PERKI: 80 Persen Penyakit Jantung Bisa Dicegah
Jumat, 07 Oktober 2022 12:37
Reporter : Antara
(Foto: ant)
Jakarta - Ketua Umum Perhimpunan Dokter Spesialis Jantung Indonesia (PERKI) dr. Radityo Prakoso, SpJP(K) mengatakan meski masih menjadi penyebab kematian utama di dunia, 80 persen penyakit jantung sebenarnya dapat dicegah.
"Penyakit jantung menjadi salah satu isu
kesehatan utama di Indonesia. Namun, 80 persen dari penyakit jantung bisa
dicegah," kata Radityo.
Lebih lanjut, Radityo menambahkan, kematian
akibat penyakit jantung secara global mencapai 18,6 juta setiap tahunnya. Angka
kematian ini diperkirakan meningkat menjadi 20,5 juta pada 2020 dan 24,2 juta
pada 2030.
Adapun penyakit jantung bermacam-macam, ada
berupa gangguan terhadap pembuluh darah jantung, gangguan ritme jantung,
penyakit jantung bawaan, penyakit katup jantung, kelainan otot jantung,
perikarditis, hingga tumor jantung.
Radityo memaparkan, di antara penyakit jantung,
penyakit jantung koroner berkontribusi terhadap persentasi kematian tertinggi
di dunia. Kontribusinya sebanyak 8,9 juta terhadap kematian pada 2019.
Di Indonesia, penyakit jantung menduduki
peringkat kedua sebagai penyebab kematian terbanyak. Pada 2021, penyakit
jantung juga menduduki peringkat pertama sebagai penyakit yang membebani
anggaran Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) paling tinggi.
"Maka dari itu, langkah pencegahan menjadi
penting," kata dokter lulusan Universitas Indonesia tersebut.
Ia melanjutkan, terdapat tiga level seseorang
bisa melakukan pencegahan penyakit jantung lebih dini.
Pertama adalah pencegahan primer, dimana
pencegahan dilakukan ketika seseorang masih sehat. Lalu, pencegahan sekunder,
dimana pencegahan dilakukan ketika seseorang baru saja sakit; serta pencegahan
tersier dimana pencegahan yang dilakukan ketika seseorang sudah mengalami
disabilitas.
"Pencegahan juga membutuhkan peran semua
pihak. Edukasi memerlukan media massa untuk disebarkan ke masyarakat. Misalnya
bagaimana hipertensi merupakan silent killer, karena tidak ada
gejala, ini edukasinya penting," kata Radityo.
Lebih lanjut, pemerintah melalui Kementerian
Kesehatan RI juga telah menetapkan ada enam jenis transformasi yang akan
dilakukan, yakni transformasi Layanan Primer, Layanan Rujukan, Sistem Ketahanan
Kesehatan, Sistem Pembiayaan Kesehatan, SDM Kesehatan, dan Teknologi Kesehatan.
"Kemenkes juga bekerja sama dengan semua
pihak dan perhimpunan dokter untuk memenuhi pelayanan jantung di Indonesia.
Harapannya adalah untuk menurunkan angka kematian (akibat penyakit jantung).
Saat ini, fokusnya masih di jantung koroner, walaupun masalah jantung yang lain
juga tidak kalah penting," ujar dia. (ant)