Citarum Kembali Penuh Sampah Setelah 3 Hari Dibersihkan Pandawara, Pemerintah Ngapain?
Kamis, 20 Juni 2024 19:00
Reporter : Tim Digo.id
Ilustrasi Sungai Citarum Kembali Penuh Sampah Setelah 3 Hari Dibersihkan Pandawara/Digo.id
Jakarta, DigoID-Pandawara Group baru-baru ini ngajak warga Bandung Raya buat bareng-bareng bersihin sampah di Sungai Jembatan Babakan Sapan (BBS) yang ada di kawasan Sungai Citarum, nyambungin Batujajar sama Cililin di Kabupaten Bandung Barat. Mereka ngumumin ini lewat video di Instagram @pandawaragroup, Kamis, 13 Juni 2024. Pandawara Group bilang, kalau sampah-sampah di sungai DAS Citarum itu dibiarin, Kota Kembang bisa dapet julukan baru, yaitu 'Bandung Lautan Sampah'.
"Bukan Bandung lautan api, tapi Bandung lautan sampah, kalau kondisi ini bertahan selama berpuluh-puluh tahun ke depan," gitu kata Pandawara Group. Makanya, mereka ngajak masyarakat dari semua kalangan buat ikut bersihin sampah di Sungai Citarum.
Sungai Citarum emang pernah jadi sorotan publik karena penuh sampah dan keliatan super kotor. Awalnya, Pandawara Group dan warga sekitar udah bersihin sungai ini, dan hasilnya keliatan banget lebih bersih. Tapi, baru tiga hari dibersihin, sampahnya udah balik lagi.
Kondisi Sungai Bikin Warganet Geram
Berita ini banyak dibahas di medsos, salah satunya di akun Instagram @whichisteutic, Rabu, 19 Juni 2024. Unggahan itu nunjukin kondisi Sungai Citarum yang penuh sampah sebelum dibersihin sama tim Pandawara dan warga sekitar. Setelah dibersihin, sungainya keliatan jauh lebih bersih. Tapi sayangnya, tiga hari kemudian sampah udah memenuhi sungai lagi.
Viralnya video Pandawara soal Sungai Citarum bikin warganet banyak ngomongin kinerja pemerintah. Banyak juga yang ngejelasin kenapa Sungai Citarum jadi lautan sampah belakangan ini. Dampak dari pencemaran ini udah parah banget, sampai-sampai populasi ikan di sungai diperkirakan ilang 60 persen.
Banyak warganet yang bilang kalau Pandawara Group bukan pihak yang seharusnya tanggung jawab. "Sebenernya Pandawara Group bukan pihak yg mestinya tanggung jawab bikin sistem pengelolaan sampah yg proper," komen seorang warganet. Sistem dan struktural dinilai jadi penyebab utama masalah sampah di Sungai Citarum.
Tindakan masyarakat yang sering buang sampah sembarangan ke sungai bikin kondisi Citarum makin parah. "Ditindakin deh tiap hari ada patroli sepanjang jalur sungai biar ketahuan siapa aja yang buang sampah ke sungai, lalu berikan sanksi," usul seorang warganet.
"Karena mikirnya gini 'ah kan udah ada yg tugasnya bagian bersihin, gw buang lagi aja,'" kata warganet lain.
"Sama halnya sama banjir, kan yang disalahin pemerintah padahal seharusnya pola pikir masyarakat juga yang harus diubah," ujar warganet lainnya.
Katanya, Sampah Bukan Dari Wilayah Bandung
Sementara itu, Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin ngomong kalau otoritasnya bakal ngebut buat bersihin sampah yang kembali numpuk di Sungai Anak Citarum, Kabupaten Bandung, Jawa Barat sejak Jumat, 7 Juni 2024 dalam waktu seminggu ke depan.
Menurut Bey, sampah yang numpuk di Sungai Anak Citarum ini nggak semuanya berasal dari Kabupaten Bandung aja, tapi juga ada yang dari Kota Bandung, Kabupaten Bandung Barat, dan Kota Cimahi. "Sebenernya kebijakan strategi tiga daerah tentang sampah itu, 2025 harus udah ngurangin sampah 30 persen di hulu. Jadi di rumah tangga itu sampah organik udah mulai dikurangin dan itu udah komitmen semua dari pemerintah pusat sampai daerah," kata Bey dikutip dari liputan6, Kamis, 20 Juni 2024.
"Jadi kepala daerah harusnya ingetin lagi, instruksikan semua warganya buat ngurangin sampah. Jadi kalau masyarakatnya disiplin buang sampah, gak akan kejadian kayak gini," tambah Bey.
Ada Program Citarum Harum, Gimana Tuh?
Bey bilang pembersihan Sungai Anak Citarum nanti bakal kerja sama dengan Program Citarum Harum, pemerintah daerah, dan kelompok swasta. Pembersihan dan pengurangan sampah di Sungai Anak Citarum ini adalah tanggung jawab semua pihak, bukan cuma pemerintah.
"Ini harus ditangani secara pentahelix, gak bisa kami lakukan sendiri, tentunya harus kerja sama dengan tentara, pemerintah daerah, swasta, bahkan masyarakat. Jadi gak bisa nyalahin pemerintah terus, ini sampahnya juga dari masyarakat. Kalau semua disiplin, gak akan kayak gini," kata Bey.
Bey juga nerangin kalau masalah sampah di Sungai Anak Citarum ini makin parah gara-gara sedimentasi yang tinggi di kawasan tersebut. Selain bersihin sampah, nanti juga bakal ada pengerukan sedimentasi oleh petugas. Targetnya, indeks kebersihan air harus tercapai 60 persen. "Kita bakal upayain ini secepatnya, kita masih berusaha keras. Masyarakat juga harus bantu jangan buang sampah sembarangan, industri juga harus benerin cara mereka," tukas Bey.
Tapi, Ini Masih Dalam Masa Transisi Guys!
Sebelumnya, Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat lagi nyiapin masa transisi pengelolaan lingkungan DAS Citarum dari Satgas Citarum Harum ke masyarakat dan stakeholders terkait. Penanganan kerusakan lingkungan di DAS Citarum yang selama ini ditangani oleh Satgas Citarum Harum dengan 23 Komandan Sektor bakal dipindahtangankan seiring berakhirnya Perpres Nomor 15 Tahun 2018 pada Desember 2025.
Sekretaris Daerah Provinsi Jabar Herman Suryatman, setelah meninjau titik nol kilometer Sungai Citarum di Kabupaten Bandung, bilang kalau mereka bakal maksimalkan waktu sekitar 1,5 tahun ini buat penanganan beberapa titik DAS Citarum dan nyiapin masa transisi tugas. "Kami lagi siapin masa transisi dari satgas ke masyarakat. Jadi nanti DAS Citarum dikelola masyarakat," ujar Herman Suryatman dikutip dari sumber yang sama, Kamis, 20 Juni 2024.
Herman lanjut bilang kalau nggak cuma masyarakat, unsur pemerintah di wilayah juga bakal terlibat, kayak kepala desa, Babinsa, Bhabinkamtibmas, sampai ke tingkat pemerintah provinsi sebagai kontrol atau pengawasnya.
"Tentu dikontrolnya secara langsung oleh kepala desa, lurah, dan di dalamnya ada Babinsa, Bhabinkamtibmas terus sampai tingkat kecamatan dan kabupaten/kota serta kami juga di provinsi bagian di dalamnya," jelas Herman. Sistem pengelolaannya nanti bakal adopsi yang saat ini dilakukan oleh Satgas Citarum Harum, salah satunya dengan kolaborasi Pentahelix.