Waspadai Gejala Demensia yang Muncul Jauh Sebelum Diagnosa
Senin, 24 Oktober 2022 21:04
Reporter : Siti Ninu Nugraha
×
Ilustrasi Orang Tua
BANDUNG -- Gangguan Alzheimer atau Demensia menurut KBBI merupakan kemerosotan semua kegiatan pikiran karena kerusakan otak atau penyakit pada otak. Berdasarkan sebuah studi data biobank di Inggris beberapa sindrom neurodegeneratif terlihat perubahan pada individu dalam jangka waktu lima hingga sembilan tahun sebelum gangguan.
Dilansir dari laman Newsmax, peneliti dari University of Cambridge, Timothy Rittman menyebut penelitian ini dilakukan untuk melihat kemungkinan adanya gejala awal dari proses munculnya Alzheimer. Dia mengakui selama ini belum bisa mendeteksi gejala awal dari Alzheimer.
"Penelitian kami menemukan kemungkinan untuk mendeteksi perubahan kecil lima hingga sepuluh tahun sebelum diagnosis, sehingga mungkin untuk menyelamatkan orang dengan sangat mudah," kata Ritmann.
Rittman menambah orang-orang bisa masuk ke dalam uji klinis strategi pencegahan dan obat baru untuk memperlambat penyakit demensia ini. Studi Biobank Inggris merekrut orang-orang usia 40-69 tahun dari 2006 hingga 2010.
Rittman dan timnya menilai gerakan kognitif dan fungsional dasar pada 2.778 yang terserang Alzheimer, 211 orang yang terserang demensia frontotemporal atau FTD, 133 orang terserang kelumpuhan supranuklear progresif (PSP), 40 orang yang terserang demensia dengan badan Lewy (DLB), dan 73 orang yang terserang Multiple System Atrophy (MSA).
Berdasarkan perbandingan skor awal dan data dari 493.735 kontrol Biobank yang tidak terserang penyakit neurodegeneratif mereka menemukan perbedaan luas dalam penilaian kognitif dan fisik antara individu yang didiagnosis penyakit Alzheimer dan yang tidak, menurut MedPage Today. Orang yang terserang Alzheimer mendapatkan skor lebih buruk pada kontrol dalam kecerdasan cairan, waktu reaksi, memori numerik, memori prospektif, dan percocokan pasangan.
Temuan lain yang serupa dengan subjek penelitian yang mengembangkan penyakit Alzheimer dan PSP akan lebih mudah kesulitan dibanding kelompok yang di kontrol.
"Pendekatan kami dapat membentuk dasar untuk skrining kognitif dan fungsional pradiagonstik sebagai pencegahan penyakit dan terapi modifikasi untk penyakit neurodegenatif," kata Rittman.
"Panel skrining berdasarkan kognisi dan fungsi dapat dilakukan oleh biomarker spesifik penyakit utnuk lebih meningkatkan stratifikasi risiko," kata Rittman.
Redaktur :
Hartifiany Praisra