Putra Nababan Pengen Komposisi Timnas Dominan Pemain Lokal, Erick Thohir Respon Dingin
Kamis, 06 Juni 2024 10:52
Reporter : Tim Digo.id
Ilustrasi Putra Nababan soal komposisi pemain Timnas Indonesia/Digo.id
Jakarta, DigoID-Erick Thohir, Ketua Umum PSSI, merespons pernyataan Anggota DPR Putra Nababan yang meminta agar Timnas Indonesia diisi 60 persen pemain nasional dan 40 persen pemain naturalisasi. Dalam kunjungannya ke Stadion Gelora Bung Karno (GBK) pada Rabu, 5 Juni 2024, Erick memberikan pandangan yang cukup menarik dan terbuka soal ini.
"Ya kan opini itu sah, Pak Putra Nababan saya kenal baik, dia juga tokoh nasional. Nah, itulah yang kita perbaiki kan, naturalisasi adalah pemain berdarah Indonesia. Mungkin banyak teman-teman yang terpersepsikan seakan-akan naturalisasi kita seperti yang lalu-lalu. Tidak salah. Ada pemain U-17 kita, U-20 kita, kemarin bapak ibunya orang Afrika, Sudan. Bapak Ibunya sudah dan lahir di sini, punya KTP, dan yang lainnya. Dia orang apa, ya orang kita, dia lahir di sini," jelas Erick.
Erick menekankan bahwa olahraga, termasuk sepak bola, semakin global. Namun, dia juga menggarisbawahi pentingnya memiliki strategi besar terkait naturalisasi pemain yang berdarah Indonesia, bukan hanya untuk kepentingan klub, tetapi juga untuk tim nasional.
"Dulu pemain naturalisasi kepentingan klub, begitu dinaturalisasi dipakai di tim nasional ogah-ogahan, tetapi main di klub seger dan kualitasnya tidak standar tim nasional. Nah, ini tidak bisa, memang sepak bola ini rumit dan perlu diperbaiki," tambah Erick.
Diskusi Rapat Kerja DPR dengan Kemenpora
Dalam rapat kerja Komisi X DPR dan Kemenpora pada Senin (3/6), Putra Nababan memberikan persetujuan untuk naturalisasi Calvin Verdonk dan Jens Raven menjadi Warga Negara Indonesia (WNI). Namun, ia juga mencatat bahwa sudah ada 25 pemain yang dinaturalisasi PSSI dari 2010 hingga era Erick Thohir.
"Saya mencatat, Indonesia menaturalisasi 25 pemain sejak 2010. Saya harus mencatat, bahwa di era sekarang ini adalah rekrutan naturalisasi yang paling banyak. Ini sudah ada sebelas pemain dari 2022," kata Putra Nababan dalam rapat tersebut.
Putra Nababan menyarankan agar PSSI lebih fokus dalam melakukan pembibitan pemain muda untuk masa depan Timnas Indonesia.
"Ini betul-betul kepercayaan publik terhadap generasi masa depan Timnas Indonesia harus diimbangi," ujarnya.
Dia juga menekankan pentingnya komposisi pemain di lapangan agar didominasi oleh pemain nasional. "Kalau bisa komposisi pemain di lapangan itu 60 persen pemain nasional, jangan semuanya diisi pemain naturalisasi," tambah Putra Nababan.
Netizen: Komposisi Gak Perlu Dibatasi!
Pernyataan Putra Nababan tentang komposisi pemain Timnas Indonesia ini pun menjadi viral di media sosial. Banyak netizen yang memberikan pandangan mereka, ada yang setuju dengan pernyataan tersebut, namun ada juga yang berpendapat berbeda.
Beberapa netizen mendukung ide tersebut dengan alasan bahwa pembinaan pemain muda lokal harus menjadi prioritas agar talenta asli Indonesia bisa bersinar dan membawa nama Indonesia di kancah internasional. Namun, ada juga yang merasa bahwa pemain naturalisasi bisa memberikan dampak positif dan pengalaman baru bagi Timnas Indonesia, sehingga komposisinya tidak perlu dibatasi secara ketat.
Timnas Butuh Liga Yang Berkualitas
Untuk menciptakan skuad Timnas yang lebih berkualitas, kita nggak bisa menutup mata dari pentingnya kualitas liga domestik. Erick juga baru aja mengumumkan rencana ambisius untuk melakukan transformasi besar-besaran pada liga sepak bola Indonesia mulai musim depan.
Namun, Erick juga menegaskan bahwa PSSI tidak bisa bekerja sendirian dalam proses pembenahan ini. PSSI akan bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk PT Liga Indonesia Baru (LIB), yang merupakan pengelola Liga 1 dan kompetisi di bawahnya.
"Ini yang kita mau benar-benar, liga ini harus ditransformasi. Setelah PSSI bekerja keras selama satu tahun terakhir ini dan berhasil, meskipun belum maksimal, untuk liga sekarang, satu tahun ke depan kita akan bongkar-bongkar," kata Erick dikutip Kompas Tv, Rabu, 5 Juni 2024.
"Kita akan bersih-bersih dan kita akan transformasi liganya, bagaimana pengelola klub harus sama-sama PSSI bersatu untuk menjadi yang terbaik," tambahnya.
Kolaborasi dan Rencana Transformasi
Erick menambahkan bahwa Sekjen PSSI, Yunus Nusi, dan Wakil Ketua Umum PSSI, Zainudin Amali, telah mulai membahas rencana transformasi liga. PSSI akan segera mengadakan rapat dengan PT LIB untuk merumuskan langkah-langkah pembenahan kompetisi.
Menteri BUMN ini juga menyoroti antusiasme besar masyarakat terhadap sepak bola Indonesia dan menyatakan bahwa ini menjadi alasan kuat mengapa transformasi liga sangat dibutuhkan.
"Masa liga (Indonesia) di Asia Tenggara ranking enam di bawah Filipina? Keterlaluan. Liga Asia kita ranking 28, keterlaluan. Ada yang salah, tapi bukan saling menyalahkan," katanya.