Trabas: Komunitas Trail Tak Melulu Harus Soal Hobi (1)
Kamis, 01 Desember 2022 21:54
Reporter : Fitri Sekar Putri

Anggota Trabas. Dok. Trabas
BANDUNG -- Siapa yang tidak mengenal komunitas motor trail asal Bandung, Trail Adventure Bandung Association atau Trabas? Komunitas ini menjadi komunitas trail pertama yang merekrut anggotanya melalui pendidikan dan pelatihan.
Hingga saat ini Trabas telah memiliki lebih dari 1.200 anggota yang tersebar di seluruh Indonesia bahkan berbagai mancanegara. Ketua 1 Bidang Organisasi Komunitas Trabas, Devi Darmawan menceritakan bahwa Trabas ini ada sejak tahun 1995 yang diusung oleh lima orang yang menjadi dewan pendiri.
Pada awalnya komunitas Trabas ini merupakan kumpulan orang yang memilki hobi bermain motor trail dan digunakan sebagai media untuk refreshing.
"Awalnya cuma refreshing aja dan olahraga maen maen ke gunung gitu ya karna disini di Bandung kaya sekali alamnya. Jadi mulanya olahraga, hobi gitu ya kebnayakan hobi gitu ya, mereka hobi dari sepedah lari ke motor atau yang balap motor cross ari juga ke motor adventure," kata Devi pada digoid, Rabu 30 November 2022.
Komunitas Trabas sendiri memiliki enam departemen dalam struktur organisasinya.
"Di struktural sendiri terdiri dari departemen satu organisasi, dua dana usaha, tiga itu humas, departemen empat itu departemen kegiatan, lima itu formalis dan legalitas, enam itu departemen sosial" ucap Devi.
Pada awalnya perekrutan anggota Trabas ini hanya perlu mengisi formulir pendaftaran saja. Sayangnya kemudahan dalam pendaftaran itu tidak diikuti oleh loyalitas dari anggotanya.
"Setelah kurun ya mungkin lima tahunan lah penerimaan anggota itu hanya masuk isi formulir, masuk, abis itu main-main hilang, main-main hilang gitu, kan kita jadi kehilangan banyak anggota gitu ya padahal kita butuh untuk pengembangan organisasi" ucapnya.
Hal tersebut mendorong Devi dan teman-teman lain untuk mengadakan perekrutan yang dapat menumbuhkan jiwa korsa bagi para anggotanya. Belajar dari salah satu komunitas pecinta alam Wanadri, Devi merasa bahwa Diklat diperlukan untuk mencetak anggota yang dapat mengembangkan komunitas ini.
Hal tersebut ternyata mendatangkan antusias yang baik dari seluruh kalangan yang ingin tergabung menjadi anggota Trabas. Maka dibuat sebuah kurikulum untuk Diklat Trabas sendiri.
Pada intinya Diklat ini bertujuan untuk memberikan ilmu kepada para anggotanya agar dapat bermain motor trail yang aman bagi dirinya sendiri, lingkungan dan masyarakat.
"Karena ketidaktahuan itu, tapi untuk trabas sendiri karena diajarkan etika berkendara ber-offroad di hutan, minimal dengan sistem atau pengetahuan itu mereka tidak terlalu merusak lingkungan artinya tidak memotong pohon, tidak membuat jalur yang merusak alam, jadi ngikutin jalur yang sudah ada biasnaya bekas-bekas para pencari kayu," kata Devi.
Diklat pertama dilakukan pada tahun 2006 yang diadakan setiap setahun sekali. Namun sejak tahun 2013-2014 diklat mulai diadakan setiap dua tahun sekali, harapannya agar anggota baru bisa mendapatkan pembinaan yang cukup setelah dinyatakan lulus sebagai anggota komunitas.
Devi menjelaskan bahwa tidak semua pendaftar dapat lolos menjadi anggota Trabas. Mereka harus memenuhi persyaratan yang ada dan mengikuti seluruh rangkaian acara Diklat dari awal hingga akhir. Nantinya para anggota yang dinyatakan lolos akan mendapatkan nomor anggota, Kartu Tanda Anggota (KTA), dan jersey negara.