Tahu dan Tempe Akan Hilang di Pasaran
Jumat, 28 Oktober 2022 22:34
Reporter : Rubby Jovan Primananda
Dok. Rubby Jovan Primananda
BANDUNG -- Rencana mogok produksi yang dilakukan oleh produsen tahu dan tempe selam tiga hari ke depan berimbas pada pasokan tahu dan tempe di pasaran. Bahan baku yang terus naik membuat para produsen tahu dan tempe berhenti produksi pada Sabtu 29 Oktober 2022 hingga Senin 31 Oktober mendatang.
Rencana tersebut membuat para penjual tempe dan tahu di pasaran kewalahan. Sebab mereka secara tidak langsung akan berhenti berjualan sebab tidak ada pasokan dari produsen.
Sebut saja salah satu pedagang tahu di Pasar Kosambi, Sutisna yang juga kehilangan pendapatannya karena mogok produksi ini. Sutisna mengeluhkan adanya pengaruh bagi konsumen karena nantinya tahu dan tempe akan naik.
"Jadi ada pengaruh buat konsumen, secara harga akan naik tidak ada harga tetap," kata Sutisna kepada Digo, 28 Oktober 2022.
Selain Sutisna mengharapkan kepada pemerintah untuk menurunkan harga kedelai.
"Mudah mudahan ya semoga harga kedelai turun, jadi tidak terlalu naik sekali," kata Sutisna.
Pedagang tahu tempe di Pasar Kosambi lainnya, Eneng mengutarakan keresahannya. Eneng menilai bila seperti ini terus terjadi, kasihan kepada para pedagang tahu dan tempe mereka otomatis tidak akan berjualan.
"Kalo dipasar kalo cuma ngandelin usaha tahu dan tempe ya kesian," kata Eneng.
Selain pedagang yang ikut imbas terjadinya penghentian produksi, para pembeli pun akan ikut terdampak karena selama tahu dan tempe hilang di pasar. Konsumen tidak akan bisa menikmati tahu dan tempe selama tiga hari kedepan.
Pembeli di Pasar Kosambi Imas Ningsih berharap apabila keadaan seperti ini harus ada operasi pasar atau paling tidak jangan menaikkan harga bahan baku.
"Ya paling tidak gelar operasi pasar, atau tidak jangan naik terus," kata Imas.
