Pusat Data Nasional Kena Sabotase, Netizen Peringatkan Rencana Teror!
Selasa, 25 Juni 2024 17:37
Reporter : Tim Digo.id
Ilustrasi Pusat Data Nasional Kena Sabotase/Digo.id
Jakarta, DigoID-Oke guys, gue mau cerita soal statement dari Alfons Tanujaya, pengamat keamanan siber dari Vaksin.com. Jadi gini, doi bilang kalau Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) sama Badan Sandi dan Siber Negara (BSSN) tuh harusnya dipimpin sama orang yang bener-bener kompeten. Kenapa?
Kemenkominfo BSSN Belum Siap Nanganin Dunia Siber?
Soalnya, menurut Alfons, kasus peretasan atau serangan siber ke Pusat Data Nasional (PDN) yang baru-baru ini terjadi tuh nunjukin betapa buruknya manajemen digital di Indonesia. Dia bilang, "Ya jelas dong, posisi penting apalagi yang berhubungan dengan digitalisasi harus diisi oleh orang yang kompeten," ujarnya dikutip dari Kompas, Selasa, 25 Juni 2024.
Menurut Alfons, pemerintah kita belum ngeliat Kemenkominfo sama BSSN sebagai instansi yang krusial buat digitalisasi, pengembangan, dan penanganan dunia siber. Dia ngeliat, orang-orang yang duduk di posisi menteri atau kepala di instansi ini tuh bukan dari kalangan profesional di bidang teknologi informasi atau keamanan siber. "Kalau di Indonesia kan kesannya jabatan diberikan sebagai balas budi dukungan politik antar partai politik. Ini yang menjadi salah satu masalah kekacauan manajemen digital," kata Alfons.
Pusat Data Nasional Sempet Kena Sabotase
Nah, PDN baru-baru ini kena gangguan pada Kamis, 20 Juni 2024, yang bikin banyak layanan publik jadi terganggu. Kepala BSSN, Hinsa Siburian, bilang kalau gangguan itu disebabkan oleh serangan siber pakai ransomware ke server PDN di Surabaya. "Perlu kami sampaikan bahwa insiden pusat data sementara ini adalah serangan siber dalam bentuk ransomware dengan nama brain cipher ransomware," ujarnya dikutip dari Kompas, Selasa, 25 Juni 2024.
Hinsa jelasin, brain cipher ransomware tuh jenis terbaru dalam serangan siber. Serangan ini menginfeksi server PDN dan enkripsi data-data di dalamnya. Para peretas minta tebusan 8 juta dollar AS biar data yang terenkripsi bisa dipulihkan. Tapi, pemerintah gak langsung nurutin permintaan mereka.
Tim gabungan BSSN, Kemenkominfo, dan Polri lagi investigasi serangan ini. Sambil investigasi, mereka juga berusaha atasi dampak dari serangan ini dan pulihkan gangguan layanan publik. "Upaya-upaya ke sana sudah kami rumuskan dan kami diskusikan tadi, sehingga diharapkan bisa dengan cepat masalah ini, kejadian ini bisa diatasi dengan baik," kata Hinsa.
Netizen: Hati-hati Ada Teror!
Nah, ada netizen yang curiga ada misi lain dibalik ambruknya PDN ini. Di sosmed X, akun @kafiradikalis bilang kalau ada lebih dari 100 KITAS (Kartu Izin Tinggal Terbatas) yang terbit pas PDN dikuasai hacker.
“WOW! Sumpah ngeri! Gw baru dapat info luar biasa sehubungan PDW (Pusat Data Wakanda). Ada >100 KITAS terbit saat lumpuh'y PDW. Gw anti ma Mukidi+Ghemoy tapi jangan sinting sampe rencanain aksi teror bom saat pelantikan Ghemoy,” tulisnya.
“>10 KITAS u/ WN vilipin, >10 KITAS u/ WN Arabh. >100 KITAS yg lain'y biarlah jadi tugas aparat wakanda u/ cari data'y. Gw warning sejak malam ini agar aktor intelektual'y sadar bahwa rencana mereka bahkan udah bocor nyampe ke gw yg bukan siapa2 ini,” sambungnya lebih detail.
Gila ya, ternyata masalahnya bukan cuma sekedar serangan siber biasa, tapi ada indikasi hal-hal yang lebih serem lagi. Mudah-mudahan aparat bisa cepet atasi masalah ini dan keamanan siber di Indonesia bisa lebih baik lagi deh.