Ribuan Karyawan kena PHK Dampak Pabrik Garmen Tutup
Senin, 09 Oktober 2023 21:54
Reporter : Ekadyana N. Fauzi
Ilustrasi karyawan terkena PHK/istimewa
Sukabumi, DigoID--Salah satu pabrik produsen garmen di Sukabumi, PT Manito World menyetop kegiatan operasionalnya akibat dampak krisis global.PT Manito World menutup pabrik dan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada para karyawannya.
Lokasi pabrik yang berada di Jalan Raya Siliwangi, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, mengalami gulung tikar. Krisis global disebut menjadi biang kerok penutupan pabrik secara permanen.
Wakil Ketua I Sektor Industri Padat Karya DPK APINDO Kabupaten Sukabumi David FC Dharmadjaja mengatakan dampak krisis ekonomi global masih terasa dan meluas. Khususnya industri padat karya yang melakukan ekspor ke negara Eropa dan Amerika Serikat.
"Iya memang ada perusahaan inisial MW di wilayah Cicurug baru tutup. Karyawannya sebelum COVID-19 itu ada sekitar 2.800 orang, itu full ekspor padat karya tapi sekarang sudah tutup perusahaannya (otomatis PHK). Bukan hanya itu, seperti industri sepatu saja sudah mengurangi karyawannya karena permintaan kurang akibat krisis ekonomi global," tutur David kepada awak media, Senin 9 Oktober 2023.
Menurutnya, kabar mengenai keadaan industri global harus disampaikan secara terbuka. "Keberpihakan pemerintah terhadap industri padat karya masih belum maksimal, kalau tidak mau dibilang tidak ada," ujarnya.
Lebih lanjut, dampak terbesar dari krisis ekonomi global yang dirasakan perusahaan-perusahan industri padat karya yaitu menurunnya pesanan. Kondisi ini, membuat dunia industri di wilayah Kabupaten Sukabumi kesulitan untuk bertahan.
Industri padat karya menurutnya perlu didorong melalui program pemerintah dan keberpihakkan yang konkrit, demi mendorongnya pabrik dan usaha dalam negeri.
Berdasarkan data sementara yang tercatat di DPK APINDO Kabupaten Sukabumi, semenjak krisis ekonomi global hingga saat ini, sudah ada sekitar 24.000 karyawan yang telah dirumahkan di Kabupaten Sukabumi.
"Kalau sebelumnya, itu paling ada sekitar 19.000 ribu karyawan. Nah, sekarang itu perkiraan kami sudah ada 24.000 karyawan, ini baik PHK langsung ataupun tidak diperpanjang kontrak" tuturnya.
Puluhan ribu karyawan yang dirumahkan ini, merupakan data sementara dan pihaknya akan melakukan survei ke lapangan yang rencananya akan dilakukan pada Oktober 2023 ini.