Viral Tren Nikah di KUA, Sosiolog: Tidak Melanggar Nilai Maupun Norma
Rabu, 22 Februari 2023 23:55
Reporter : Nadiana Tsamratul Fuadah
Ilustrasi menikah. (Freepik)
SURABAYA — Tren nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) sempat ramai dibicarakan akhir-akhir ini usai utas pasangan suami istri yang mengaku menikah gratis di KUA viral di Twitter.
Kendati demikian, tren nikah di KIA ini juga menuai banyak pro dan kontra dari warganet.
Menanggapi hal tersebut, Dosen Departemen Sosiologi Univesitas Airlangga (UNAIR), Udji Asiyah berpendapat, jika dalam sebuah pernikahan terdapat komitmen yang dianggap krusial baik itu keluarga, saudara, maupun masyarakat.
Termasuk mengenai nilai dan norma yang diyakini dapat berjalan rapi dan tertib.
Menurutnya, jika mengetahui sudah menikah maka masyarakat akan merasa aman-aman saja jika melihat pasangan berduaan.
"Masyarakat pun terlibat dalam memberikan persetujuannya, menjadi tertib sosial ketika masyarakat tahu jika seseorang sudah menikah maka pasangan berduaan akan aman-aman saja, tidak akan ditangkap petugas atau digropyok," kata Udji.
Tren nikah gratis di KUA ini menurutnya merupakan pengaruh dari media sosial yang dengan sekejap dapat menjangkau jutaan orang dengan cepat dan mudah.
Karena sebenarnya, nikah gratis di KUA ini bukanlah hal yang baru tapi sudah berjalan cukup lama.
Berdasarkan PP Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2004 tentang Tarif atau Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Departemen Agama.
Dalam PP tersebut dikatakan bahwa nikah atau rujuk dilaksanakan di KUA pada hari dan jam kerja dikenakan tarif gratis.
Sedangkan diluar jam kantor atau di luar hari jam kerja dikenakan biaya 600.000 rupiah.
Udji menuturkan tren nikah di KUA ini tidak melanggar nilai maupun norma.
Namun sebagai anggota masyarakat tetap dituntut untuk memproklamirkan pernikahannya sesuai dengan budaya masyarakat setempat.
"Untuk hal ini biasanya berkaitan dengan budaya masyarakat, ada yang menggelar secara sederhana, ada yang menggelar secara lebih luas lagi dengan handai tolan, kerabat, dan teman-temannya, ada juga yang penuh kemegahan dan kemewahan," kata Udji.
Lebih lanjut, tren nikah gratis di KUA ini akan semakin menarik jika diviralkan dengan istilah 'Nikah Merdeka'.
Sehingga kelompok masyarakat lapisan manapun tidak terbebani dengan istilah 'gratisan' yang berkonotasi untuk lapisan tertentu.
Kemudian pihak KUA juga dapat meningkatkan pelayanan dan fasilitas sehingga kesan nyaman akan terasakan.
Menurut Udji, dengan adanya tren nikah di KUA ini generasi muda akan semakin realistis dalam menyikapi kondisi.
Mereka akan berpikir praktis dalam mempersiapkan kehidupan keluarganya ke depan.
"Generasi muda akan semakin realistis dalam menyikapi kondisi. Mereka akan berpikir substansi pernikahan sudah dapat, substansi menjaga tertib sosial di masyarakat juga tidak akan terlewatkan. Mereka juga tidak terlepas akan berpikir lebih pragmatis dalam mempersiapkan untuk kehidupan keluarganya ke depan," tutup Udji.