Program Masagi Akan Direplikasi Secara Nasional
Jumat, 25 November 2022 15:55
Reporter : Siti Ninu Nugraha
Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengglar Program Masagi di SMAN 25 Bandung, Kamis (24/11/2022). Dok. Humas Pemprov Jabar
BANDUNG -- Provinsi Jawa Barat menggelar program Jabar Masagi untuk melahirkan sumber daya manusia yang memiliki budi pekerti luhur. Program ini mendapat apresiasi dari Pemerintah Pusat dan akan direplikasi secara nasional.
Dilansir laman resmi Pemprov Jabar, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengatakan dengan pendidikan Jabar Masagi diharapkan dapat memperkuat karakter anak didik berlandasan tiga irisan budaya di Jabar. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi merencanakan program ini direplikasi secaran nasional.
"Hari ini kita mendapat apresiasi dari Kemendikbudristek terkait tiga Program Merdeka Belajar, Literasi, Numerasi dan Karakter. Nomor tiganya, Jawa Barat sangat siap," kata Kang Emil, sapaan Ridwan Kamil di SMA Negeri 25 Kota Bandung, Kamis, 24 November 2022.
Program Jabar Masagi menjadi contoh pembelajaran berbasis budaya di berbagai daerah di Indonesia. Jika direplikasi secara nasional, Ridwan Kamil mengatakan bisa direplikasi sesuai kearifan lokal nusantara.
"Nah, tadi Pak Dirjen (Iwan Syahril) menyampaikan karena kami sudah panjang eksperimentalnya, kalau berkenan bisa direplikasi sesuai kearifan lokal Nusantara, hingga ini menjadi sebuah percontohan," kata Kang Emil.
Kang Emil menyebut Program Jabar Masagi membuat seluruh anak didik di Jabar bisa memiliki pribadi yang menjunjung budi pekerti berbasis budaya. Sehingga anak didik di Jabar bisa kuat memiliki karakter berbasis budaya.
"Ini usaha sudah berlangsung sejak 2018, yaitu menyiapkan sebuah kurikulum pendidikan karakter berbasis kearifan lokal irisan tiga budaya, sehingga anak-anak Jawa Barat bisa kuat mempunyai karakter berbasis budaya," kata Kang Emil.
Kang Emil berharap dengan diterapkannya pendidikan Jabar Masagi ini bisa mengurangi permasalahan yang sering terjadi di sekolah. Seperti perundungan, kekerasan seksual, dan hal lain yang menyangkut etika tata krama.
"Tidak boleh ada perundungan kekerasan seksual, tidak boleh ada hal-hal yang menyangkut etika tata krama, semua dilatih dalam nilai-nilai Niti Surti, Niti Harti, Niti Bukti, dan Niti Bakti, yang sudah kita ajarkan di sekolah-sekolah," kata Gubernur.
Gubernur menandatangani tugu tentang Model Pelajar Jabar Masagi yang berlandaskan Pancasila. Penandatanganan tersebut didampingi oleh Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Kemendikbudristek, Iwan Syahril.
"Nah simbolisasinya dalam bentuk tugu tentang Model Pelajar Jabar Masagi yang Pancasilais itu ditunjukkan di dalam proses pengajaran," kata Kang Emil.
"Titip pada orangtua, insya Allah "reugreug", tenang menitipkan bersekolah di Jawa Barat karena pendidikan karakternya kita latih juga secara serius," kata kang Emil.
Disisi lain Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Kemendikbudristek, Iwan Syahril mengatakan, program ini menjadi teladan bagi wilayah lain di Indonesia. Menurutnya program ini adalah sebuah praktik yang baik bagaimana kearifan lokal menjadi sentral pembelajaran.
"Jabar Masagi menjadi teladan untuk Indonesia. Pada kesempatan ini kita menyaksikan sebuah praktik baik bagaimana kearifan lokal menjadi sentral pembelajaran, dan saya rasa bisa menjadi sebuah inspirasi bagi kita semua," kata Iwan.
Menurut Iwan, pendidikan karakter berbasis budaya ini menjadi motor penggerak Program Merdeka Belajar, sehingga gerakannya bisa masif secara nasional.
"Bagaimana budaya seni kearifan lokal menjadi penggerak pembelajaran Merdeka Belajar. Ini bisa menjadi sebuah gerakan yang masif secara nasional," kata Iwan.