Petinggi Hamas Terbunuh Serangan Drone Israel, Hizbullah Beri Serangan Balasan
Rabu, 03 Januari 2024 14:53
Reporter : Ekadyana N. Fauzi
![top-news](https://storage.googleapis.com/digo-news/uploads/content-4YWWIKSkpHVnuXpKEzW5uc5XN-01-24.jpg)
Ilustrasi serangan drone Israel di Beirut/TimDigo.id
Beirut, Digo.id-Saleh Mohammed Suleiman Al Arouri merupakan salah satu pemimpin sekaligus pendiri dari organisasi sayap bersenjata milisi Kelompok Hamas Palestina. Hamas mengumumkan Al Arouri tewas dalam serangan udara Israel di selatan Beirut, Lebanon, pada Selasa, 2 Januari 2023.
Media Hamas, Al Aqsa TV, melaporkan pria yang kerap dipanggil Saleh Al Arouri itu tewas imbas serangan drone Israel di Beirut.
"Wakil Kepala Biro Hamas Saleh Al Arouri syahid dalam serangan udara Zionis yang berbahaya di Beirut," dikutip dari laporan Al Aqsa TV.
Al Arouri merupakan politikus terkenal Palestina. Israel menganggap Arouri sebagai salah satu pejabat Hamas yang mendirikan sayap bersenjata Brigade Al Qassam, termasuk yang bermarkas di Beirut.
Dilansir CNN, dua pemimpin sayap militer Hamas lainnya yakni Samir Findi Abu Amer dan Azzam Al Aqraa Abu Ammar juga ikut tewas dalam serangan udara Israel tersebut.
Merespons serangan ini, pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, menegaskan milisinya itu "tidak akan pernah terkalahkan."
Haniyeh juga menyalahkan Israel atas kematian para petinggi Hamas tersebut.
"Sebuah gerakan yang para pemimpin dan pendirinya mati syahid demi martabat rakyat dan bangsa kita tidak akan pernah bisa dikalahkan," ucap Haniyeh dalam pidatonya di televisi Hamas dilansir dikutip AFP.
Tak hanya Hamas, sekutunya di Yaman, Houthi turut mengutuk serangan Israel di Beirut tersebut. Houthi menyebut serangan Israel ke Beirut itu sebagai "kejahatan pengecut."
Serangan udara Israel ke Beirut ini berlangsung kala perang dengan milisi Hamas di Jalur Gaza Palestina masih berlangsung bahkan disebut menuju fase baru.
Sejak 7 Oktober lalu, agresi brutal Israel ke Jalur Gaza Palestina dengan dalih memberangus milisi Hamas telah menewaskan lebih dari 22.185 warga sipil per Selasa, menurut Al Jazeera.
Kementerian Kesehatan di Gaza melaporkan lebih dari 57 ribu warga juga terluka akibat agresi brutal Israel selama hampir dua bulan ini.
Sementara itu, milisi Hizbullah yang menguasai selatan Lebanon juga ikut-ikutan membantu Hamas menyerang Israel.
Sejak perang Hamas vs Israel berkecamuk 7 Oktober lalu, Hizbullah terus ikut melancarkan serangan udara ke negara Zionis tersebut.
Puluhan milisinya juga tewas imbas serangan balasan dari Israel.
Serangan ke Beirut ini merupakan yang pertama dilancarkan Israel ke wilayah yang bukan dikuasai Hizbullah. Sejumlah pihak khawatir serangan ke Beirut ini bakal memperkeruh dan memperluas perang Israel dengan Hamas.
Kelompok Hizbullah, sekutu Hamas, memberikan reaksi keras atas kematian wakil pemimpin Hamas Al Arouri akibat serangan drone Israel.
Hizbullah mengumumkan telah membunuh sejumlah tentara Israel di perbatasan Lebanon, usai menegaskan bahwa serangan Israel yang menewaskan Aruri itu tidak akan luput dari hukuman. Demikian seperti dilansir Al Arabiya, Rabu, 3 Januari 2024.
Hizbullah, yang didukung Iran dan bermarkas di Lebanon ini, menyebut serangan Israel yang "berbahaya" itu merupakan serangan terhadap Lebanon dan kedaulatannya.
"Perlawanan kami telah menentukan pemicunya dan para petempur kami berada dalam tingkat kesiapan dan kesiapsiagaan tertinggi," sebut pernyataan Hizbullah itu.
Hizbullah mengklaim kelompoknya telah menargetkan, membunuh dan melukai sejumlah tentara Israel di perbatasan dengan Lebanon, dalam pernyataan lanjutan pada Selasa, 2 Januari 2024 malam ,
Israel belum menanggapi klaim Hizbullah soal pembunuhan sejumlah tentara di perbatasan Israel-Lebanon.
Diketahui bahwa perbatasan Israel dan Lebanon marak dilanda serangan lintas perbatasan sejak perang berkecamuk antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza pada awal Oktober lalu.
Aruri bertemu dengan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Hizbullah Hassan Nasrallah usai serangan mengejutkan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023 lalu, untuk membahas langkah selanjutnya yang harus diambil oleh kelompok tersebut pada "tahap sensitif" ini.
Nasrallah, dalam pernyataan sebelumnya, pernah memperingatkan bahwa serangan menargetkan setiap warga Lebanon atau warga negara asing di dalam wilayah Lebanon akan memicu "reaksi keras" dan hal itu tidak akan ditoleransi.