RS Hasan Sadikin Jalani Operasi Pisah Bayi Kembar Siam
Kamis, 22 Desember 2022 15:24
Reporter : Siti Ninu Nugraha
Bayi kembar siam. Dok. RSHS
BANDUNG -- Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung melakukan operasi pemisahan bayi kembar siam bernama Ayesha dan Aleeya pada Rabu, 21 Desember 2022. Bayi berusia 11 bulan ini berjenis kelamin perempuan dengan bobot 14,6 kilogram.
Ketua Tim Bayi Kembar Siam RSHS, dr Dikki Drajat Kusmayadi mengatakan, kelainan yang diderita oleh bayi kembar siam asal Kabupaten Bandung barat ini adalah dempet di bagian dada dan perut. Ia mengatakan organ yang menyatu pada kembar siam ini adalah liver dan bayi kembar siam memiliki masing-masing organ lainnya seperti jantung dan limfa.
"Kelainan yang diderita oleh kembar siam ini adalah depet di bagian dada dan perut, organ yang bersatu pada kembar siam ini adalah liver tetapi bagian yang dempet di luar adalah dada dan perut, Kemudian organ lain seperti jantung, limfa, usus, ginjal masing-masing mempunyai organ tersendiri," ujar dr Dikki dalam rilis yang diterima digo id, Kamis, 22 Desember 2022.
Dr Dikki mengatakan tingkat kesulitan yang dihadapinya adalah harus memisahkan dinding dada, dimana didalamnya terdapat selaput jantung. Kemudian yang harus dipidahkan adalah liver dan biasanya ada pembuluh darah besar yang menyilang.
"Kalau ditanya tingkat kesulitannya mungkin yang harus kita pisahkan itu dinding dada dimana didalamnya bagian depa itu biasanya selaput jantung yang bersatu dan itu harus dipisahkan kemudian liver bersatu dan ada biasanya pembuluh darah besar yang saling menyilang," lanjutnya.
Pada saat penutupan, lanjut dr Dikki, dokter bedah plastik akan menyusun pola penutupannya. Menurutnya itu tidak sederhana, ada flap yakni bagian satu yang disayat lebih melengkung ke bagian lainnya.
"Kemudian mungkin nanti pada saat penutupan bedah plastik juga akan me reka bagaimana pola penutupannya, sehingga saya tanya tidak sederhana ada yang yang disebut flap jadi bagian satu disayat lebih melengkung ke bagian lainnya supaya nanti bisa ditutup tanpa tegangan," ujar dr Dikki.
Dr Dikki menyampaikan rencana operasi akan dilakukan kurang lebih selama delapan jam yang dimulai pada pukul 21:00 WIB, Rabu, 21 Desemer 2022. Menurutnya, proses tersebut membutuhkan waktu untuk sampai anak terbius kemudian dilakukan operasi.
"Rencana operasi Insya Allah rencana sayatan itu jam sembilan kita persiapannya juga dari tadi membutuhkan waktu untuk sampai anak terbius untuk sampai dioperasi, rencana pelaksanaan memakan waktu kurang lebih delapan jam," lanjutnya.
Menurut dr Dikki, tim yang terlibat merupakan tim gemuk atau tim yang banyak. Operasi ini melibatkan tim secara langsung dan tidak langsung.
"Spesialis yang terlibat, kita sebenernya timnya gemuk banyak melibatkan tim yang secara langsung turun dalam pembedahan dan yang tidak langsung mendukung baik dari persiapan maupun pascaoperasi. Persiapan sebetulnya yang banyak bekerja adalah tim dokter anak," kata dr Dikki.
Tim yang akan turun dalam operasi diantaranya tim dokter yaitu dokter spesialis bedah anak, spesialis jantung, dan spesialis bedah plasitik. Kemudian perawat yang akan turun langsung dalam operasi adalah perawat bedah dan perawat anestesi.
"Tim yang langsung yaitu tim bedah dan tim manistisi, tim bedah terdiri dari tim dokter dan tim perawat sedangkan dari tim dokter terdiri dari spesialis bedah anak, spesialis jantung, kemudian spesialis bedah plastik, kemudian dibantu juga dengan para residen yang ditunjuk untuk membantu kelancaran operasi juga tim perawat bedah maupun perawat anestesi," ujar dr Dikki.
Tim lain yang mempersiapkan operasi adalah Tim Gizi, Tim Laboratorium, Tim Radiologi. Tim Radiologi bertugas untuk menyiapkan data apa saja yang terjadi di dalam tubuh anak kembar siam.
"Sementara tim yang akan turun dalam operasi juga sebetulnya melakukan evaluasi dan lain-lain agar pelaksanaan operasi berjalan lancar, tim lain yaitu tim gizi mempersiapkan gizi, tim lab, tim laboratorium, kemudian radiologi yang melakukan pemeriksaan-pemeriksaan mengumpulkan data apa saja yang terjadi di dalam tubuhnya," lanjut dr Dikki.
Selain itu, menurut dr Dikki ada tim pascaoperasi yaitu tim Perawatan MICU dengan Dokter Spesialis dari MICU. Kemudian ada juga tim rehabilitasi medis yang akan memantau perkembangan anak pascaoperasi.
"Kemudian tim lain pascaoperasi yang dibutuhkan untuk menjaga supaya anak tetap sehat, pertumbuhannya berjalan dengan baik ada tim dari perawatan MICU, tim Dokter Spesialis yang dari MICU, kemudian tim penunjang lain spesialis rehabilitasi medis, setelah operasi kalau pulang nanti pasti ada perawatan berkelanjutan dari rehabilitasi medis," tutup dr Dikki.