Warga Cianjur Laporkan Penjarahan di Rumah Ambruk
Rabu, 23 November 2022 21:40
Reporter : Rubby Jovan Primananda

Kondisi Kampung Bakuraso, Desa Sukamulya, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Rabu (23/11/2022). Dok. Rubby Jovan Primananda
CIANJUR -- Gempa bumi menghancurkan ribuan rumah di Cianjur. Warga memilih untuk berada di posko darurat karena tidak berani masuk ke dalam rumah.
Sayangnya, hal ini pun dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Warga Kampung Barukaso, Desa Sukamulya, Kecamatan Cugenang, Cianjur mengeluhkan penjarahan yang terjadi pada rumah warga yang ambruk.
"Kalau kronologisnya kita tidak tahu pasti, hanya dicek hari kedua itu barang barang warga ada yang hilang, bahkan uang sampai 50 juta rupiah hilang," kata warga Kampung Bakurakso, Basri.
Kejadian itu dialami oleh tetangga Basri. Basri pun khawatir kejadian itu akan terjadi padanya karena dia belum berani mengecek rumah pribadinya mengingat gempa susulan yang masih terjadi di Cianjur.
"Saya juga belum tahu nasib barang pribadi, kita belum tahu karena kita belum berani masuk ke rumah," jelas Basri.
Basri meminta pertolongan aparat untuk memberikan penjagaan keamanan bagi rumah warga. Selain keamanan, Basri meminta bantuan alat berat agar barang-barang warga yang tersisa di rumah bisa diselamatkan.
"Alangkah baiknya pihak kepolisian untuk mengerahkan personel agar minimal warga tidak merasa resah. Kita juga butuh alat berat untuk mengamankan barang-barang warga yang terjebak di rumah yang hancur itu," kata Basri.
Kondisi di Desa Sukamulya Kecamatan Cugenang menjadi titik pusat gempa Cianjur yang terjadi pada Senin 21 November 2022 kemarin. Gempa berkekuatan Magnitudo 5,6 ini menyebabkan banyak rumah warga Sukamulya yang hancur berat.
Hal ini pun membuat warga sama sekali tidak bisa menyelamatkan harta benda yang ada di rumah mereka. Basri berharap warga bisa segera terbantu mengingat warga membutuhkan barang yang ada di dalam rumah mereka.
"Barang pribadi belum bisa diambil karena kita belum berani masuk. Kita berharap warga terdampak dapat bantuan alat berat, jadi ketika tim masuk aman, lalu selamatkan barang warga, kalau tidak disiapkan susah juga," kata Basri.
Basri mengakui saat ini yang paling dibutuhkan adalah pakaian dan alat pribadi lainnya. Warga tidak bisa terus mengandalkan bantuan karena kondisi lokasi terdampak yang sangat miris.
"Mohon bantuannya pada semua pihak Pemerintah dan aparat kita tunggu, apalagi yang paling dibutuhkan pakaian, karena pakaian ada di dalam puing-puing rumah. Kalau tunggu dari bantuan sepenuhnya juga tidak bisa (terpenuhi)," kata Basri.