Polres Pangandaran Siap Ciptakan Keamanan Selama Nataru
Jumat, 23 Desember 2022 17:14
Reporter : Hartifiany Praisra
Dok Humas Polres Pangandaran.
PANGANDARAN -- Jajaran Polres Pangandaran mengadakan apel gelar pasukan Operasi Lilin Lodaya di Alun-alun Parigi, Kamis 22 Desember 2022.
Apel tersebut juga diikuti oleh anggota TNI-Polri serta Pemerintah Daerah setempat yang dihadiri oleh Bupati Pangandaran, Jeje Wiradinata. Kemudian hadir pula Komandan Kodim 0625/Pangandaran, Kepala BPBD Pangandaran, BUMD, serta para pejabat Pemda Kabupaten Pangandaran.
Kapolres Pangandaran AKBP Hidayat menyatakan, apel gelar Operasi Lilin Lodaya ini tujuannya untuk memastikan persiapan pengamanan momen Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 dapat berjalan dengan lancar.
"Apel gelar pasukan Operasi Lilin Lodaya 2022 diselenggarakan sejara serentak di seluruh jajaran Polri, mulai dari tingkat Mabes Polri hingga kesatuan kewilayahan, agar semua dapat berjalan lancar," katanya.
Operasi Lilin Lodaya 2022 ini berlangsung selama 11 hari, mulai dari tangga 23 Desember 2022 hingga 2 Januari 2023. Dalam hal ini, kepolisian bekerja sama dengan berbagai pihak, seperti dengan anggota TNI, Satpol PP, Basarnas, Dishub, serta instansi lainnya yang turut terlibat dalam operasi tersebut.
"Kepolisian bersama pemerintah didukung instansi terkait diharapkan mampu menciptakan kondusivitas, khususnya di wilayah Kabupaten Pangandaran dalam momen Nataru ini," ujarnya.
Dalam pengamanan Nataru, Polres Pangandaran mempersiapkan 13.944 personel dari kepolisian, lalu 2.300 personel TNI, serta 5.753 personel dari instansi terkait lainnya.
"Kemudian kami menyediakan juga 216 pos pengamanan, 87 pos pelayanan serta 23 pos terpadu pusat keamanan. Pengamanan pun akan difokuskan di beberapa tempat seperti tempat ibadah, stasiun, terminal, pelabuhan, bandara, pusat belanja, dan lain sebagainya," tuturnya.
Pihaknya pun akan terus mengantisipasi berbagai ancaman yang dapat terjadi selama Nataru, mulai dari terorisme, penyalahgunaan narkoba, miras, perusakan fasilitas umum, curanmor, bentrok antarkampung, serta berbagai kemungkinan aksi yang dapat membahayakan masyarakat.
"Termasuk juga kemacetan yang dapat terjadi serta bencana alam," tutupnya.