Waspada! Terdapat 14 Kasus Aktif Cacar Monyet di Indonesia, Kemenkes RI Berikan Informasi dan Tindakan Pencegahan
Jumat, 27 Oktober 2023 09:00
Reporter : Tim Digo.id
Foto Ilustrasi
Jakarta, DIGO.id -- Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, Maxi Rein Rondonuwu, mengumumkan bahwa saat ini terdapat 14 kasus aktif cacar monyet (monkeypox) di Indonesia. Dalam konferensi pers daring, dia memberikan informasi tentang perkembangan kasus cacar monyet di tanah air.
Selain 14 kasus yang telah terkonfirmasi, Maxi juga mengungkapkan adanya 17 kasus yang telah dinyatakan negatif, dua kasus yang masih menjadi probable, serta sembilan kasus suspek. Probable mengindikasikan adanya kontak dengan penderita, tetapi sampel laboratorium belum diambil, sedangkan suspek adalah individu yang telah mengalami gejala serupa, telah diambil sampel, dan menunggu hasil laboratorium.
Maxi menjelaskan karakteristik dari keempat belas orang yang terkonfirmasi mengidap cacar monyet. Sembilan dari mereka berusia 25-29 tahun, atau sekitar 64 persen, dan sisanya berusia 30-39 tahun. Seluruhnya merupakan laki-laki yang tertular dan/atau menularkan melalui kontak seksual.
Selain itu, Maxi menyebutkan bahwa 12 dari mereka memiliki orientasi homoseksual atau lelaki suka lelaki (LSL), satu orang biseksual, dan satu orang heteroseksual. Semua pasien memiliki gejala seperti lesi, demam, pembengkakan kelenjar getah bening, sakit saat menelan, nyeri otot, dan menggigil.
Penularan cacar monyet juga sering kali terjadi bersamaan dengan sejumlah kondisi penyerta, termasuk 12 orang yang memiliki penyakit HIV, lima orang dengan sifilis, dan satu orang dengan hipertensi. Maxi mengimbau masyarakat di seluruh Indonesia untuk waspada terhadap cacar monyet, mengingat adanya kasus di luar DKI Jakarta.
Kementerian Kesehatan telah mengambil langkah-langkah untuk menangani penyakit ini, termasuk surveilans yang lebih ketat, pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS) pada kasus terkonfirmasi, serta notifikasi ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Selain itu, tindakan terapeutik telah diberikan kepada individu yang terkonfirmasi, vaksinasi telah dilakukan, dan kerja sama dengan berbagai pihak dalam komunikasi risiko untuk mengurangi penularan cacar monyet.
Maxi juga menyoroti pentingnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan berhubungan seks yang aman. Keterbukaan kelompok LSL terhadap petugas kesehatan juga dianggap sangat penting untuk membantu melacak kasus ini dan memaksimalkan penanganannya. Uc/khn