BANDUNG -- Pertumbuhan ekonomi terus berevolusi dan akan terus berkembang memudahkan para pelaku usaha. Perubahan terjadi pada model bisnisnya, karena sekarang dimungkinkan adanya start up.

Ketua Himpunan Pengusaha Muda Cimahi, M Firaldi Akbar mengatakan bisnis konvensional dengan start up itu berbeda. Bisnis konvensional targetnya berdasarkan cash flow sedangakan start up target keuntungannya di akhir.

“Start up itu beda sama bisnis konvensional. Kalau bisnis konvensional kita itu berdasarkan cash flow. Misalnya kita jualan baju modal lima ribu kita jual tujuh ribu maka kita dapet untung dua ribu. Start up berbeda, dia itu terjadi karena kegelisahan orang,” ujar Firaldi saat ditemui di acara Soul of Market, beberapa waktu lalu.

Firaldi mengatakan sebagai contoh jika seseorang pergi ke kantor dan ada barang yang tertinggal, sementara orang tersebut harus kerja. Dari kegelisahan tersebut start up menjadikannya sebagai bisnis model. Sebagai contoh seperti kemunculan Gojek.

“Keuntungan start up itu bisa jadi kita beli barang seharga sepuluh ribu dan kita jual seharga sembilan ribu, karena targetnya bukan cash flow tapi tracking yaitu banyaknya orang beli. Pada akhirnya yang dijual itu bukan produk tapi perusahaan atau valuasi,” lanjutnya.

Bisnis konvensional dan start up menurut Firaldi ada kekurangan dan kelebihannya. Bisnis konvensional di awal lebih terasa keuntungannya tetapi lambat pembelinya. Sedangkan start up keuntungannya di akhir tetapi pembelinya banyak dan bisa membesar dengan cepat.

“Sekarang enggak kaget banyak merk baru tapi udah melejit banget contohnya MS Glow dan Erigo, karena mereka start up. Nah start up ini cuma bisa dilakukan oleh anak muda atau yang berjiwa muda,” ucap Firaldi.

Menurutnya anak muda zaman sekarang berpikirnya bukan untuk sekarang tetapi untuk masa depan. Dia menuturkan bisnis model sekarang luar biasa membingungkan jika tidak dipelajari dengan baik.

“Bisnis model sekarang luar biasa membingungkan bagi yang tidak bisa beradaptasi maka hati-hati terjebak, siapapun bisa melakukan start up asal berani membakar uang untuk marketing dan produksi,” ujar Firaldi.

Ia mengatakan jika ingin melakukan percepatan perkembangan ekonomi maka pilihlah bisnis start up yang besar perkembangannya. Ekonomi di Indonesia semakin meningkat karena banyak ditunjang oleh ekonomi-ekonomi yang dibeli berdasarkan valuasi.