Pria Asal Srilanka Jadi Korban Tewas Tragedi Itaewon
Rabu, 02 November 2022 05:00
Reporter : Siti Ninu Nugraha
Dok. Freepik
KOREA SELATAN -- Jinath, seorang pria asal Srilanka yang bekerja di Korea Selatan, menjadi salah satu korban tragedi Itaewon yang menewaskan ratusan orang. Jinath meninggal dalam kerumunan yang terjadi di Itaewon, Sabtu, 29 Oktober 2022.
Dilansir The Korea Herald, Jinath menikahi istrinya yang bernama Fatima pada bulan Juli 2022.
Dilansir dari The Korea Herald, Jinath menikahi istrinya bernama Fatima pada bulan Juli 2022. Keduanya telah berjuang selama delapan tahun untuk mendapatkan restu dari orang tua mereka.
Akhirnya kedua keluarga dapat menerima pernikahan tersebut setelah Jinath datang ke Korea. Ketika itu Fatima sedanng mengandung anak Jinath.
Jinath meminta Fatima untuk belajar di Korsel. Sekarang Fatima hanya menginginkan satu permintaan, yaitu ingin suaminya segera dikirim pulang.
“Tolong kirim suami saya pulang,” ujar Fatima.
Hal yang serupa juga disampaikan oleh salah seorang teman almarhum yang bernama Ifham.
“Dia (Fatima) tidak memiliki kata-kata lebih dari sekedar meminta jenazah suaminya untuk melakukan upacara pemakaman terakhir,” ujar Ifham.
Kini, Ifham serta pihak keluarga dari Jinath sedang berusaha berkoordinasi dengan Kedutaan Besar Sri Lanka di Seoul untuk pemulangan jenazah Jinath.
"Tetapi prosesnya masih memakan waktu," lanjut Ifham.
Sebagai informasi, Jinath datang ke Korea untuk mencari pekerjaan. Jinath merupakan tulang punggung keluarganya, di mana dia harus membiayai ibunya yang sakit kanker, ayahnya menderita diabetes, dan kakak laki-lakinya sedang berjuang dengan masalah kesehatan mental.
Setelah menikah, Jinath mengajak istrinya belajar di universitas di Korsel sekaligus tinggal bersamanya. Fatima sebenarnya sedang mengurus dokumen untuk masuk universitas. Namun, mimpi itu hancur begitu mengetahui suaminya akan pulang tinggal jasadnya saja.
“Jinath datang ke Korea untuk mencari uang, mengobati kanker ibunya, mengirim saudaranya ke luar negeri, menikah, membangun rumah, keluarga. Dia punya banyak mimpi,” kata salah satu rekan kerja Jinath yakni, Katheer.
Katheer mengungkapkan bahwa Jinath orang yang tidak suka mengunjungi klub malam. Saat kejadian itu ia hanya ingin berjalan-jalan di malam hari.
Pada malam itu setelah pukul sembilan waktu setempat, teman Jinath yang lainnya, yaitu Rihas mencoba menghubunginya agar ia segera pulang. Tapi Jinath tidak dapat dihungungi saat itu. Kemudian ponsel Jinath ditemukan pada hari Sabtu di stasiun kereta bawah tanah.
“Kami berkali-kali menghubungi Pusat Layanan Masyarakat Hannam untuk mengetahui keberadaan Jinath, tetapi kami hanya disuruh menunggu. Akhirnya, kami mengetahui melalui sumber komunitas Sri Lanka bahwa Jinath ada di rumah sakit Boramae, ”kata Rihas.
Rihas menambahkan, awalnya dia bersama teman-temannya yang lain hanya mengira Jinath dirawat di rumah sakit. Mereka tidak mengira bahwa Jinath akan menjadi korban tewas pada tragedi Itaewon ini.
Di sisi lain, Ifham mengatakan bahwa keluarga Jinath khawatir terhadap biaya pemulangan jenazah. Meskipun begitu, pemerintah Korea Selatan dan Kedutaan Besar Sri Lanka mengatakan bahwa mereka akan memberi dukungan.
“Jika diperlukan, kami akan mengumpulkan sumbangan di antara anggota masyarakat,” ujar seorang pengusaha asal Pakistan yang mempunyai restoran India di Itaewon.
“Kami akan berkoordinasi dengan banyak warga asing dan mempersiapkannya dengan baik,” lanjut pengusaha tersebut.
Kedutaan Besar Sri Lanka di Seoul mengatakan pihaknya tetap berkomitmen untuk memberikan bantuan sebanyak mungkin atas tragedi yang menimpa salah satu warganya ini.