Viral! Demo Rompi Kuning Prancis Disinggung di Debat Pilpres 2024
Senin, 22 Januari 2024 13:15
Reporter : Tim Digo.id
Ilustrasi Gerakan Demo Rompi Kuning/TimDigo.id
Jakarta, DigoID-Gerakan demo rompi kuning atau 'The Yellow Vest Movement' di Prancis menjadi perbincangan? Yo, bro! Jadi gini, isu ini lagi hot-topik dan lagi heboh karena disinggung di Debat Pilpres 2024 semalam. Ini semua dimulai dari pertanyaan Gibran Rakabuming Raka, calon wakil presiden nomor dua, ke Mahfud MD tentang greenflation, loh!
Pas debat keempat di JCC, Senayan, Jakarta Pusat pada Minggu, 21 Januari 2024, Gibran nanya ke Mahfud gimana cara ngatasi greenflation atau inflasi hijau gitu. Mahfud pun kasih jelas tentang ekonomi hijau dan pemanfaatan produk pangan. Tapi, pas Gibran denger jawaban Mahfud, dia kayak bingung gitu, sambil nyari-nyari jawaban yang dia mau.
Gibran ngaku dia lagi cari jawaban Mahfud tentang greenflation yang nggak ketemu. Dia bahkan bilang, "Saya lagi nyari jawabannya Prof Mahfud, saya nyari-nyari dimana ini jawabannya, nggak nggak ketemu jawabannya. Saya tanya masalah inflasi hijau kok malah menjelaskan ekonomi hijau?". Ini salah satu momen epik debat calon wakil presiden semalam, bro!
Terus, Gibran cerita lebih lanjut tentang inflasi hijau yang dia maksud. Dia kasih contoh dari gerakan rompi kuning di Prancis, yang menurut dia bahaya banget, udah ada yang jadi korban. Gibran ngomong, kita harus antisipasi supaya nggak kejadian di Indonesia.
Gibran juga ngingetin, transisi ke energi hijau harus super hati-hati, bro! Dia pengen Indonesia belajar dari negara maju, yang masih punya tantangan-tantangan sendiri. Dia khawatir, proses transisi yang mahal ini nanti malah bikin rakyat kecil yang bayar mahal, gitu.
Gerakan Rompi Kuning Itu Apa Sih..?
Dilansir dari situs Harvard dan Reuters, gerakan ini dimulai Oktober 2018. Jadi, ceritanya ada petisi online yang diunggah bulan pada Mei, berhasil himpun hampir satu juta tanda tangan, bro!
Pada 17 November 2018, itu dia hari ketika aksi demo rompi kuning dimulai di seluruh Prancis. Massa pada bawa suasana dengan jaket berpendar yang kelihatan dari jauh, aksi demonstrasi yang bener-bener mencolok!
Gerakan ini punya latar belakang yang serius, guys. Kenapa? Kenaikan harga bahan bakar dan biaya hidup yang melambung tinggi. Laporan juga bilang reformasi pajak pemerintah dianggap gak adil, terutama buat kelas pekerja dan kelas menengah, terutama yang di daerah pedesaan dan pinggiran kota.
Pengunjuk rasa pada teriak-teriak minta penurunan pajak bahan bakar, penerapan pajak solidaritas atas kekayaan, kenaikan upah minimum, sampe pengunduran diri Presiden Macron dan pemerintah. Intinya, mereka gak main-main, bro!
Aksi protesnya beneran serius, nih. Blokade jalan, tutup depot bahan bakar, bikin kerusuhan dan serangan besar. Polisi nggak tinggal diam. Mereka lawan balik dengan gas air mata, meriam air, dan kuda buat ngadepin pengunjuk rasa yang ngelemparin proyektil, ngebakar mobil, sampe nyerang toko-toko.
Bahkan, demo ini disebut-sebut sebagai kerusuhan terburuk di ibu kota Prancis sejak kerusuhan mahasiswa pada Mei 1968, guys! Ini levelnya gede banget.
Serunya lagi, gerakan ini nggak cuma bikin heboh di Prancis aja, tapi juga dapet perhatian internasional, bro! Ada pengunjuk rasa di berbagai negara yang punya keluhan serupa atau bahkan nggak ada hubungannya sama sekali, tapi tetep pake rompi kuning sebagai simbol protes!
Kondisi Bumi Saat Ini Gimana Sih..?
Gengs, baca nih! Dikutip dari Laporan Iklim Global tahun 2023 dari Pusat Informasi Lingkungan Nasional NOAA, Senin, 22 Januari 2024, tahun 2022 bener-bener jadi tahun paling panas di catatan sejarah. Setiap bulannya masuk ke ranking tujuh bulan terpanas, dan paruh kedua tahunnya (Juni-Desember) jadi yang terpanas dalam sejarah catatan NOAA, bro!
Di bulan Juli, Agustus, dan September, suhu global melebihi 1,0°C dari rata-rata jangka panjang, dan ini pertama kali dalam catatan NOAA setiap bulannya melewati batas kritis itu.
Tahun 2023 juga masuk sejarah, guys! Jadi tahun terpanas buat wilayah daratan dan lautan secara individual, terpanas di belahan bumi utara dan selatan (gabungan daratan dan lautan), dan tahun terpanas untuk daratan di Utara. Tahun ke-2 terpanas buat daratan dan tahun terpanas buat lautan di Selatan. Antartika masuk tahun ke-40 terpanas, sementara Arktik mencatat tahun ke-4 terpanas.
Dan gak kalah penting, gengs, besarnya pemanasan di masa depan itu tergantung sama seberapa banyak kita ngelepas karbon dioksida dan gas rumah kaca lainnya ke atmosfer. Saat ini, aktivitas kita yang bakar bahan bakar fosil dan tebang hutan nambahin sekitar 11 miliar metrik ton karbon ke atmosfer setiap tahun. Bayangin, itu setara dengan 40 miliar metrik ton karbon dioksida!
Laporan Khusus Ilmu Iklim AS tahun 2017 bahkan bilang, kalau emisi terus nambah cepat kayak sejak tahun 2000, suhu global bisa naik minimal 5 derajat Fahrenheit sampai akhir abad ini, bahkan bisa lebih dari 10,2 derajat. Tapi, jika kita bisa turunkan emisi secara signifikan mulai tahun 2050, suhu tetap akan naik, tapi setidaknya hanya sekitar 2,4 derajat lebih hangat dibandingkan paruh pertama abad ke-20, dan mungkin sampai 5,9 derajat.
Jadi, gengs, kita perlu banget peduli sama lingkungan dan mengurangi emisi kita, biar bumi ini tetap asik buat ditinggali. (wdy)