Sama-Sama usut Tuntas, Suara Klub Liga 1 untuk KLB Berbeda
Rabu, 26 Oktober 2022 17:27
Reporter : Hartifiany Praisra
Dok. Persebaya
BANDUNG -- Kompetisi Liga 1 terkena imbas dari tragedi Kanjuruhan. Kompetisi sudah terhenti sejak awal Oktober lalu usai tragedi yang menewaskan lebih dari 130 orang pada laga Arema FC kontra Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang 1 Oktober 2022 lalu.
Pada awalnya, kompetisi hanya akan terhenti selama dua pekan laga saja. Namun akhirnya diperpanjang setelah Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) melarang kompetisi sebelum adanya Kongres Luar Biasa (KLB).
Sontak rekomendasi tersebut menambah polemik panjang soal nasib kompetisi. Berbagai klub pun mulai memberikan tanggapannya berbeda soal terhentinya kompetisi dan KLB dengan tetap mendukung untuk mengusut tuntas kasus ini.
Sebut saja Persis Solo dan Persebaya Surabaya yang satu suara soal kompetisi setelah melakukan pertemuan pada 24 Oktober 2022. Dalam laman resminya, Kaesang Pangarep sebagai Bos Persis meminta KLB dan dan perombakan PT Liga Indonesia Baru dengan mengirimkan surat pada Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan.
"Sebagai bentuk pertanggungjawaban, Persis meminta kepada PSSI untuk melakukan KLB selambat-lambatnya 30 hari setelah surat ini dikirim," tulis Persis tertanggal 25 Oktober 2022.
Hal serupa pun dilakukan oleh Persebaya, pemegang saham sekaligus mantan presiden Persebaya, Azrul Ananda menekankan bahwa KLB dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS LB) PT Liga Indonesia Baru adalah kunci untuk membahas kepastian liga.
"Kami merasa diselenggarakannya RUPS LB PT LIB adalah justru yang paling urgent saat ini. Karena klub-klub semua harus mau duduk bersama membahas kepastian liga. Semoga klub-klub yang lain bisa melakukan hal yang sama supaya RUPS LB bisa terselenggara segera," kata Azrul dalam laman Persebaya.
Sayangnya, harapan Azrul serta Kaesang Pangarep soal KLB dan RUPS LB PT LIB tidak sejalan dengan klub lainnya. Sebut saja Persija, PSIS, Madura United yang meminta usut tuntas kejadian tragedi Kanjuruhan tanpa meminta KLB dan RUPS LB PT LIB.
Bahkan Arema FC pun tidak menyuarakan soal KLB, bagi Arema, saat ini yang terpenting adalah investigasi tragedi sehingga korban mendapatkan keadilan sepenuhnya. Arema pun mendukung total perbaikan, pembenahan dan proses transformasi sepak bola Indonesia.
Di sisi lain, Persib pun turut memberikan pandangannya soal rentetan masalah ini. Direktur PT Persib Bandung Bermartabat, Teddy Tjahjono justru meminta ada kepastian soal Liga 1 dan memisahkannya dengan proses hukum.
"Harus bisa memisahkan dan memilah bahwa proses hukum yang sedang berjalan tetap harus kita hormati, tapi juga kita berharap segera ada kepastian terkait Liga 1. Bagi Persib, jadwal ulang dan kepastian kompetisi sangat penting," kata Teddy.
Persib pun menambah daftar klub yang tidak memberi desakan apapun soal KLB. KLB pun baru berjalan jika dua pertiga dari 88 total voters setuju untuk menyelenggarakan KLB.