Terdampak Banjir, Ratusan Sawah di Garut Dapatkan Asuransi
Senin, 23 Januari 2023 18:45
Reporter : Antara
Dok ant.
GARUT -- Ratusan hektar sawah yang terdampak banjir luapan sungai sehingga menyebabkan gagal panen dan tanam di Kabupaten Garut, Jawa Barat, mendapatkan bantuan benih serta sebagian mendapat klaim asuransi, sebab telah masuk program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP).
"Ini yang terdampak pertanaman padi sawah semua," kata Koordinator Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Kabupaten Garut, Senin, 23 Januari 2023.
Dia mengatakan bencana luapan sungai yang melanda wilayah selatan Garut, Jumat, 20 Jumat 2023 menyebabkan kerusakan pada areal pertanian padi di Kecamatan Pakenjeng, Mekarmukti, dan Bungbulang. Sehingga petani mengalami kerugian materi yang cukup besar.
Sawah yang terdampak beberapa di antaranya terdapat di Desa Karangsari, Kecamatan Pakenjeng seluas 30 hektar dan kondisi puso seluas 16 hektar. Selanjutnya di Desa Jagabaya, Kecamatan Mekarmukti seluas 28 hektar sedangkan yang puso 21 hektar, dan Desa Gunamekar, Kecamatan Bungbulang seluas 18 hektar dan puso 15 hektar.
"Total tiga desa, tiga kecamatan, terkena (banjir) 76 hektare, puso 52 hektare," ucapnya.
Ahmad menyebut jajaran Dinas Pertanian Garut sudah meninjau daerah pertanian yang rusak akibat banjir itu untuk mengecek kerusakan tanaman, begitu juga kondisi irigasinya, dengan kerugian lebih dari Rp2 miliar.
Menurutnya Pemda akan menyiapkan bantuan benih bagi petani yang mengalami kerugian akibat tanaman padinya rusak dan puso agar nanti bisa kembali beraktivitas menanam lagi, sedangkan petani yang sudah masuk AUTP secara otomatis akan mendapatkan klaim ganti rugi.
"Sebagian petani yang sudah terdaftar di polis AUTP bisa mengklaim AUTP ke PT Jasindo. Sedangkan sisanya bagi yang tidak daftar atau tidak tercantum di polis AUTP akan mendapatkan bantuan benih padi dari Dinas Pertanian Garut," katanya.
Ahmad mengatakan berapa luasan sawah yang mendapatkan asuransi, saat ini masih dalam pendataan di lapangan. Akan tetapi petani peserta asuransi itu akan mendapatkan penggantian uang sebesar 6 juta rupiah per hektar.
Dia menjelaskan petani yang masuk program AUTP itu merupakan bantuan dari pemerintah juga yang setiap pembayarannya dibayar pemerintah sebagai langkah meminimalisasi kerugian apabila areal pertaniannya bermasalah atau diterjang bencana.
"Untuk AUTP yang berjalan ini merupakan bantuan dari Dinas Pertanian juga, Dinas Pertanian yang membayarkan preminya dari kegiatan di Dinas Pertanian, sehingga petani tidak membayar premi," ucapnya.
"Kondisi di lapangan saat ini masih dilakukan normalisasi lahan maupun saluran irigasi yang sempat terganggu dampak bencana banjir bandang tersebut, yang secepatnya akan diperbaiki agar bisa mengairi areal pertanian lainnya," ujarnya.