge, Minda Gwijangge, Pelenus Gwijangge, Meita Gwijangge, dan Wetina W.
"Jadi, di Papua Pegunungan ini memang masih ada gangguan keamanan, karena itu saya minta supaya pembuat perusuh ini itu dikejar dalam rangka penegakan hukum," tambahnya.
Dia juga mengungkapkan tempat-tempat strategis harus dijaga.
"Harus ada pengawalan di situ. Jangan sampai di tempat itu kemudian tidak ada pengawalan," tuturnya.
Ma'ruf Amin juga menyebut, selain memberlakukan penegakan hukum, pemerintah juga pun terus membangun kesejahteraan di Tanah Papua.
"Terus membangun kesejahteraan dan kami sesuaikan dengan kemauan orang Papua. Saya menggunakan istilah 'Kami akan menggaruk di tempat yang gatal', yang gatal itu yang kami garuk, yang kami berikan kepada mereka," paparnya.
Dia pun menyampaikan pemerintah melakukan perubahan dan mengerjakan proyek pembangunan untuk kesejahteraan warga Papua sesuai dengan masalah yang mereka hadapi.
"Apa yang diinginkan orang Papua dan kami sudah dapat semua dukungan, tokoh-tokoh masyarakat, tokoh-tokoh gereja, tokoh agama, adat, dan waktu saya ke sana, mereka terus terang mereka minta tambah dua provinsi lagi, tapi saya katakan enam provinsi ini dulu diselesaikan," katanya.
Sebelumnya, pesawat Susi Air jenis Pilatus Porter PC 6/PK-BVY dilaporkan hilang kontak, Selasa, pukul 06.35 WIT, di Lapangan Terbang Distrik Paro saat terbang dengan rute Timika-Paro-Timika.
Dua jam berselang, Susi Air mendapati pemancar sinyal darurat atau Emergency Locator Transmitter (ELT) pesawat tersebut dalam posisi aktif pukul 09.12 WIB, kemudian direspons oleh perusahaan dengan kondisi darurat lewat pengiriman pesawat lain guna mengecek posisi pesawat.
Namun, pesawat ditemukan dalam kondisi terbakar di landasan Lapangan Terbang Distrik Paro.
Lima penumpang pesawat milik Susi Air saat ini sudah berhasil dievakuasi dari Paro ke Timika.
Di sisi lain, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono menyebut pihaknya saat ini mengutamakan mencari keberadaan Captain Philips M. setelah mendeteksi keberadaan pilot tersebut.
Yudo mengatakan, Philips tidak disandera oleh Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) OPM, melainkan melarikan diri setelah diancam saat pesawat diduga dibakar kelompok tersebut.
Rencananya, pesawat tersebut akan mengevakuasi 15 pekerja pembangunan puskesmas dari Paro ke Timika.
Menurut Yudo, Distrik Paro tidak termasuk dalam wilayah rawan gangguan keamanan, sehingga Susi Air diizinkan melakukan penerbangan. Bandara di Distrik Paro juga tidak pernah digunakan untuk penerbangan, tapi pihak Susi Air menggunakan bandara tersebut sebagai rute penerbangannya.
Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo mengatakan pencarian Pilot Susi Air masih dilakukan personel TNI dan Polri bersama Satuan Tugas (Satgas) Damai Cartenz. (ant)