Ketua BEM Udayana Konfirmasi Soal Tudingan Provokator G20
Kamis, 17 November 2022 16:14
Reporter : Antara
Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Pemerintahan Mahasiswa (BEM PM) Universitas Udayana Darryl Dwi Putra. (Dok. ant)
BALI -- Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Pemerintahan Mahasiswa (BEM PM) Universitas Udayana Darryl Dwi Putra, memberikan respons soal tuduhan yang menyebut dirinya sebagai provokator untuk menolak KTT G20.
"Itu saya juga cukup kaget, karena di siang hari tadi tiba-tiba ramai (di media sosial, Red) dan memang saya duga akun-akun bodong, cuma memang awalnya muncul ketika saya membuat kisah Instagram untuk mempertanyakan terkait ruang demokrasi yang dipersempit selama G20," ucap Darryl.
Tagar #DarrylBikinMaluNegara sempat menjadi topik teratas di Twitter pada Rabu, 16 November 2022. Darryl pun menegaskan bahwa dirinya tidak melakukan provokasi. Sebab, selama ini dirinya tidak pernah menyatakan untuk menolak G20.
"Iya memang saya tidak pernah menyebutkan saya mendukung atau menolak, tapi saya memang mengkritisi bagaimana ketika G20 ini berjalan, apa-apa saja yang menjadi permasalahan," katanya.
Dia mengungkapkan lebih lanjut mengenai mempersempit ruang demokrasi, salah satunya adalah mengenai pembubaran kelompok mahasiswa yang hendak melakukan diskusi di Gedung Media Center Universitas Udayana pada Senin, 14 November 2022.
Dalam penjelasannya, awalnya dia menaikkan sebuah gambar yang diunggah kembali dari akun milik Bangsa Mahasiswa. Pada isi Instastory tersebut, dia menambahkan pertanyaan soal tanggapan penonton mengenai ruang demokrasi yang dipersempit. Akan tetapi, tak lama unggahan tersebut lenyap dengan sendirinya.
Ketua BEM Universitas Udayana ini mengatakan bahwa organisasi lingkungan Greenpeace terlebih dahulu mengunggah hal serupa sebagai bentuk pandangannya terkait krisis iklim.
"Tapi memang makna dari kisah Instagram yang saya sebutkan adalah untuk menyampaikan pertanyaan saya, dan saya ingin memantik forum diskusi makanya saya juga meletakkan kolom pertanyaan di sana," jelasnya.
Darryl memandang perhelatan G20 yang berhasil dilewati puncaknya dua hari di Bali itu sebagai pertemuan yang menghadirkan sisi pro dan kontra. Di sisi lain, dia menyatakan harapannya agar segala kesepakatan dan janji dalam forum tersebut berpihak kepada masyarakat.
Ditanya mengenai akun-akun yang ramai menyebut namanya di media sosial, Darryl mengaku belum dapat memutuskan langkah selanjutnya untuk mengusut maupun tidak. Namun berdasarkan pantauan, saat ini tuduhan di sosial media tersebut mulai mereda. (ant)