Suporter dan Prestasi di Indonesia Open 2024 Sepi, Siapa Yang Salah?
Senin, 10 Juni 2024 17:30
Reporter : Tim Digo.id
Ilustrasi Prestasi dan Animo Suporter Indonesia Open 2024 Sepi/Digo.id
Jakarta, DigoID-Indonesia Open 2024 kali ini benar-benar bikin para pecinta bulu tangkis di Indonesia kecewa berat. Gimana nggak, nggak ada satupun wakil RI yang berhasil masuk final. PBSI juga nggak kalah keselnya. Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, Ricky Soebagdja, terang-terangan ngaku kecewa sama hasil ini.
Semua Atlet Tumbang di Awal Kompetisi
Ganda putra non-Pelatnas PBSI, Sabar Karyaman/Reza Pahlevi, jadi satu-satunya pasangan yang bisa sampai semifinal. Tapi sayangnya, mereka harus kalah dari pasangan Malaysia, Man Wei Chong/Tee Kai Wun.
Bahkan, para atlet yang bakal mewakili Indonesia di Olimpiade 2024 Paris juga nggak perform sesuai ekspektasi: Gregoria Mariska Tunjung cuma sampai perempat final, Apriyani Rahayu/Siti Fadia terhenti di 16 besar, sementara Jonatan Christie, Anthony Ginting, Fajar Alfian/Rian Ardianto, dan Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas harus puas berhenti di 32 besar.
PBSI: Ini Sangat Mengecewakan!
Ricky Soebagdja pun langsung ngomongin soal evaluasi besar-besaran. “Dengan hasil dari kurang lebih 31 atlet kita di Indonesia Open 2024 ini, sangat mengecewakan, jauh dari harapan PBSI dan kita semua,” katanya seperti dikutip dari Antara, Senin, 10 Juni 2024. Dia juga bilang cuma ada dua wakil pelatnas yang berhasil lolos sampai perempat final, padahal ajang ini penting banget jelang Olimpiade.
Ricky lanjut cerita kalau dia bakal segera duduk bareng sama para pelatih di lima sektor buat bahas hasil dari Indonesia Open dan tur Asia. Dia juga nyebut ada aspek nonteknis yang mungkin pengaruhin performa atlet. “Di Indonesia Open, dengan hasil ini, tentu saya rasa juga ada aspek nonteknis. Saya belum bertemu langsung dan berdiskusi secara detail terkait penyebab sebenarnya, tapi mereka persiapannya sudah baik, khususnya setelah dari Thomas-Uber,” jelas Ricky.
Meski begitu, Ricky masih yakin kalau para wakil RI bakal bisa bangkit dan tampil lebih kuat di Olimpiade 2024 Paris. “Saya masih punya keyakinan besar di lima sektor ini, potensi meraih medali masih ada. Dengan sisa waktu yang ada ini, harapannya kita betul-betul fokus menjaga performa untuk bisa tampil maksimal di Olimpiade,” tandas Ricky.
Istora Senayan Juga Sepi, Salah Siapa?
Selain itu, Istora Senayan juga terpantau sepi banget. Anastasya, penggemar dari Bangka Belitung, juga ngerasa kalau salah satu faktornya adalah harga tiket yang makin mahal. “Suasananya beda kok dari tahun ke tahun. Sekarang China mendominasi, sedikit kecewa. Di Twitter (sekarang X) juga banyak yang protes harga tiketnya,” kata Anastasya dikutip dari Kompas, Senin, 10 juni 2024.
“Dari day pertama yang Rp 150.000 sekarang sampai Rp 300.000 itu luar biasa untuk badminton lovers,” lanjutnya yang menilai harga segitu gak worth it banget.
Anastasya juga cerita soal isu-isu yang bikin kecewa penggemar, salah satunya soal pindah lokasi ke Indonesia Arena. “Isu-isu yang kemarin ingin pindah di Indonesia Arena dan tetap di sini juga bikin badminton lovers kecewa berat karena ekspektasinya bukan di sini lagi, tapi di tempat baru,” ujarnya.
Menurut Anastasya, dengan harga tiket yang mahal, penyelenggara harusnya bisa kasih keuntungan lebih buat penonton. “Saya kan baru 3 tahun ke Istora, mungkin ada yang merasakan dari harga 75.000. Kalau harga tiketnya naik, ada semacam hal yang unik atau benefit,” ujarnya. “Supaya masyarakat walau mahal mau ke sini. Sekarang kan begini-begini saja, sudah tahu letak Yonex di mana, dan lain-lain,” tuturnya.
“Jadi, memang harus diperhatikan juga harga tiketnya. Walaupun murah tapi penuh kan untung daripada mahal, tetapi tidak penuh,” ungkap perempuan yang disapa Anas ini. Harapannya, evaluasi yang bakal dilakukan PBSI bisa bener-bener ngasih dampak positif dan bikin atlet kita tampil maksimal di ajang-ajang internasional berikutnya.