Tiga Poin Proposal Gencatan Senjata Dari Biden, Netanyahu Tidak Mau Mengakhiri Perang
Rabu, 05 Juni 2024 16:29
Reporter : Tim Digo.id
Ilustrasi Presiden Joe Biden Ajukan Gencatan Senjata Antara Israel dan Hamas/Digo.id
Jakarta, DigoID-Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, baru-baru ini mengajukan proposal gencatan senjata antara Israel dan Hamas untuk mengakhiri konflik yang lagi berlangsung. Proposal ini berisi beberapa poin penting yang dimaksudkan untuk mendesak kedua belah pihak menerima kesepakatan gencatan senjata terbaru.
Menurut pejabat senior AS, proposal ini udah dikirim ke kelompok militan Hamas untuk ditinjau lebih lanjut pada Kamis, 30 Mei 2024 lalu. Menurut laporan dari Reuters, isi proposal Biden mencakup gencatan senjata, pelepasan sandera Gaza dan tahanan Israel, serta rencana rekonstruksi Gaza. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, disebut-sebut bakal mendukung rencana ini.
Fase Pertama
Di tahap pertama, Biden mengajukan rencana gencatan senjata secara 'penuh dan menyeluruh' selama enam minggu. Selain itu, penarikan pasukan Israel dari semua wilayah berpenduduk di Gaza juga jadi poin penting. Pada tahap ini, sejumlah sandera, termasuk perempuan dan lanjut usia, bakal dibebaskan dari Gaza, dan warga sipil juga diberi kesempatan untuk kembali ke rumah masing-masing.
“Dengan gencatan senjata, bantuan bisa disalurkan dengan aman dan efektif kepada semua yang membutuhkan. Ratusan ribu tempat penampungan sementara, termasuk unit perumahan, bisa diberikan oleh komunitas internasional,” kata Biden dikutip Rabu, 5 Juni 2024.
Fase Kedua
Fase kedua dalam proposal Biden adalah penghentian "permusuhan" secara permanen. Di tahap ini, negosiasi bakal terjadi. Namun, Biden sadar kalau negosiasi bisa memakan waktu lebih dari enam minggu karena ada potensi perpecahan pendapat dari kedua pihak.
“Israel ingin memastikan kepentingannya terlindungi, tapi proposal tersebut bilang kalau negosiasi makan waktu lebih dari enam minggu dari fase pertama, gencatan senjata tetap berlanjut selama negosiasi berlangsung,” ujar Biden.
Biden juga menawarkan bahwa AS, Qatar, dan Mesir siap untuk memastikan keberlangsungan perundingan hingga mencapai kesepakatan yang jelas. Pembebasan semua sandera yang masih hidup juga bakal tetap dilakukan oleh kedua pihak, bersamaan dengan penarikan pasukan Israel dari Jalur Gaza.
Fase Ketiga
Pada fase ketiga, bakal ada “rencana rekonstruksi besar-besaran di Gaza dan sisa-sisa sandera yang terbunuh bakal dikembalikan ke keluarga mereka.” Biden optimis bahwa Israel telah menghancurkan Hamas selama delapan bulan terakhir. “Pada titik ini, Hamas tidak lagi mampu melakukan serangan seperti pada 7 Oktober,” ungkap Biden.
Selama masa rekonstruksi, Biden juga mendorong negara-negara Arab untuk terlibat. Washington bakal bekerja sama dengan mitranya untuk membangun rumah, sekolah, dan rumah sakit di Gaza. Israel telah menyatakan kesediaannya untuk menyetujui gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan sandera yang diajukan Biden.
“Kami telah melihat lagi pada akhir pekan ini kesediaan Israel untuk melangkah maju dan melakukan kesepakatan,” ujar Penasihat Keamanan Nasional AS, Jake Sullivan dikutip dari CNN, Rabu, 5 Juni 2024.
“Semua orang yang telah menyerukan gencatan senjata selama ini, mereka perlu memusatkan perhatian mereka pada Hamas minggu ini dan mengatakan 'sudah waktunya berunding, lakukan kesepakatan ini',” tambah Sullivan.
Terhitung sudah lebih dari 36.000 warga Palestina yang tewas akibat serangan-serangan militer Israel. Kota Rafah, yang jadi pertahanan terakhir warga Gaza, juga turut digempur habis oleh Negeri Zionis. Semoga proposal ini bisa jadi jalan keluar yang damai bagi semua pihak yang terlibat.
Israel: Perang Tidak Akan Berakhir Begitu Saja!
Kantor Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, bilang kalau dia udah kasih wewenang ke tim perundingan buat menyampaikan kesepakatan gencatan senjata yang diusulkan oleh Joe Biden. Tapi, Netanyahu juga menegaskan bahwa perang ini nggak akan berakhir sampai semua tujuannya tercapai. Maksudnya, mereka pengen semua sandera balik dan militer serta kekuatan Hamas dihancurkan.
Sementara itu, Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, ngomong kalau Israel lagi “menilai alternatif pemerintahan” selain Hamas di Jalur Gaza setelah perang ini selesai. Gallant sebelumnya emang sempat menentang ide adanya pemerintahan militer Israel di Gaza. "Sementara kami melakukan tindakan militer yang penting, lembaga pertahanan secara bersamaan sedang mempertimbangkan alternatif pemerintahan selain Hamas," katanya dikutip dari CNBC, Rabu, 4 Juni 2024.