Sejarah Gempa Jepang: Negara yang Diapit Dua Lempeng Aktif
Kamis, 04 Januari 2024 20:13
Reporter : Ekadyana N. Fauzi
Ilustrasi Gempa di Jepang/TimDigo.id
Jakarta, DigoID-Jepang sebagai negara yang terletak pada 2 lempeng aktif telah mengalami gempa besar sebanyak hampir 70 kali, yang terhitung sejak tahun 1995.
Salah satu gempa besar yang terjadi di Jepang adalah gempa di Prefektur Ishikawa yang terjadi pada hari Senin, 1 Januari 2024 lalu.
Mengutip cnn, hingga saat ini, gempa berkekuatan 7,4 sampai 7,5 magnitudo tersebut telah menewaskan 73 korban serta menyebabkan hampir 400 orang luka-luka dan puluhan ribu warga menghadapi krisis listrik dan air bersih.
Gempa ini juga memicu gelombang tsunami setinggi 40 sentimeter hingga 1,2 meter di wilayah pesisir Ishikawa.
Selain gempa tersebut, kami mencatat beberapa gempa besar yang pernah terjadi di Jepang sejak tahun 1995.
Gempa 1995
Pada 17 Januari 1995, Jepang dilanda gempa bumi berkekuatan magnitudo 7,3 pada kota Kobe yang menyebabkan korban lebih dari 6.400 orang kehilangan nyawa dan sekitar 40.000 orang luka-luka, dikutip gatra.
Gempa bumi ini juga menghancurkan lebih dari 640.000 bangunan dan kerugian ekonomi Jepang lebih dari 100 miliar dolar. Gempa bumi Kobe atau gempa besar Hanshin menjadi gempa paling merusak yang dialami Jepang dalam 50 tahun terakhir.
Gempa 2004
Kemudian, pada 23 Oktober 2004, gempa sebesar magnitudo 6,8 yang terjadi pada kedalaman 15,8 km melanda kota Niigata, Jepang. Badan Meteorologi Jepang telah menamainya "Gempa bumi Chuetsu Prefektur Niigata Heisei 16" (平成16年新泻県中越地震, Romaji:Heisei roku nen ju-Niigata-ken Chuetsu Jishin), atau nama lainnya Gempa bumi Tengah Prefektur Niigata 2004.
Dalam siaran persnya, Institut Survei Geografi (GSI) Pemerintah Jepang mengumumkan perkiraan awal mereka, bahwa sebuah patahan sepanjang 22 km dan lebar 17 km telah berpindah kira-kira sejauh 1,4 m.
Gempa ini diikuti dua gempa bumi lain berkekuatan magnitudo 6 dan 6,5, di tempat dan hari yang sama, yang mengakibatkan sebanyak 65 orang tewas dan sekitar 3.000 orang terluka. Pada akhirnya warga dapat kembali ke rumah mereka setelah perintah evakuasi terhadap lima permukiman di bekas desa Yamakoshi (kemudian menjadi bagian dari kota Nagaoka) dicabut pada 1 April 2007.
Gempa 2011
11 Maret 2011 merupakan hari yang cukup bersejarah, terjadi gempa berkekuatan magnitudo 9 di wilayah Tohoku dan menjadi gempa bumi terbesar di Jepang. Gempa ini menimbulkan retakan sepanjang 1 kilometer yang mengakibatkan adanya tsunami dengan ketinggian mencapai 40 meter pada pantai timur laut negara.
Gempa terbesar dan tsunami di Jepang ini mengakibatkan setidaknya 19.000 korban jiwa, 450.000 orang kehilangan tempat tinggal, hingga kebocoran Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima.
Gempa 2016
Gempa besar berikutnya berkedalaman sekitar 11 Kilometer dengan magnitudo 6,2 dan 7,3 pada 14-16 April 2016 di kota Kumamoto, Jepang. Berdasarkan BBC, gempa pada 14 April 2016 tersebut menyebabkan sembilan orang meninggal dunia dan ratusan lainnya cedera. Selain itu, sebanyak 40.000 orang telah meninggalkan rumah mereka selagi 130 gempa susulan berlangsung.
“Permukaan tanah di kawasan tersebut telah bergerak sejauh 4-5 meter. Jadi, guncangannya sangat intens di area yang cukup besar. Itulah mengapa kita kemungkinan akan melihat dampak signifikan dari kejadian ini,” kata Gavin Hayes, seorang peneliti geofisika dari badan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS), pada bbc.
Dikutip gatra, terdapat lebih dari 200 orang kehilangan nyawa dan hampir 3.000 orang terluka akibat gempa dan gempa susulannya tersebut.
Gempa 2018
Berselang 2 tahun, pada 18 Juni 2018, gempa bumi magnitudo 6,1 melanda dekat kota Osaka di Jepang yang menewaskan empat orang dan setidaknya 380 orang luka-luka.
Gempa ini juga menyebabkan rusaknya banyak bangunan, retakan di jalan, dan suspensi pasokan air, hingga beberapa layanan pesawat dan kereta juga dihentikan.
Di tahun yang sama, tepatnya 6 September 2018, sebanyak 41 orang juga tewas dan ratusan orang terluka akibat gempa magnitudo 6,7 yang melanda pulau Hokkaido. Sekitar 2.700 orang dievakuasi setelah banyaknya rumah yang tertimbun oleh tanah longsor akibat gempa.
Gempa 2021
Selanjutnya, pada 13 Februari 2021, gempa bumi magnitudo 7,3 melanda dekat prefektur Fukushima di timur laut Jepang. Gempa ini diikuti 80 gempa susulan dengan magnitudo antara 4 hingga 5 yang melukai sebanyak 160 orang dan merusak 1.700 bangunan.
Sedangkan pada 16 Maret 2022, terjadi gempa bumi berkekuatan magnitudo 7,4 di lepas pantai prefektur Miyagi dan Fukushima di timur yang mengakibatkan tewasnya tiga orang dan 198 orang terluka.
Pemerintah Jepang telah banyak melakukan upaya untuk mengatasi resiko bencana gempa yang terjadi, Diantaranya dengan menyiapkan mitigasi bencana seperti edukasi mitigasi bencana pada masyarakat, membuat bangunan anti gempa, adanya sistem peringatan dini, dan dibuatnya kereta anti gempa.