Pakar Minta Sekolah Siapkan Alternatif KBM Saat Musim Hujan
Senin, 10 Oktober 2022 21:21
Reporter : Wusana Bayu Pamungkas
foto: ant
Jakarta - Pengamat Pendidikan
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Jakarta Asep Supena menyarankan
sekolah untuk memikirkan beberapa alternatif pembelajaran agar musim hujan
tidak menghalangi efektivitas Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).
“Kita kan lebih penting fokus memikirkan alternatif belajar
sehingga tidak kehilangan momen untuk belajar. Guru, Kepala Sekolah, Pemerintah
atau siapapun yang berkepentingan bisa memikirkan banyak alternatif ya,”
katanya saat dihubungi di Jakarta, Minggu.
Alternatif pertama, lanjutnya, mengaktifkan kembali e-learning atau
belajar jarak jauh dengan memanfaatkan teknologi. Kemudian jika kondisi fisik
sekolah tidak mampu untuk mengadakan KBM, pihak sekolah bisa mencari tempat
alternatif yang cukup kondusif seperti gedung serbaguna sebagai tempat
sementara.
“Kadang-kadang ada tempat belajar terbuka ya yang digunakan untuk
para pengungsi atau anak jalanan. Ide-ide seperti itu bisa dipakai sementara
untuk mengatasi persoalan belajar,” ujarnya.
Asep juga menyarankan Pemerintah untuk mengorientasikan beragam
tempat-tempat serbaguna seperti Balai RW, lapangan hingga taman sebagai
alternatif jangka panjang untuk dijadikan tempat sosial termasuk KBM. Selain
itu, penyesuaian jam belajar mengajar dinilainya juga menjadi alternatif yang
cukup tepat mengingat hujan kerap terjadi pada sore hari.
“Materi bisa dipadatkan, sehingga waktu belajar bisa lebih pendek
dan itu (materi pembelajaran yang kurang) bisa ditugaskan untuk belajar secara
mandiri,” ucap dia.
Lebih lanjut Asep juga mengingatkan Kepala Sekolah dan jajarannya untuk lebih
cermat mengamati kondisi bangunan dan wilayah masing-masing sebagai langkah
mitigasi agar tidak ada korban akibat runtuhnya bangunan sekolah.
“Sehingga bisa melaporkan secara dini kondisi tersebut dan bisa diantisipasi
oleh Dinas Pendidikan sehingga bisa diminimalkan kemungkinan bencana yang lebih
berat,” tuturnya.
Adapun sejumlah bangunan sekolah roboh sebagai dampak dari hujan
deras yang melanda berbagai daerah di Indonesia. Salah satunya bangunan ruang
kelas di SDN Kramatmanik 2, Kecamatan Angsana, Pandeglang, Banten yang roboh
pada Jumat (7/10).
Kemudian tembok pagar SDN 2 Patemon, Semarang, Jawa Tengah
sepanjang 10 meter dengan tinggi sekitar 2 meter roboh karena tidak kuat
menahan debit air hujan. Begitu juga dengan atap dan bangunan sekolah SDN
Gelang 7, Gelang, Kabupaten Jember, Jawa Timur yang ambruk pada Sabtu (8/10).
Akibatnya, KBM terpaksa harus dipindahkan ke tenda darurat yang didirikan oleh
BPBD setempat. (ant)