"Penggunaan AI Dalam Pembuatan Hoaks Meningkat: Peringatan Terkait Deepfake Video Jokowi Berbahasa Mandarin"
Jumat, 27 Oktober 2023 10:11
Reporter : Tim Digo.id
Foto: Presiden Joko Widodo Resmikan Bandar Udara Mentawai, Kep. Mentawai, 25 Oktober 2023. (Tangkapan Layar Youtube Sekretariat Presiden)
Jakarta, DIGO.ID – Penggunaan Artificial Intelligence (AI) dalam pembuatan hoaks semakin mengkhawatirkan, seperti yang terjadi dalam kasus video yang menampilkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) berpidato dalam bahasa Mandarin. Video ini merupakan contoh nyata penggunaan teknologi deepfake AI.
Direktur Jenderal Aptika Kementerian Kominfo, Semuel Abrijani Pangerapan, mengungkapkan bahwa video tersebut sebenarnya telah ada sejak tahun 2015, namun kemudian diedit dengan menggunakan AI untuk menciptakan kesan bahwa Jokowi sedang berbicara dalam bahasa Mandarin. Video asli ini ditemukan dalam kanal YouTube The U.S.-Indonesia Society (USINDO) pada November 2015.
Semuel memperingatkan masyarakat untuk lebih berhati-hati terhadap penggunaan AI dalam konten negatif, mengingat teknologi AI semakin berkembang dan sering digunakan untuk tujuan yang merugikan.
"Mengingatkan sudah dimulai digunakannya AI dalam menciptakan hoaks," kata Dirjen Aptika Kementerian Kominfo, Semuel Abrijani Pangerapan, dalam Konferensi Pers Awas Hoaks Pemilu, Jumat (27/10/2023).
Selain itu, Priyagus Widodo, seorang pengamat hukum dan pengacara, juga memberikan peringatan kepada masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam menilai konten yang sensitif dan berpotensi merugikan. Ia menekankan bahwa Indonesia perlu mengembangkan kemampuan di bidang digital dan siber, sebagaimana yang telah dilakukan oleh Singapura yang memiliki "Angkatan Keempat" yang fokus pada bidang digital dan siber.
"Penting untuk dicatat bahwa di Singapura sudah ada angkatan keempat. Selain AD, AL, dan AU, mereka memiliki Angkatan Cyber. Mereka telah membentuk angkatan keempat yang fokus pada bidang digital dan siber. Di setiap instansi, kemampuan digital yang dapat menangani hacker telah disatukan dalam departemen yang bertanggung jawab membangun kemampuan di empat bidang utama: komando, kontrol, komunikasi, dan komputer, serta intelijen," kata Priyagus Widodo.
Ini menegaskan pentingnya meningkatkan pemahaman dan kemampuan dalam menghadapi perkembangan teknologi, terutama yang berhubungan dengan AI dan konten digital yang dapat dimanipulasi. Selain itu, penguatan kemampuan siber dan kesadaran akan hoaks menjadi aspek penting dalam mengatasi tantangan di era digital saat ini. (uc/khn).