Setelah Balon Berisi Tinja, Kini Korea Selatan Harus Menghadapi Teror Rudal Balistik
Kamis, 30 Mei 2024 15:43
Reporter : Tim Digo.id
Ilustrasi Kim Jong-un terror Korea Selatan dengan balon udara isi tinja/Digo.id
Jakarta, DigoID-Korea Utara lagi bikin heboh dengan ngirim ratusan balon yang isinya sampah dan kotoran binatang ke Korea Selatan minggu ini. Rezim Kim Jong-un bilang ini sebagai balasan atas aksi aktivis dari Korea Selatan yang sering ngirim balon berisi selebaran protes ke Korea Utara.
Militer Korea Selatan nerbitin foto-foto sampah yang berserakan setelah sebuah balon dari Korea Utara jatuh. Balon itu ada tulisannya "tinja" loh, parah banget. Kepala Staf Gabungan Korea Selatan bilang kalau tindakan Korea Utara ini melanggar hukum internasional. Makanya, militer Korea Selatan langsung nurunin tim penjinak bom dan ahli perang kimia serta biologi buat ngecek sampah yang dikirim Pyongyang itu.
"Kami mengingatkan dengan keras agar Korea Utara segera menghentikan tindakan rendahan dan tidak manusiawi ini," begitu kata Kepala Staf Gabungan Korea Selatan yang dikutip dari Al Jazeera, Kamis, 30 Mei 2024.
Pemerintah Korea Selatan juga ngingetin warga biar menjauhi lokasi jatuhnya balon udara dari Korea Utara itu. Mereka disuruh langsung lapor ke pihak berwenang kalau nemu balon udara mencurigakan.
Emang Udah Direncanain Oleh Korut!
Sebelumnya, pada akhir pekan lalu, Wakil Menteri Pertahanan Korea Utara Kim Kang-il udah ngaku kalau mereka bakal ngirim tumpukan limbah dan kotoran ke Korea Selatan sebagai aksi balasan. Kim nuduh Korea Selatan yang duluan ngirim benda-benda kotor ke Korea Utara.
Pernyataan Kim ini merujuk ke aksi aktivis-aktivis Korea Selatan yang sering ngirim balon berisi selebaran dan benda lain, termasuk flashdisk yang isinya video musik K-Pop, ke wilayah Korea Utara. Aksi ini sering dipimpin oleh pembelot Korea Utara.
Tensi antara kedua Korea emang lagi memanas belakangan ini, apalagi setelah rezim Kim Jong-un berusaha ngeluncurin satelit mata-mata kedua mereka ke orbit, tapi gagal karena roketnya meledak di udara. Menjelang peluncuran itu, militer Korea Selatan gelar latihan dengan jet tempur sebagai bentuk protes. Kim Jong-un pun nyebut latihan jet tempur Korea Selatan itu sebagai "kesembronoan" Seoul.
Tinja Jadi Alat Perang Sejak Abad ke-5 SM?
Ngomongin soal tinja sebagai alat perang, ternyata ini bukan hal baru lho. Udah ada sejarah panjang tentang penggunaan tinja sebagai senjata sejak zaman dulu banget.
Di abad ke-5 SM, Kerajaan Skit yang berkuasa di sekitar Laut Hitam udah pake campuran tinja sebagai racun di anak panah mereka. Kalau kena racun itu, bisa menyebabkan infeksi serius sampai gangrene atau kelumpuhan saraf.
Tentara Vietnam waktu perang juga pake metode serupa. Mereka bikin jebakan yang dilumuri tinja, yang kalau kena musuh, bisa menyebabkan luka infeksi serius. Jebakan ini dikenal dengan nama Tongkat Punji.
Ada juga aksi unjuk rasa di Afrika Selatan pada 2013, di mana mahasiswa lemparin tinja sebagai protes terhadap pemerintah daerah yang dinilai nggak cukup menyediakan sanitasi yang layak. Aksi ini dipimpin oleh Chumani Maxwele dan 12 orang lainnya, yang lemparin tinja ke patung Rhodes sebagai simbol perlawanan terhadap kolonialisme.
Setelah Balon, Sekarang Rudal Balistik!
Balon-balon dari Korea Utara ini jelas bikin lingkungan sekitar jadi nggak bersih dan nambah ketegangan antara Korea Utara dan Selatan. Selain balon, Korea Utara baru aja nembakin serangkaian rudal balistik jarak pendek pada Kamis, 30 Mei 2024 pagi waktu setempat. Rudal-rudal itu jatuh di perairan Laut Timur, atau yang juga dikenal sebagai Laut Jepang.
Peluncuran rudal ini dilakukan setelah upaya gagal Korea Utara meluncurkan satelit mata-mata kedua mereka ke luar angkasa pada Senin, 27 Mei 2024. Kim Jong-un sumpah bakal terus kembangkan proyek pengintaian luar angkasa mereka.
Aktivitas peluncuran rudal ini terdeteksi oleh Korea Selatan dan Jepang. Militer Korea Selatan mendeteksi ada sekitar 10 rudal balistik jarak pendek yang ditembakkan ke perairan timur Semenanjung Korea, terbang sejauh 350 kilometer sebelum jatuh ke laut.
Korea Selatan menyebut peluncuran rudal ini sebagai provokasi, dan mereka lagi menganalisis peluncuran ini bareng Amerika Serikat dan Jepang. Jepang juga konfirmasi aktivitas peluncuran ini dan bilang kalau rudal-rudal itu tampaknya jatuh di luar Zona Ekonomi Eksklusif Jepang. Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida, mengecam keras peluncuran rudal itu dan bilang kalau mereka udah ajukan protes ke Korea Utara.