Trabas: Komunitas Trail Tak Melulu Harus Soal Hobi (2)
Jumat, 02 Desember 2022 05:09
Reporter : Fitri Sekar Putri
Diklat Trabas. Dok. Instagram Trabas
BANDUNG -- Siapa yang tidak mengenal komunitas motor trail asal Bandung, Trail Adventure Bandung Association atau Trabas? Komunitas ini menjadi komunitas trail pertama yang merekrut anggotanya melalui pendidikan dan pelatihan.
Hingga saat ini komunitas Trabas telah memiliki 11 angkatan dengan jumlah 1.212 anggota yang tersebar di banyak wilayah. Bukan hanya digandrungi pria saja, komunitas trail ini juga memiliki kurang lebih 20 anggota perempuan. Menariknya, Trabas juga sudah menjadi komunitas yang berbadan hukum sejak tahun 2020.
"Alhamdulillah sampai sekarang kemaren angkatan 11 itu sudah ada mencapai 1.212 anggota tersebarnya Alhamdulillah dari Sumatera, Pulau Jawa, Bali, Medan, ada yang dari Kalimantan, Lombok dan yang paling jauh itu ada dari Inggris," ujar Ketua 1 Bidang Organisasi Komunitas Trabas, Devi Darmawan.
"Ada juga anggota Trabas yang jadi warga negara Australia" tambahnya.
Devi menuturkan jika anggota Trabas berasal dari berabagai kalangan. Mulai dari pejabat, artis, profesor hingga para pedagang, dampaknya pun para anggota merasakan manfaat dari komunitas ini.
"Karena mungkin sekarang selain sekadar lifestyle ternyata banyak manfaatnya, salah satunya relasi, dia bisa olahraga, dia bisa bersilaturahmi dengan teman-teman lamanya yang sudah duluan saling mengenal, malah jadi sebuah kebutuhan" ucapnya.
Komunitas Trabas memiliki beberapa event yang rutin dilaksanakan tiap tahunnya, salah satunya ialah Trabas Merdeka yang rutin dilaksanakan ketika hari kemerdekaan Indonesia. Event ini juga dijadikan sebagai ajang silaturahmi bagi seluruh anggota Trabas.
"Jadi pas 17 Agustus kita melakukan upacara bendera misalnya di Gunug Papandayan atau Pangandaran atau Ujung Genteng kita melakukan acara awalnya seperti itu, maka dibuatlah namanya Trabas Merdeka," ucapnya.
Trabas Merdeka ini berisikan kegiatan adventure dalam kurun waktu dua hari yaitu 16-17 Agustus yang terdiri dari agenda exploring, offroad, dan juga bakti sosial. Agenda tahunan ini juga bukan hanya untuk anggota Trabas, tetapi juga terbuka bagi masyarakat umum.
Sejak tahun 2003 hingga saat ini Trabas Merdeka sudah digelar sebanyak 19 kali. Selain menjadi wadah bagi para penggemar olahraga trail, komunitas Trabas ini aktif menjadi relawan bencana yang terjadi di Indonesia. Fokusnya ialah untuk membantu pendistribusian bantuan menggunakan motor trail ke daerah-daerah yang terdampak bencana.
Devi menyebutkan jika komunitas Trabas sudah aktif melakukan kegiatan bakti sosial (baksos) sejak 2000 lalu. Menariknya, Trabas mengawali baksos ini saat melakukan penyelamatan pada warga negara Jerman yang tersesat di Tangkuban Perahu.
Kegiatan sosial yang dilakukan selama ini berada dibawah Departemen Sosial komunitas Trabas. Trabas pun aktif melakukan baksos di berbagai daerah yang pernah mengalami bencana alam.
"Jadi Trabas pernah terlibat dalam Gempa Jogja, pencarian pesawat di Cileuleuy, dan bencana longsor di Pangalengan. Pernah juga tsunami Aceh kita diminta bantuan, tetapi karena keterbatasan akomodasi jadi hanya orangnya saja tidak pakai kendaraan," kata Devi.
Salah satu pengalaman paling berkesan bagi Devi adalah ketika menjadi relawan dalam bencana tsunami di Tanjung Lesung Anyer tahun 2018 silam. Saat itu keadaan jalannya benar-benar rusak parah dan bahkan lokasi yang terisolir. Meski demikian, Trabas mendapatkan sambutan dan apresiasi dari warga sekitar yang mendapat bantuan dari Trabas.
Devi membocorkan beberapa agenda Trabas yang akan diadakan tahun depan. Di antaranya adalah wisuda Calon Trabas (Catra), kegiatan reguler Ubar (Ulin Bareng), event tahunan Trabas Merdeka, dan diadakan pula Musyawarah Anggota untuk kepengurusan selanjutnya.