Persimpangan Pandangan: Muhammadiyah dan Menag Bersua dalam Polemik Pernikahan
Selasa, 27 Februari 2024 14:27
Reporter : Ekadyana N. Fauzi
Ilustrasi Perbedaan Perspektif antara Muhammadiyah dan Menag Mengenai Pernikahan/TimDigo.id
Jakarta, DigoID-Sekjen PP Muhammadiyah, yaitu Abdul Mu’ti, dia lagi nyeritain tentang rencana dari Menag Yaqut Cholil Qoumas, yang lagi bikin gebrakan soal KUA bakal jadi tempat nikah semua agama. Nah, lo pada tau kan, KUA itu Kantor Urusan Agama, yang biasanya jadi tempat buat nikahan dan cerai.
Nikah dan Cerai di KUA?
Jadi begini ceritanya, Abdul Mu’ti tuh bilang rencana kayak gini tuh mesti dipikirkan lebih dalam lagi. Gak bisa seenaknya aja, gitu. Katanya sih, Kemenag, yang kan Kementerian Agama, mesti dengerin pendapat banyak pihak dulu sebelum nekenin keputusan.
“Rencana Kemenag menjadikan KUA sebagai tempat pencatatan pernikahan dan perceraian perlu dikaji dengan seksama. Kemenag sebaiknya melakukan hearing dengan mengundang berbagai pihak, khususnya stakeholder utama yaitu organisasi-organisasi agama dan kementerian terkait,” kata Abdul Mu’ti saat dihubungi, Senin, 26 Februari 2024.
Abdul Mu’ti juga ngingetin, kita harus mikirin dampak dari rencana ini, bro. Jangan sampai ada masalah baru nanti. Jadi, harus ada studi yang lengkap, guys. Gak bisa asal nekenin aja tanpa mikirin resikonya. Gue setuju banget sama pendapat dia, sih. Kita kan semua warga negara yang punya hak yang sama. Jadi, semua harus diperhatikan dengan seksama.
Dikotomi Pernikahan ‘Agama’ dan ‘Negara’
Digo Friends, Abdul Mu’ti lagi ngasih saran yang bener-bener penting nih. Dia bilang, sebelum nekenin keputusan tentang rencana KUA jadi tempat nikah semua agama, mesti banget dilakukan studi yang komprehensif. Gak boleh main nekenin aja tanpa pikirin kesiapan dan dampaknya, bro.
“Perlu dilakukan kajian komprehensif terkait dengan kesiapan dan dampak yang ditimbulkan, mempertimbangkan dengan seksama, manfaat dan mudharatnya,” tuturnya.
Terus, Abdul Mu’ti juga bilang, penting banget buat menertibkan pernikahan yang sah secara hukum dan yang cuma sah secara agama. Dia kasih contoh nih, tentang pernikahan siri gitu.
“Gagasan integrasi pencatatan pernikahan dan perceraian memang sangat diperlukan. Selain itu juga perlu dilakukan penertiban pernikahan yang tidak tercatat di dalam administrasi. Misalnya pernikahan di bawah tangan (siri) dan ‘pernikahan agama’,” ucapnya.
“Dikotomi antara pernikahan ‘agama’ dan negara tidak seharusnya dibiarkan terus terjadi. Selain menimbulkan masalah sosial, pernikahan agama juga menimbulkan masalah dikotomi hukum agama dan negara,” lanjutnya.
Nah, yang paling penting, Abdul Mu’ti juga ngasih tau tentang pentingnya mengeliminasi dikotomi antara pernikahan ‘agama’ dan negara. Dia bilang, itu bisa bikin masalah sosial dan bikin ribet urusan hukum agama sama hukum negara, bro. Jadi, harus dicari solusi yang paling bener buat semua pihak.
KUA Untuk Semua Agama
Menag Yaqut Cholil Qoumas, alias Menag, Dia ngomongin soal rencana KUA yang bakal jadi tempat nikah semua agama. Katanya, dia mau bikin gampang buat warga non-Muslim, bro.
“Selama ini kan saudara-saudara kita non-Islam mencatatkan pernikahannya di catatan sipil. Kan gitu. Kita kan ingin memberikan kemudahan. Masa nggak boleh memberikan kemudahan kepada semua warga negara?” ujar Yaqut di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, 26 Februari 2024.
Nah, menurut dia, KUA itu kayak etalase buat Kementerian Agama. Kementerian Agama, buat dia, tuh kementerian buat semua agama, bro.
“KUA juga memberikan pelayanan keagamaan pada umat agama non-Islam,” lanjut Yaqut.
Dia juga bilang, lagi bahas soal prosedur nikah di KUA buat semua agama. Mulai dari mekanisme sampe regulasinya lagi dipikirin mateng-mateng. Jadi, nantinya semua bisa diatur dengan jelas dan adil buat semua pihak.